Keluarga gue dan keluarga Kevin memutuskan membuat acara pernikahan biasa. Tapi acaranya hanya mengundang orang-orang terdekat kami saja.
Gue berharap Fajar bisa datang, dan gue berharap dia gak marah lagi sama gue. Gak ada alasan untuk kembali dengan Fajar, sekarang cuma Kevin yang gue inginkan menjadi ayah dari anak-anak gue kelak.
Degdegan juga ternyata, apalagi udah didoain jadi Nyonya Sukamuljo gimana gak makin dagdigdug. Sedangkan Kevin cuma ketawa-ketawa aja kalau ngeliat gue.
"Mas, kamu kok gak gugup sih? Ini aku keringat panas dingin ya ampun." tanya gue ke dia yang santai aja di kursi ruang tamu.
"Kalem aja sayangku, jangan dibuat beban. Aku seneng aja ngeliat kamu, makin cantik." kata Kevin sambil menatap gue.
Tiba-tiba dia ngeluarin handphonenya dan mengarahkan ke arah gue.
"Lagi gak mau di foto!" elak gue
"Bentar deh, buat aku koleksi aja kok bukan buat di upload. Sini— 1, 2, 3! Tuhkan cantik banget, apalagi fotografernya Kevin Sanjaya." kata dia sambil memuji dirinya sendiri.
Bisa banget dia bikin mood gue jadi bagus lagi.
Semoga kamu selalu menjadi Kevin yang aku kenal ya, yang selalu ada.
"Nah gitu Nat senyum, Your smile is my favourite." gombal Kevin
Otomatis gue senyum lagi, dan ujung-ujungnya malah ketawa gara-gara gombalan dia yang receh tapi berguna banget balikin mood gue.
❤❤❤
Nah jadi acaranya udah mau mulai, tamu undangan udah banyak yang dateng. Koh Sinyo sama Ci Agnes, Rian dan Hana udah duduk di bangku depan. Coach Aryo sama coach Henry dan yang lain lagi pada jalan dari belakang.
Gue agak gemeteran karena gak nyangka sekaligus gugup banget. Ayah ngegenggam tangan gue, berusaha menenangkan gue.
"Tarik napas dulu, tenangin diri kamu Nat." suruh Ayah ke gue
Gue gak ngerespon apapun, kecuali satu hal— Ginting datang sama Jane? Demi apa?
Bahkan baju mereka couple-an dan senada banget. Gue gak berhenti merhatiin mereka berdua yang kelihatan bahagia banget.
Sumpah, gue gak habis pikir. Florencia dia kemanain? Maksud gue— iya gue tau mereka berdua putus. Tapi gue gak nyangka kalau Ginting ngegandeng Jane yang notabenenya pacar Jojo?
Sampai sakit kepala gue mikirin mereka dalam hati kayak gini.
"Kok Jane sama Ginting?" tanya gue saking penasarannya.
Dan demi Tuhan, Jojo datang ke pertunangan gue dan Kevin tanpa pasangan, alias dia datang sendiri.
Acara bahkan mau di mulai dan Fajar benar-benar gak datang? Rasanya kayak mengganjal aja, kayak dia masih marah sama gue.
Tiba-tiba dua orang saling bergandengan tangan jalan bersama dengan warna baju senada sambil menebarkan senyuman bahagia.
Fajar dan Florencia...
Ayah makin erat menggenggam tangan gue. Rasanya mau nangis, terharu. Fajar datang ke acara pernikahan gue dengan pasangan barunya.
Fajar senyum ke gue sambil mengacungkan jempol ke arah gue.
Gue rasanya bahagia ngeliat dia bahagia juga, setidaknya gue tenang karen udah ada orang yang bisa menjaga Fajar saat gue benar-benar menjadi pasangan sah Kevin.
Tapi satu hal yang menjadi pertanyaan besar dipikiran gue—
Dulu, alasan Fajar mengakhiri hubungan kita adalah keyakinan kita yang berbeda.Dan bolehkah gue bertanya lagi, kenapa Fajar sekarang memilih Florencia?
Bukannya gue cemburu, tapi gue penasaran kenapa Fajar memilih jatuh ke lubang yang sama?
Atau sebenarnya— dulu alasan dia mutusin gue bukan hanya karena agama?
Pertanyaan serba bercabang muncul di otak gue.
Gue senyum ke arah dia. Banyak hal yang gak disangka bisa terjadi. Tapi satu hal yang sekarang gue syukuri, ada Kevin yang mau menerima gue dengan semua kekurangan dan keanehan dari diri gue.
Acara pernikahan gue dan Kevin berjalan dengan lancar dan khidmat, kami pun saling mengucapkan janji pernikahan.
Rasanya waktu Ayah mengantarkan gue menuju Kevin, perasaan gue gak karuan. Masih gak nyangka, Kevin menjadi pelabuhan terakhir gue.
Apalagi kak Greys berinisiatif bikin game berpasangan. Kasihan Jojo yang tiba-tiba jadi jomblo lagi.
Ada yang mau jadi pasangan Jojo?
Gue juga mau sih. Tapi inget yang di sebelah udah melototin buat gak ganjen sama cowok lain.
"Udah jadi istri aku, gak usah ganjen atau genit sama brondong ya kamu." kata Kevin ke gue
"Posesif amat sih mas, aku lebih suka kamu kok." balas gue
"Ayo foto bersama dulu semuanya!" panggil fotografer yang memang sudah kita sewa.
Abis salaman dan games, kita semua siap-siap buat foto bersama.
"Selamat ya Nat, semoga langgeng dan bahagia terus." kata Fajar ke gue
"Vin, jagain Natal dengan baik ya. Awas kalau nyakitin dia, inget gimana lu berjuang buat dapetin dia." kata Fajar ke Kevin.
Ketika mantan ngasih selamat dan doa, sambil ngegandeng pasangan barunya di acara mantannya.
"Makasih Jar, kamu juga bahagia terus ya, cepat nyusul hehe." balas gue.
"Vin, boleh gak gue peluk Natal sekali?" tiba-tiba Fajar izin kayak gini ke Kevin
Gue syok mendengar pertanyaan Fajar dan gue ngelirik ke Kevin bentar. Dia juga kaget tapi akhirnya dia senyum dan ngangguk.
Fajar meluk gue!!!!!
Ya Tuhan gue gak bisa buat gak nangis.
Maaf ya Vin Flo, Fajarnya meluk gue dulu. Pelukan perpisahan sebelum gue resmi jadi istri orang.
"Maafin aku Jar, dari dulu aku selalu nyakitin kamu. Semoga kamu bahagia sama pasangan kamu sekarang." kata gue ke dia.
Dulu selalu bermimpi kalau gue bisa tunangan kayak gini bareng Fajar, tapi yang namanya bukan jodoh gak bisa dipaksain. Kita punya jalan masing-masing.
"Tal, dari dulu aku tau kalau Kevin bisa menjaga kamu lebih baik dari aku. Semoga kamu selalu bahagia, dan bisa menjadi Nataleea yang menjadi berkah bagi orang-orang."
Gue makin nangis pas Fajar ngomong gitu. Masalahnya, Fajar adalah orang yang bikin gue sadar dan lebih menghargai hidup gue.
"Dan satu lagi— seperti yang selalu aku bilang— aku akan selalu mencintai kamu Nataleea."
Setelah itu Fajar melepaskan pelukannya dan turun dengan Florencia.
"Nat, kamu gak apa-apa kan?" tanya Kevin khawatir.
Dia selalu khawatir kalau gue habis ketemu Fajar. Apalagi barusan gur sampai menitikkan air mata.
"Aku gak apa-apa mas, aku cuma lega aja." balas gue
"Fajar— bilang apa?" tanya Kevin
Gak mungkin kan gue bilang dia akan selalu mencintai gue? Bisa berantem dah.
"Dia bilang semoga aku selalu bahagia, dan dia juga bilang kalau dia tau bahwa kamu bisa menjaga aku lebih baik daripada dia." jelas gue
Kevin senyum, dan merangkul gue. Dia mencium kening gue dengan lembut. Dan gue juga mendengar teriakkan heboh dari bangku tamu.
Apalagi waktu Kevin nyium bibir gue.
"I love you for today, tomorrow and Forever Nat."
We never know what will happen in our life.
And I believe if Kevin be the best one from God.
FIN
KAMU SEDANG MEMBACA
Athlete [Kevin Sanjaya]
Fanfiction#Badmintonseries 16+ Dia adalah si tengil dan menyebalkan di lapangan. Tapi dia adalah orang yang paling jahil, pengertian sekaligus posesif. Kadang juga dia jadi bucin. Related to another athlete series ©2018, oneflowerisme