Memasuki bulan Desember selalu excited, apalagi ini kandungan udah masuk sembilan bulan. Beberapa hari ini sama Kevin lagi rajin hias rumah dan bikin pohon Natal mini. Gak sabar buat menunggu si baby. Gue dan Kevin memutuskan buat gak mengetahui jenis kelaminnya, biar kejutan. Jadi segala perlengkapan nyari yang warnanya unisex.
"Vin, abis lahiran aku pengen liburan deh." kata gue
Kevin yang baru menyelesaikan bungkus kado langsung menengok ke gue.
"Kemana? Jangan jauh-jauh kasian baby-nya masa ditinggal maminya."
"By the way aku gak mau dipanggil mami ah."
"Ya terus mau dipanggil apa dong sayang?" tanya Kevin yang greget
Gue senyum, "Abah ambu lucu juga ya hehe." canda gue
Maklum dulu suka banget baca cerita Kabayan. Jadi sering tergiang-ngiang panggilan uniknya.
"Nat... "
"Hehe iya becanda, Mamah Ayah aja?" tanya gue
Dia menggelengkan kepala, "Mamah papah aja udah. Lanjutin yang tadi, kamu mau liburan kemana?"
"Korea boleh gak? Nanti kok kalau baby-nya udah agak gedean dan kamunya gak ada jadwal turnamen dan lain-lain." tutur gue meyakinkan
Kevin menatap tajam ke arah gue. Gue balas dengan kekehan karena dia serius banget.
"Haha santai dong kamu, aku becanda. Itu cuma rencana doang kok." lanjut gue
"Kalau kamu mau liburan boleh Nat, tinggal ke Cipayung." kata Kevin datar
Ngapain?
"Apaan bosen, ngapain kesana. Ajakin aku jalan-jalan kek, belanja kek, apa aja gitu." kata gue kesal
Kevin malah ikut duduk sebelah gue dan megang tangan gue.
"Bebas, lusa Natal. It's your birthday, our Wedding anniversary, anything you want– I would give it to you." kata Kevin
Gue yang awalnya cengegesan langsung diem. Masih mencerna kata-kata Kevin, sampai gue sadar maksud dia.
Gue bahkan lupa kalau pas Natal itu ulang tahun gue sekaligus anniversary gue sama Kevin. Mau nangis banget, terharu sama Kevin yang bikin semuanya indah.
"Kok nangis?" tanya Kevin bingung
Ya gimana lagi hamil gini sensitif banget, sedikit-sedikit nangis. Padahal dia gak ngapa-ngapain.
"Mau peluk huhu." pinta gue
Kevin langsung meluk gue, sambil ngusapin punggung gue mencoba biar gue gak nangis lagi.
"Ini nangisnya karena sedih apa seneng sih mah?"
Gila, makin nangis gue. Antara terharu sama ngakak dipanggil 'mah' for the first time sama Kevin. Mana baby-nya langsung garcep responnya.
"Huhu anak kamu bergerak terus kalau kamu ada." ujar gue
Kevin malah ketawa-ketawa, terus ngelus perut gue yang gede ini.
"Sabar ya, bentar lagi ketemu papah nih jagoan. Mamah juga gak sabar ketemu kamu." kata Kevin ke perut gue
Bayinya aktif banget kalau ada Kevin gerak terus, sampai geli gue rasanya.
Dulu gue pikir gak akan mungkin Kevin selembut ini. Ya gimana, semua orang tau dia tengil abis dan jahil. Tapi untungnya dia tau gimana harus bersikap. Bikin gue makin sayang sama dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Athlete [Kevin Sanjaya]
Fanfiction#Badmintonseries 16+ Dia adalah si tengil dan menyebalkan di lapangan. Tapi dia adalah orang yang paling jahil, pengertian sekaligus posesif. Kadang juga dia jadi bucin. Related to another athlete series ©2018, oneflowerisme