aku telah membunuh seseorang
tak peduli seberapa keras kamu melarangku
tak peduli seberapa kuat kamu mendekapku
tak peduli sederas apa air matamu mengalir
aku tetap pergi
pergi ke sana dan membunuh yang tengah berdiri dengan pongahnya
menghadapku
menatapku tajam
menantangkukamu tahu bahwa aku sebenarnya memanglah tak bersalah
menusuk setiap inchi lekuk tubuh yang menjulang tinggi di hadapanku
jangan paksa aku
aku masih ingin membunuhnyakatamu... dia adalah aku
dan aku adalah dirinya
lantas jangan tanya mengapa aku membunuh diriku sendiri
aku hanya benci dengan diriku
katakan saja bahwa dia dan aku adalah kombinasi apik dari sebuah kesalahan
maka dapat kupastikan bahwa kamu senang membawa penggaris panjang dan menghantam semua bagian tubuhkukatamu... kehidupan akan selalu berwarna
meski banyak warna kelabu
meski seluruh detik kehidupan diselimuti dengan warna kelam
setidaknya itu masih masuk ke dalam daftar warnasayangnya aku
merasa buta akan warnakini aku sudah selesai dengan urusanku
dan kamu masih menatapku kecewa
aku tersenyum menatapmu
mencoba membuatmu mengerti akan semua pikirankusekarang aku memberimu dua pilihan
mencoba mengenalku dari awal
atau
membunuh diriku yang masih tersisa
------------------
salamku,
dariku yang sedang mencuci tangan
KAMU SEDANG MEMBACA
Perspektif Imaji
ŞiirHanyalah bagaimana caraku memandang dunia dari kacamataku Copyright© 2018 by Deka