Part 6

57 1 0
                                    

Hari-hari selanjutnya aku mulai seperti biasa, tidak terasa aku sudah 2 minggu bersekolah di sini, setelah kemarin aku bertemu dengan ketua osis yang belagu di sekolahku, tak banyak berubah layaknya sekolah pada umumnya. Aku di tempatkan di kelas 1 mipa 1, berseblahan dengan kelas 2 mipa 1, kelas di mana banyak anak-anak bandel tapi yang aku herankan mereka berprestasi contohnya saja ketua osisku siapa namanya Ray ya ray, dia selalu menjadi ketua dalam segalah hal terutama ketua dalam perang membolos pelajaran, tapi kenapa dia di pilih menjadi ketua osis ? itu pun yang ku pertanyakan sampai sekarang ini.

"Shilla mau ke kantin nggak ?"
"ahh apa ra ? kataku yang menghentikan lamunanku"
"lo ngelamun mulu sih, mikirin apa sih, lo mau ke kantin nggak ?"
"Ohh yaudah yuk kekantin"

Rara, dia adalah teman pertamaku dan teman sekelasku, kita berkenalan saat ospek dan yang tidak ku sangka dia juga berada sekelas denganku.
————————————————————
Kantin sekolah ku lihat sangat sepi, Ra ko kantin sepi ya ?
"nggak tau shill, mungkin lagi pada di lapangan"
"Ahh ngapain di lapangan ra ? emang ada acara apa ?"
"Nggak tau, katanya kak ray lagi main basket di sana"
"Lah terus ?"
"Lo pea atau gimana, otomatis anak-anak pada ngeliatin lah apalagi yang perempuan udah pada jerit-jerit kali"
"Helehh, apa bagusnya sih ngeliatin gituan, udah ah gua pesen bakso dulu"

Aku pun berlalu meninggalkan Rara yang sedang memesan gado-gado.
"Mas baksonya satu ya, nggak pakai daun bawan terus mienya di banyakin aja, saya duduk di pojok dekat pintu masuk mas"
"Siaap mbaknya, di tunggu ya"

Aku duduk di depan rara yang sedang memainkan gedgetnya, eh Shill noh kak ray dateng.
"Ya terus, hubungannya sama gua apa ? ini kan kantin untuk umum."
"Itu juga gua tau, tapi ko dia ke arah bangku kita sih"

aku baru saja mau berbalik, orang yang di bicarakan itu sudah duduk tepat di sampingku.
"Ngapain duduk di situ ?"
"Mau makanlah apalagi"
"Kan banyak bangku kosong, ngapain harus duduk di sini"
"Makan sendirian nggak enak, makanya gua duduk di sini"
"Mbaknya ini baksonya" kata mas penjual bakso.
"Makasih pak, tau aja saya udah lapar habis main basket" Kata ray dengan santainya dan melahap bakso punyaku"
"Rayy itu punyaku"
"lo pesan aja lagi, gua udah lapar"
"Udahhlah Shilla biarin aja, sabar, mau gua pesenin ?"Kata rara"
"Uhuk uhuk, nama lo siapa ?"
"Nih minum, makanya kalau makan tuh pelan-pelan keselekkan lo, ngk usah ra gua udah kenyang liat nih bocah"
"Ulangin nama dia siapa ?" katanya kepada rara
"Namanya shilla kak, Shilla Nuraga Darken, emang kenapa kak ?"
"Nggak, udah nih buat lo gua udh kenyang, dan dia berlalu begitu aja"
"WTF, sumpah itu anak ngeselin banget udah makan punya orang nggak berterimakasih pergi nyelonon begitu aja, tau ah ra gua mau ke kelas."

————————————————————
Jam sudah menunjukkan pukul 15.30 pertanda bahwa proses pembelajaran telah selesai, banyak anak-anak berhamburan keluar kelas dan bergegas kembali ke rumahnya, termasuk ray dan shilla.
Shilla seperti biasa menunggu bus di halte depan sekolahnya.
Huft, Mendung ya, semoga aja busnya datang sebelum hujan turun.
"mau ikut sama gua ?"
"Lo lagi, nggak usah makasih"
"yaudah, bentar lagi hujan turun, lo yakin gk mau ikut ?
Shilla menatap langit di atasnya benar apa yang di katakan ray, udah mulai gerimis, aku hanya mengigit bibir bawahku"
"Mau nggak ?"
"Mmm, yaudah. Terus kita naik apa ?"
"Udah sini ikut gua" kata ray dan mengandeng tangan shilla ke belakang sekolah".
Shilla hanya menatap ray yang menariknya seperti anak kecil, ray sebenarnya ganteng kalau di perhatiin tapi dia nyebelin dan perhatian, seutas senyum mengembang di bibir shilla."

"nah kita naik ini" kata ray dengan santai menunjuk sepedanya.
"gua duduk di mana ?"
"Disini, duduknya nyamping" katanya nunjuk kerangka sepeda depan"
"serius ? lo yakin ?" tatapku ragu
"percaya aja sama gua"

Aku menuruti perkataannya dan ia mulai mengoes sepedanya.

"gua nggak berat kan Ray ?" tanyaku ragu
"Nggak, santai aja. setelah belokan ini kemana ?"
"Terus aja, masih lumayan jauh, lo nggak capek ?"
"Nggak, udah biasa." katanya dan berhenti di pinggir"
"Ko berhenti ?" tanyaku
"Lo turun dulu terus pakai hoddie gua ini, kupluknya di pake biar kepala lo nggak kena air hujan langsung, ini hujannya udah nggak slow"katanya sambil nyengir"
"Makasih" kataku sambil memakai hoddienya

AshillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang