11

4 1 0
                                    



Seperti biasa, Laras akan datang kesekolah pagi-pagi sekali. Disaat kebanyakan orang masih bergelung dengan selimut nyamannya, sisitulah Laras sudah menginjakkan kakinya disekolah. Kalau melihat kelas sepi tanpa siapapun sudah setiap hari Laras rasakan.

Alasan Laras berangkat pagi adalah untuk menghindari berbagai amukan orang rumahnya yang kemungkinan besar kalau diladeni bisa membuat Laras terlambat. Dan alasan lainnya karena udara pagi sangat sejuk, dinginnya angin pagi tidak seberapa dibandingkan perasaan tenang yang Laras rasakan. Seakan dengan menghirup udara pagi di tempat sepi adalah hiburan tersendiri untuknya.

Tapi rekor murid pertama yang menginjakkan kaki disekolah bukan lagi Laras mulai sekarang. Karena sosok lelaki yang mengenakan jaket army yang duduk santai di kelas XII IPA3 itu sudah memecahkan rekor baru.

Entah sejak kapan lelaki yang mengenakan earphone ditelinganya itu sudah berada disana. Awalnya Laras sedikit terkejut, namun sedetik kemudian ia langsung menormalkan ekspresinya dan bersikap acuh.

"gimana keadaan lo", suara rendah itu terasa menggema diruangan sepi itu.

"baik", jawab Laras sekenanya.

Lelaki itu melepas earphone di telinganya kemudian membalikkan badannya tepat menghadap Laras yang sudah duduk di mejanya.

"apa yang terjadi sama lo setelah sampai rumah semalam", tanya lelaki itu lagi.

Laras menegang ditempat duduknya, jangan bilang Landa melihat kejadian semalam. Ketika Laras ditampar Miora! Ah! Rasanya Laras ingin teriak.

"l-lo liat-", Laras gugup, bahkan suaranya seakan enggan keluar dari tenggorokannya.

"ya, gue lihat semuanya", jawab Landa.

Laras memejamkan matanya frustasi. Landa sudah mengetahui semuanya, kelemahan yang mati-matian ia sembunyikan dari orang lain termasuk Danial.

"terus apa mau lo sekarang, mau ngasih tahu sama semua orang?", ucap Laras.

Landa menyeringai sedetik. "enggak, kalau lo mau ngasih tahu sejak kapan dan alasan orang tua lo ngelakuin itu sama lo"

Laras kesal, Landa yang seperti es berubah jadi cowok yang menyebalkan dan ingin tahu. Dan yang diingin tahu Landa adalah hal yang gak ingin Laras beritahu orang lain.

"gue rasa ini gak ada hubungannya sama lo, jadi lo gak perlu kepo tentang kehidupan pribadi gue"

Benar! Ini sama sekali gak ada hubungannya dengan Landa. Kenapa ia harus ingin tahu tentang masalah cewek itu.

"i-itu karena-", Landa masih berpikir keras apa alasan yang bagus.

" gue gak perduli lo mau bocoron masalah gue sama orang lain atau enggak. gue tau lo bisa tutup mulut karena lo bukan cowok pengecut. Tapi kalau lo tetap ngelakuin itu, lo sama aja sama cowok pengecut lainnya", usai mengatakan itu, Laras langsung keluar kelas. Menenangkan dirinya dengan menjauhkan diri dari Landa mungkin solusi yang terbaik untuk sekarang.

Landa masih tertegun ditempatnya. Heh! Cewek yang unik.

Mengalihkan ancaman dengan serangan balik yang lebih menyakitkan. Baru saja Landa dikalahkan oleh kata-kata cewek terbully itu.

Papper umbrella (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang