Landa dan Laras sudah hampir menuju parkiran untuk pulang bersama, ketika tiba-tiba seorang cewek memanggil Landa. Dia adalah Aulia, salah satu perangkat kelas.
"Landa!", panggilnya.
Landa dan Laras berbalik hanya untuk melihat cewek berambut kucir kuda itu berlari terengah-engah mengejar Landa dan Laras.
"hah...hah..hahhh", Aulia memengang lututnya sambil mengirim banyak oksigen ke paru-parunya.
Landa menaikkan alisnya tanpa bertanya dan hanya diam sambil menunggu Aulia selesai mengatur napas.
"lo..lo...lo dipanggil Bu Hilda kekantor", ucap Aulia masih terengah.
"ngapain", tanyanya Landa datar.
Aulia berdiri tegak kemudian menaikkan bahunya, "mana gue tau", jawabnya.
Landa melirik Laras disampingnya yang sedari tadi diam. Laras mengerti arti lirikan Landa kemudian dia mengangguk.
"gue tunggu di mobil", ucap Laras.
Walaupun enggan meninggalkan Laras, Landa tetap pergi menuju kantor. Entah kenapa, sedari pagi Landa terus mendapatkan perasaan yang tidak enak. Entah apa yang akan terjadi, semoga saja bukan sesuatu hal yang buruk. Langkah Landa semakin cepat menuju kantor, berharap ia akan segera menyelesaikan urusannya dengan Bu Hilda.
Sementara Landa penuh dengan pikiran dan perasaannya, Laras kembali melanjutkan langkahnya menuju parkiran. Tapi baru beberapa langkah, sebuah tangan yang kokoh menangkap pergelangan tangan Laras kemudian menariknya menjauh kearah sudut sekolah.
Awalnya Laras terkejut, tetapi setelah melihat pemilik tangan kokoh itu, Laras lebih terkejut lagi. tangan besar yang ramping dan putih, terasa familiar dan tanpa terasa memiliki kehangatan yang telah lama ia tidak rasakan.
Kenapa Danial melakukan ini?
Ya orang itu adalah Danial, mantan yang sangat Laras cintai bahkan masih sampai pada saat ini. Tetapi sudah beberapa minggu sejak mereka kehilangan kontak, Laras pikir Danial sudah melupakannya atau yang paling parah Danial sudah bahagia dengan wanita lain.
Mungkin Julia atau cewek cantik lainnya, Laras pernah beberapa kali melihat Danial bersama dengan cewek cantik yang tidak Laras kenal dan akhirnya berpikir kalau Danial sudah memiliki pengganti nama lain dihatinya.
Setelah beberapa saat, akhirnya mereka sampai di belakang sekolah tepat di tempat paling pojok yang tidak dapat dilihat orang lain karena tempatnya cukup tertutup.
Tanpa basa-basi Danial melemparkan punggung Laras kedinding. Tatapan tajam Danial seperti mata pisau yang bisa menyayat Laras kapan saja, napasnya sedikit tidak beratur dan penampilan Danial sedikit berubah dari biasanya. Terlihat sedikit berantakan dan brutal?
Laras tidak pernah melihat penampakan Danial yang seperti ini sebelumnya. Denial yang selalu rapi dan keren, lambang dari kesempurnaan seorang lelaki yang pernah Laras kenang. Denial yang sekarang, seperti orang lain dimata Laras.
"Dan...Danial....", suara Laras terdengar sedikit serak karena gugup sekaligus ngeri. Laras tidak tahu kenapa, insting manusianya mengatakan ia harus segera perg karena yang ada di depannya saat ini adalah seorang iblis jahat.
Mendengar suara Laras yang seperti tercekik, Danial menyipitkan matanya sambil menyeringai kecil. Tatapannya seperti ada kabut tebal ketika melihat Laras. Wanita ini, wanita yang telah merubah hidupnya sedemikian parah. Menjungkirbalikkan kesadarannya dan menutup hatinya dengan dinding es yang tebal.
Semenjak Laras bersama dengan Landa, Danial menyadari kalau Laras adalah segalanya dalam hidupnya. Tidak cukup kata cinta untuk menggambarkan perasaan Danial untuk Laras, tapi lebih dari itu. Laras adalah hidupnya dan kesadarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Papper umbrella (End)
Teen FictionBagi Laras, cinta itu sabar. Ia, sabar menerima Danial menjadikannya urutan terakhir dalam segala hal.