12. ANGRY

96 7 0
                                    

"Kita duduk disini saja" Putus GM Danial, Amyra hanya menurutinya saja.

Setelah mereka telah mengambil duduk nyamannya, GM Danial pun lantas menatap damai Amyra yang sejak tadi terus saja mengumbar senyum manisnya.

"Saya tidak akan merahasiakan pertemuan ini dari Irtiza, tapi bisa kamu merahasiakan pertanyaan saya nanti dari Irtiza?" Pinta GM Danial. Sejenak terdiam, Amyra pun akhirnya menyanggupinya.

"Saya tahu, kalau kamu, dan anak saya satu sekolah dulu" Tutur GM Danial, membuat Amyra tertegun dan seketika saja bertanya-tanya didalam hatinya, "Apakah Pak Danial juga tahu mengenai bahwa dirinya dan juga Alesha didalam penculikan yang sama waktu itu? Waduh... Jangan-jangan Pak Danial ingin menanyakan jelas, tentang peristiwa penculikan itu kepada ku!"

"Apakah saya boleh tahu, bagaimana sikap anak saya saat di sekolah? Saya hanya khawatir saja, kalau Irtiza di sekolah nakal karena kurangnya kasih sayang seorang Ibu" Tanya GM Danial lanjut. Hems... Syukurlah, apa yang Amyra pikirkan berbeda dengan pernyataan yang ada.

Sejenak menghelakan nafasnya, Amyra pun lantas mulai menceritakan memori lamanya. "Anak anda adalah siswa yang sangat baik prestasinya di sekolah, ia juga baik dalam bersikap. Pak Irtiza salah satu siswa yang sangat dibutuhkan dalam pertandingan basket, baik antar sesama siswa di sekolah, maupun antar sekolah lainnya. Hanya saja Pak Irtiza memang sepertinya menghindari masa pertemanannya di sekolah. Pak Irtiza lebih sibuk bersama buku-buku bacaannya. Mmm... Dia juga terkenal karena ketampanannya. Semua orang mengaguminya, tapi sikap dingin Pak Irtiza, seakan selalu membuat orang-orang disekitarnya menjadi sungkan untuk mendekatinya. Saya tidak tahu, apa ia merasa kesepian akan hal itu atau tidak? Karena Pak Irtiza tidak pernah menunjukkannya" Cerita Amyra.

Mendengar cerita singkat Amyra itu, GM Danial pun berlalu menghelakan nafasnya. Tapi tanpa mereka sadari, tepat dibalik jendela ruang kerja Irtiza terlihat Irtiza sontak saja menghentikan langkah kakinya. Dahinya mengerut, tentu saja mempertanyakan, "Apa yang sedang Papa dan Sekretaris Amyra lakukan disana? Pembicaraan rahasia apa ini?"

"Apa saya sudah salah, karena tidak menikah lagi, sehingga tidak bisa memberikan Irtiza seorang Ibu?" Tanya GM Danial kembali.

"Pak, jangan terlalu menyalahkan diri. Saya yakin, kalau Pak Irtiza mendengar rasa bersalah Bapak ini, mungkin Pak Irtiza akan lebih tersakiti lagi hatinya. Tidak perlu Bapak memberikan seorang Ibu untuk Pak Irtiza, tapi Bapak bisa memberikan seluruh cinta dan kasih sayang Bapak kepada Pak Irtiza. Saya rasa itu sudah cukup bagi Pak Irtiza"

"Benarkah?" Seru GM Danial dengan mata berbinarnya, Amyra pun seketika saja tersenyum damai menyahutinya. "Mmm... Nona Amyra"

"Iya Pak?"

"Nanti kapan-kapan ajak Irtiza makan di restoran kecil yang tidak jauh dari sini. Nama restorannya matahari. Dulu, ia sangat suka sekali makan disana" Ujar GM Danial, membuat Amyra mengerutkan dahinya.

"Matahari? Saya dan Pak Irtiza sudah pernah kesana Pak" Jelas Amyra teringat, lucunya kali ini Ayahnya Irtiza itulah yang mengerutkan dahinya.

"Oh... Jadi kalian sudah kesana, syukurlah... Iya Nona Amyra, Irtiza itu suka sekali dengan masakan Ibu Ratih. Ibu Ratih adalah sahabat akrab mendiang istri saya. Dari Ibu Ratih itulah, Irtiza bisa mengenal Ibunya walau tiada sekalipun ia bertemu dengan Ibunya" Jelas GM Danial, Amyra pun akhirnya mengerti. Pantas saja Ibu pemilik restoran itu terlihat sangat akrab sekali dengan Irtiza.

"Pak... Kenapa disana Pak Irtiza hanya memesan bubur polos tanpa lauk menemaninya?" Tanya Amyra hendak membuang rasa penasarannya.

"Itu karena Ibunya Irtiza menyukai bubur itu"

"Oh... Begitu"

"Ya sudah, saya harus pulang sekarang" Ujar GM Danial seraya beranjak dari duduknya, begitu pula Amyra mengikutinya.

"Mmm... Nona Amyra, saya minta tolong kepada mu. Tolong untuk selalu berada disisi Irtiza. Jangan sampai membuat Irtiza terkurung dengan sikap dinginnya yang tidak pernah mengakrabkan dirinya dengan orang lain itu" Pesan GM Danial dengan membawa senyumnya, Amyra pun menyanggupinya.

"Hati-hati di jalan Pak. Selalu jaga kesehatan anda"

"Iya. Terima kasih Nona Amyra. Saya pulang" Akhir GM Danial, ia pun lantas melangkahkan kakinya, meninggalkan taman Gardenia Hotel's, meninggalkan Amyra yang tampak terpaku menatap kepergiannya, dan pula meninggalkan sejuta tanya dihati Irtiza yang sejak tadi bertahan memandangi percakapan antara Ayah dan Sekretarisnya itu.

Kring... Ponsel Amyra pun kembali berbunyi, menandakan telepon masuk, yang nyatanya dari Irtiza.

Ya... Irtiza terlihat menelepon Amyra dari balik jendelanya, ia masih menatap lekat Amyra dari ketinggian gedung Gardenia Hotel's itu. Amyra yang terlihat baru saja hendak melangkahkan kakinya meninggalkan taman hotel, tampak berlalu mengangkat teleponnya itu.

Amyra sedikit berspekulasi, kalau Irtiza meneleponnya mungkin untuk menanyakan, perihal apa yang tadi ia bicarakan dengan GM Danial? Walau tak terlihat jelas, Amyra yakin Irtiza tengah berdiri memandanginya sejak tadi.

"Halo. Iya, selamat siang Pak?" Sapa Amyra hangat.

"Ayah saya menanyakan apa ke kamu?" Tuh... Benarkan!!!

Amyra yang sejak tadi memang memeluk sikap tenangnya pun berlalu menjawabnya dengan santai pula, "Saya seorang manusia yang sangat menjaga privasi seseorang. Kalau memang ia minta dirahasiakan, maka saya rahasiakan. Maaf Pak" Terang Amyra, lucunya membuat Irtiza tertegun mendengarnya.

"Apa kamu tidak akan memberikan saya satu clue saja?" Negosisasi Irtiza. Masih bersama ketenangannya, Amyra pun menjawab "Maaf, tidak bisa Pak"

"Ya sudah, kamu bisa pulang sekarang, jangan datang ke kantor lagi di waktu libur mu, mengganggu saja!" Akhir Irtiza murka, lantas berlalu memutuskan saluran teleponnya dengan cepat.

Amyra pun berlalu menghela sendu nafasnya. Sejenak menatap jauh jendela-jendela Gardenia Hotel's, Amyra pun lantas melangkahkan kakinya, meninggalkan taman hotel, meninggalkan Irtiza yang benar-benar terlihat jengkel sekarang.

Oke... Rasa penasaran Irtiza, setingkat dewa.

BABY BREATH FLOWERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang