21. URGENT

78 4 0
                                    

Tidak pernah aku bermimpi untuk mendapatkan kisah cinta layaknya di negeri dongeng, yang aku harapkan hanya sebuah cinta sederhana yang terdapat kebahagiaan didalamnya.

**********

Pagi kembali bersenandung, menyanyikan lagu melalui kicauan burungnya, mengiramakan musik melalui alunan cerah sang mentari dan langit birunya.

Tepat di taman area gathering tampak Amyra yang sudah terlihat sehat karena peristiwa semalam tengah berdiri tenang disana. Matanya ia katupkan seraya menikmati hembusan udara pagi disana.

"Udah lama banget, aku ngga lihat dia baca buku dibawah sinar matahari pagi seperti itu" Desit Amyra dalam hatinya sesaat titik pandangnya berhenti tepat dimana Irtiza tangah duduk diatas kursi taman seraya membaca bukunya.

Amyra terpaku, kembali terhayut bersama degupan jantungnya yang terasa berdetak lebih cepat itu. Amyra bertanya-bertanya, apakah rasa itu kini benar hadir kembali?

"Amyra" Panggil sesorang terdengar sayup dan ragu. Yuna dan Yuri, ya orang yang memanggil Amyra adalah Yuna dan Yuri. Entah ingin melakukan apa lagi mereka? Tapi ekspresi sinis itu tampak menghilang dari raut wajah manis mereka.

"Iya" Sahut Amyra sembari membawa senyumnya, tepat disaat itu pula Irtiza tampak menoleh menatap lekat mereka.

"Kita... Kita, mau minta maaf Amyra, maafin kita ya karena ulah kita kemarin kamu jadi pingsan. Kita beneran ngga tahu deh, kalau kamu phobia sama ruang gelap" Ungkap Yuna merasa bersalah, begitu pula Yuri yang menganggukkan kepalanya.

Sejenak menghelakan nafasnya, Amyra pun lantas berkata, "Iya, ngga pa-pa. Sepenuhnya aku udah maafin kalian kok"

"Makasih ya Amyra, kamu ternyata memang orangnya baik, dasar kitanya aja yang iri sama kamu"

"Ya udah, kalau gitu kita masuk kedalam lagi ya"

"Iya..."

Yuna dan Yuri pun berlalu melangkahkan kakinya, meninggalkan Amyra yang kembali berlalu memutar arah pandangnya.

Tapi seketika saja ia terpaku, saat mendapati Irtiza nyatanya terlihat menatapnya sejak tadi. Amyra pun sontak berlari cepat meninggalkan area taman, meninggalkan Irtiza yang entah kenapa menarik luas senyumnya. Ada apa ini???

**********

Waktu masih menunjukkan pukul 10 pagi, acara hiburan pun sudah dimulai dari beberapa menit yang lalu. Irtiza hanya tampak berdiri memandangi para pegawainya yang berseru saat bermain sepak bola bersama, begitu juga para pekerja wanitanya yang terdengar berteriak kencang untuk memberikan semangat kepada para partnernya.

"Pak..." Panggil Kevin yang sudah berdiri disisi kanan Irtiza.

"Iya?"

"Kami kekurangan orang dalam team, ikutlah bermain basket bersama team kami Pak" Ajak Kevin, Irtiza pun seketika tampak terdiam membuat Kevin menunggu dengan cemas.

"Ya sudah, ayo" Ujar Irtiza sukses membuat Kevin melempar senyum manisnya.

"Terima kasih. Mari Pak, silahkan"

Irtiza pun akhirnya bergabung satu grup team basket bersama Kevin dan pegawai Gardenia Hotel's lainnya. Amyra terkejut saat Kevin memanggilnya dari lapangan dan memberikan isyarat bahwa Irtiza akan ikut bermain basket bersamanya. Tentu saja Amyra antusia, ia tidak akan melewatkan ini, karena butuh beberapa tahun untuk kembali menonton Irtiza bersinar di area lapangan basket.

"Jangan bersikap segan kepada saya, bermain saja dengan sportif" Pesan Irtiza, membuat semua pegawainya pun mengangguk tenang.

"Ayo, kita langsung mulai saja" Ujar Kevin. Pertandingan pun akhirnya dimulai.

Pembukaan awal cukup tenang, ya mungkin karena masih ada rasa tidak enaknya kepada Irtiza sebagai atasan mereka. Tapi lamban laun pun semua tampak memanas, apalagi disaat Irtiza dan Kevin mencetak poinnya secara terus-terusan, hingga membuat akhirnya mereka tidak memandang lagi status diantara mereka. Ya... Inilah yang diinginkan Irtiza.

Amyra yang sejak tadi hanya tampak berdiam diri tanpa ikut bersorak dengan yang lainnya, masih saja terlihat serius. Entahlah, mungkin Amyra merasa kembali lagi ke masa sekolahnya? Disaat tidak ada satupun pertandingan Irtiza yang ia lewati. Bahkan diluar sekolah pun, pertandingan Irtiza tidak luput dari catatan jadwal dinote Amyra.

Hingga tanpa terasa pertandingan pun usai, Amyra yang masih terdiam dikejutkan oleh Kevin yang menyikut sikunya, membuat Amyra akhirnya terbangun pula dari keseriusannya itu.

"Aku perhatiin, kamu fokus banget Ra? Lihatin pertandingannya atau lihatin Irtiza?" Jahil Kevin.

"Sssttt... Kalau yang lain ada yang dengar, gimana? Udah sana, pergi" Geram Amyra mendorong kuat tubuh Kevin, Kevin hanya tertawa geli karenanya.

"Ehng... Pak" Seru Kevin saat melihat Irtiza tiba-tiba saja datang menghampiri Kevin dan Amyra.

"Terima kasih karena sudah mengajak saya bermain. Saya jadi teringat masa sekolah saya dulu" Ucap Irtiza seketika saja membuat Amyra dan Kevin saling lirik kaget. Amyra termenung, jika Irtiza mengingat masa sekolahnya, apa mungkin ia mengingat Amyra, Alesha dan kejadian itu?

Krring... Ponsel Irtiza pun tiba-tiba saja berdering, entah dari siapa telepon itu? Tapi Irtiza sesegera mungkin mengangkatnya.

"Halo" Sapa Irtiza. "Iya-Iya. Saya akan pulang segera" Akhir Irtiza berlalu mengakhiri teleponnya.

"Amyra..."

"Iya Pak"

"Apa kamu bisa ikut pulang bersama saya? Ada pertemuan mendadak dengan pihak Star Resort siang ini, karena setelah rapat dia akan segera berangkat pulang" Jelas Irtiza.

Tanpa berpikir panjang lagi Amyra pun menyanggupinya, akhirnya ia dan Irtiza pun berlalu pergi, tanpa memberitahu pegawai yang lain, takut mengganggu hari istirahat mereka.

BABY BREATH FLOWERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang