Tokyo, Japan

1.8K 125 4
                                    

Tokyo | jinga

Yoongi berjalan menyusuri jalanan Tokyo dengan kedua tangan yang ia taruh di saku jaket tebalnya. Salju terus saja turun ke bumi, menimpa sosok lelaki mungil yang sedang berjalan seorang diri. Ini sudah lewat tengah malam, tetapi Yoongi memutuskan untuk tidak pulang ke apartemennya.

Yoongi frustasi, itulah alasan yang menyebabkan ia tidak bersantai saja di rumahnya saat ini. Ia baru saja dipecat dari pekerjaannya. Dan sekarang ia kebingungan untuk mencari cara bagaimana ia bisa hidup di kota rantau nya ini. Ia tak punya siapa-siapa dan tak punya apa-apa mulai sekarang.

Perutnya berbunyi sejak tadi, tetapi terus ia abaikan. Ia terus-terusan berjalan tak tentu arah sambil sesekali menendang salju-salju yang berada di atas tanah. Lagipula di jam-jam seperti ini banyak toko dan restoran yang sudah tutup. Ia tak akan mendapatkan makanan malam ini.

Setelah melangkah lebih jauh, Yoongi akhirnya menemukan sebuah restoran kecil yang terlihat bersinar di kegelapan malam. Yoongi mendekati restoran tersebut. Terlihat tulisan 'buka 24 jam' dalam bahasa jepang yang terpajang di depan pintu kacanya.

"Halo, permisi." ujarnya saat memasuki restoran tersebut.

"Selamat datang! Silahkan duduk di sini tuan!" seorang pramusaji segera menggiring Yoongi ke sebuah meja di dekat jendela kaca restoran. Kemudian pramusaji tersebut mengeluarkan secarik kertas dan sebuah pulpen, "Mau pesan apa tuan?"

Yoongi melihat-lihat menu yang sedari tadi terletak di meja. Ia tak punya banyak uang, jadi ia memesan sesuatu yang ia anggap murah.

"Satu donburi* dan segelas air putih saja."

"Baiklah, mohon tunggu sebentar." kemudian sang pramusaji itu pergi ke dapur untuk menyiapkan pesanan Yoongi.

Sembari menunggu makanannya datang, Yoongi melihat-lihat sekitar. Di luar, Tokyo terlihat tak terlalu gelap karena lampu-lampu yang menerangi jalan. Tumben sekali sepi, batin Yoongi. Biasanya jalanan dipenuhi dengan orang-orang yang tak ingin mengistirahatkan badannya dan lebih memilih menghabiskan waktu bersama kerabat dekat.

Mata Yoongi tak sengaja melihat seseorang yang memasuki restoran sambil melipat payungnya. Dia terlihat sangat kedinginan dan buru-buru masuk kedalam untuk menghangatkan badan. Kemudian, seorang pegawai menghampirinya dan menawarkan sebuah minuman hangat untuk orang tersebut.

"Boss, anda tampak sangat berantakan. Ini, minumlah selagi masih panas." kata sang pegawai sambil menyerahkan gelas itu. Seseorang yang dipanggil 'boss' itu mengambil gelasnya, kemudian meneguk isi dari gelas tersebut.

"Sepi lagi?" tanyanya.

Sang pegawai mengangguk, "Sepertinya orang-orang lebih memilih untuk makan di dalam rumah masing-masing. Lagipula cuaca sangat tidak mendukung untuk keluar rumah."

Sang boss mengangguk tanda setuju. Kemudian matanya tak sengaja melihat ke arah Yoongi, dan pandangan mereka berdua bertemu. Ia tersenyum lembut pada Yoongi kemudian segera menuju ke dapurnya.

Yoongi tertegun, jarang sekali ada orang mau tersenyum kepadanya. Karena Yoongi itu sangat pendiam dan juga bisa dibilang anti-sosial, banyak orang yang tak ingin berdekatan dengannya. Tetapi, orang tadi?

Setelah terdiam beberapa saat, Yoongi tersadar ketika sebuah mangkuk diletakkan di atas mejanya. Yoongi melihat seorang pelayan berdiri di hadapannya sambil tersenyum, kemudian pergi setelah meletakkan segelas air pesanan Yoongi.

𝖆𝖎𝖗𝖕𝖑𝖆𝖓𝖊 ¦ bttm yoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang