Istanbul|Kookga
Yoongi menyeret kopernya dengan sedikit kesusahan. Sang kekasih dengan santainya malah menambah beban bawaannya dengan menitipkan tasnya pada Yoongi. Yoongi mengumpat dalam hati. Jika kekasihnya itu tidak tampan, ia akan segera menginjak-injak wajahnya yang menyebalkan dan pergi meninggalkannya dengan Taehyung.
"Kook-ah, tidak bisakah kau membantuku?" sindir Yoongi sambil terus berusaha menyeret koper. Jungkook yang sedang disibukkan dengan kegiatan mari mengabadikan pemandangan yang indah ini segera menoleh ke arah Yoongi, kemudian meringis. Ia bawa satu tas kecil yang tadinya tersampir indah di bahu Yoongi.
"Mian, hyung."
Yoongi melirik Jungkook sebal. Apa gunanya badan besar dengan otot dimana-mana tetapi hanya membawa satu tas kecil? Dasar bocah sialan.
"Kita akan langsung menuju hotel. Ingat, biaya ditanggung sendiri-sendiri. Aku tak sudi membayari bocah tak tahu diri sepertimu."
Jungkook hanya mengangguk pasrah sebagai jawaban. Memiliki kekasih seorang Min Yoongi memang harus ekstra sabar seperti ini. Dan Jungkook sudah tahu konsekuensinya sejak dulu.
🌃🌃🌃
Jungkook dan Yoongi berjalan-jalan di sebuah tempat yang dinamakan Istiklal Caddesi, sebuah jalanan yang dipenuhi dengan berbagai macam cafe, restoran, galeri seni, toko/pusat perbelanjaan, dan lain sebagainya. Sebuah tempat yang pas untuk hangout para anak muda.
"Hyung, kau ingin beli sesuatu?"
Jungkook sedari tadi hanya mengekor Yoongi yang berjalan tak tentu arah. Yoongi menggeleng, "Aku hanya ingin jalan-jalan."
"Memangnya hyung tau arah jalan kembali ke hotel?" tanya Jungkook. Yoongi lagi-lagi menggeleng. Jungkook menghela nafas. Kucingnya ini benar-benar menyebalkan ternyata.
Setelah berjalan cukup lama, akhirnya Yoongi menghentikan langkahnya. Jungkook bersyukur dalam diam, ia lalu segera mengajak Yoongi masuk kesebuah restoran tak jauh dari tempat mereka berdiri.
"Setidaknya makan dulu hyung." ujar Jungkook saat keduanya memasuki restoran sederhana tersebut. Yoongi tak menggubris perkataan Jungkook. Mereka berdua akhirnya memilih sebuah tempat duduk yang berada di dekat kolam ikan yang tersedia di sana.
"Kau mau pesan apa?" tanya Yoongi. Jungkook mengedarkan pandangannya ke seluruh bagian buku menu, mencari sesuatu yang ia anggap enak untuk dimakan.
"Aku bingung. Bagaimana denganmu?"
"Kebab saja lah." ujar Yoongi frustasi setelah melihat menu dan tak kunjung menemukan sesuatu yang ia anggap pas untuk lidahnya. Jungkook mengangguk, kemudian ia memanggil pramusaji dan mengatakan pesanannya.
"Kau pesan apa?" tanya Yoongi setelah Jungkook kembali ke tempat duduk mereka.
"Sama seperti hyung. Aku takut jika memilih yang aneh-aneh tak sesuai dengan lidahku."
Yoongi mengangguk tanda setuju. Beberapa menit menunggu, akhirnya pesanan mereka tiba. Jungkook dan Yoongi pun fokus pada makanan masing-masing.
🌃🌃🌃
"Hyung, kapan kembali ke Seoul?" tanya Jungkook sambil berjalan menghampiri kekasihnya yang sedang membaca katalog IKEA di atas kasur.
Yoongi melirik Jungkook sebentar, "Dua minggu lagi." setelah itu kembali fokus pada katalog kesayangannya.
Jungkook mendengus sebal, ia tak ingin berlama-lama di negeri orang, ia memang tipikal seperti itu. Berbanding terbalik dengan Yoongi, kucing manis nan galak ini sangat suka bepergian entah kemanapun kakinya melangkah.
"Kenapa? Sudah tak betah disini?"
Jungkook mengangguk. Tak bisa dipungkiri, ia benar-benar rindu masakan ibunya di rumah. Ia rindu mengajak Yoongi jalan-jalan walaupun hanya sekedar ke Lotte World. Harap maklum, Jungkook masih pelajar sehingga belum memiliki cukup uang.
"Yasudah, besok malam kita pulang." ujar Yoongi final yang sukses membuat kedua mata Jungkook membulat sempurna. Terlihat sangat lucu, ditambah dengan poninya yang bergoyang mengikuti gerakan 'senangnya' yang begitu heboh.
"Huh, senang sekali." cibir Yoongi sembari melipat baju yang sudah selesai ia kenakan. "Lain kali aku ajak Taehyung sajalah."
Jungkook langsung melotot mendengar nama Taehyung disebut. "Hyung! Tidak boleh!"
"Memangnya kenapa? Kau saja tak senang kuajak jalan-jalan!" sewot Yoongi. Jungkook menggeleng tak terima, "Senang-senang saja tuh!"
"Yasudah kita pergi bertiga."
"JANGANNN!!!"
Jungkook menutup mulutnya dengan kedua tangan setelah refleks berteriak dengan super kencang. Begitu pula dengan Yoongi, ia sedang menutupi kedua telinganya yang berdenyut akibat teriakan seorang Jeon Jungkook.
"Kau ini kenapa sih?! Ini jam sepuluh malam kenapa malah teriak sangat kencang?!"
"Habisnya hyung menyebalkan." bela Jungkook dengan wajah murungnya. Ia benar-benar tidak suka jika kekasihnya ini menyinggung nama Taehyung, salah satu teman mereka yang sudah Jungkook anggap sebagai musuh dalam selimut.
"Memangnya kenapa? Dia kan juga teman kita."
"Teman apanya."😔
Yoongi tersenyum menang. Menjahili kekasih bongsornya memang sudah menjadi keahliannya bahkan sejak masih dalam kandungan.
"Jangan seperti itu, aku tak suka."
Jungkook memalingkan wajahnya. Ia tahu bahwa Yoongi hanya sedang bercanda, namun hatinya tetap sakit ketika Yoongi berbicara tentang pria sialan yang dulu hampir merebut Yoongi dari pelukannya.
Tiba-tiba sepasang tangan melingkar di pinggangnya. Jungkook tidak kaget, tentu saja. Ia tahu bahwa yang sedang memeluknya saat ini adalah kekasih manisnya, ditambah dengan puppy eyes andalannya ketika sedang merajuk.
"Jungkook jangan marah~"
"Aku tidak dengar."
"Jungkook-ah~"
"Tidak mau tahu!"
"Cintaku hanya untukmu~~"
"Huekk!!"
"Oh begitu rupanya. Yasudah!" Yoongi melepas pelukannya dengan cepat. Jungkook tertawa, ia tarik kedua tangan Yoongi agar kembali memeluknya. Yang ditarik hanya menurut, walau dengan bibir yang melengkung ke bawah.
"Jangan diulangi lagi." suara berat Jungkook refleks membuat Yoongi merinding. Yoongi mengangguk, kemudian memeluk erat tubuh Jungkook sembari mendusel di dada bidang kekasihnya.
Malam itu menjadi malam terakhir mereka berdua di Turki. Dengan banyak bintang yang bersinar terang di luar sana, Jungkook dan Yoongi menghabiskan waktu mereka dengan saling berpelukan erat.
end.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝖆𝖎𝖗𝖕𝖑𝖆𝖓𝖊 ¦ bttm yoongi
Short Story- VERY SLOW UPDATE! - [bottom yoongi] ❝you're my flashlight when i'm in the darkness.❞ ©winterbreeeze 2018 - 2020