Chap 5 : 스토커처럼.

14 3 0
                                    

"You made me again"
-20.38-






Masa untuk berlibur telah habis. Sudah saatnya semua para siswa,mahasiswa dan para pekerja lainnya kembali ke aktivitas mereka masing-masing di hari biasa.

Bong Cun sudah siap untuk kembali ke kampus. Kini dia sedang menata rambutnya di depan cermin yang tidak terlalu besar yang tergantung di dinding kamar apartemen miliknya.

Bong Cun tidak terlalu suka memakai pakaian yang terlalu mencolok. Hari ini dia hanya memakai dress putih dengan kardigan rajut berwarna biru muda dan menguncir kuda rambutnya.

Di rasa siap, akhirnya Bong Cun berangkat menuju kampus dengan sepedanya.




Di sisi lain ada seorang mahasiswa yang juga sedang bersiap-siap untuk berangkat kuliah.

Jimin sedang memilih-milih baju mana yang cocok untuk ia pakai hari ini. Berhubungan ini hari pertama masuk kuliah setelah sekian lama berlibur, ia ingim terlihat bagus.

Terlalu lama memilih akhirnya Jimin hanya mengenakan kaos putih bergaris hitamnya dan mengenakan jins hitam kesukaannya. Karna yang terfavorit akan selalu terlihat bagus.

Segera Jimin berlari ke lift dan pergi ke parkiran apartemen dan pergi dengan mobilnya menuju kampus.

Yap , Jimin Holkay.

Berhubungan ayahnya adalah pemilik usaha yang terbilang cukup besar, tak heran jika Jimin memiliki banyak fasilitas yang memanjakannya.

Tapi Jimin tidak terlalu tertarik untuk menghambur-hamburkan uang. Jimin rajin menabung. Ia memiliki banyak buku tabungan yang masing-masing isinya memiliki nominal lebih dari 7 digit.

Tapi sayang nya Jimin tidak tau buat apa ia menanbung. Selama ini Jimin menanbung, tapi dia tidak tau uang yang ia tabung mau di pakai untuk apa.

Jimin adalah seorang anak yang mandiri pula. Ia pandai mengurus dirinya seorang diri. Tapi dia masih memiliki sisi random. Suak bermain-main dengan segala hal. Memiliki rasa ingin tau yang sangat tinggi, suka berkelana kemanapun yang membuatnya tertarik. Segala sesuatu yang menarik dimatanya, ia akan mentelusuri hal itu.

Cukup perkenalan Jimin yang singkat, kini kita kembali ke Bong Cun yang kini sedang berusaha mengayuh sepedanya dengan keras. Kini Bong Cun sedang berada di jalanan yang bertanjak. Perlu tenaga ekstra untuk melewati tanjakan tersebut. Dan pada akhirnya Bong Cun menyerah untuk terus menggayuh.

Bong Cun turun dari sepedanya dan mendorong sepedanya sendiri. Melelahkan memang. Tapi ini kenyataannya. Ia harus berjuang sendiri di kota orang lain.

"Aishh kenapa tanjakan ini tinggi sekali" gerutu Bong Cun mendorong sepedanya sambil menghentak-hentakkan kakinya disetiap langkahnya.

Terlalu sibuk mengomel, Bong Cun tidak sadar ada mobil yang bergerak pelan mengikuti di belakangnya. Tidak terlau dekat, tapi siapapun yang melihat keadaan ini pasti mengira bahwa seseorang di dalam mobil tersebut itu adalah seorang penguntit.

Yap benar, orang yang didalam mobil itu adalah Jimin. Ia tau gadis yang sedang marah-marah di depan mobilnya ini adalah Bong Cun. Gadis yang pernah secara tak sengaja dia peluk.

Jimin terus melaju pelan di belakang Bong Cun. Tentu saja Jimin melihat tingkah Bong Cun yang sedang mengomel sambil menghentak-hentakkan sepatu putihnya. ke aspal.

Jimin merasa geli melihat tingkah Bong Cun. Lucu menurutnya. Jimin tertawa kecil

Dan akhirnya Bong Cun sampai dipuncak tanjakan kemudian dengan gerakan cepat Bong Cun kembali naik ke sepedanya dan sekali saja ia menggayuh kini Bong Cun sudah turun dengan sepedanya yang bergerak cepat kebawah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan akhirnya Bong Cun sampai dipuncak tanjakan kemudian dengan gerakan cepat Bong Cun kembali naik ke sepedanya dan sekali saja ia menggayuh kini Bong Cun sudah turun dengan sepedanya yang bergerak cepat kebawah. Meluncur.

Jimin terkejut. Bukan karna Bong Cun cepat sekali menghilang dari hadapannya, tapi karna gadis yang tadi di ikuti nya diam-diam kini sedang meluncur menggunakan sepedanya dengan tangan yang tidak memegang stang sepeda. Bong Cun merentangkan tangannya dengan bebas.

Jimin sedikit menambah laju mobilnya. Dia khawatir ,nanti bisa-bisa gadis itu jatuh.

Tapi dugaannya salah. Bong Cun sudah berada di jalan rata. Tidak apa-apa. Ia tetap santai dan  kembali menggayuh sepedanya menuju kampus.

Jimin hanya bisa cengo.

"Bagaimana bisa?"

Jimin tertawa melihat pertunjukkan tiba-tiba dari Bong Cun

"Wah gadis itu benar-benar sesuatu"

Jimin kembali melanjutkan perjalanannya sedangkan Bong Cun sudah hilang dari pandangannya entah kemana. Pikir Jimin.




Sampai di kampus Jimin memakirkan mobilnya kemudian berjalan kaki menuju gedung. Sebelum sampai di gedung Jimin melewati parkiran khusus motor dahulu. Awalnya dia tidak peduli , sampai ia melihat ada sepeda yang tidak asing terparkir di ujung parkiran motor ini.

"Apa yang dia lakukan disini?"















To be continue....
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Uri Christian Chim Chim:3



SerendipityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang