"Every day ,every summer or winter ,every moment. You got the best of me"
-23.46-"Apa yang dia lakukan disini?"
Jimin sudah dapat menebak bahwa pemilik sepeda ini adalah Bong Cun, gadis yang tadi sempat membuat nya cengo.
Sedangkan Bong Cun sekarang berada di kamar mandi. Ia lupa tadi pagi ia tidak buang air kecil sebelum berangkat ke kampus.
Ya ampun Bong Cun, hal sekecil ini pun kau dapat melupakannya.
Bong Cun keluar dari toilet kampus, namun saat dia keluar , ia bertemu dengan sosok pria yang beberapa hari lalu memeluknya tiba-tiba.
Bukannya menyapa ataupun berteriak kaget tak percaya atau apalah itu, Bong Cun malah membalikkan badannya kemudia berjalan cepat menjauhi Jimin.
Sedangkan Jimin dari tadi masih tak bisa berhenti terkejut karna rentetan kejadian yang pemuran utamanya adalah Bong Cun.
"Aha benar dia ada disini"
Jimin senang tebakkannya benar, tapi dia bingung kenapa gadis ini berjalan menjauhinya, Jimin memutuskan untuk mengikuti Bong Cun.
Bong Cun kini sudah berlari, tidak berjalan cepat seperti tadi. Merasa Jimin mengikutinya, Bong Cun terus mempercepat larinya. Dan Jimin pun juga ikut menambah kecepata larinya.
Jimin tidak tau mengapa ia mengikuti Bong Cun, dan Bong Cun juga tidak tau kenapa ia lari dari Jimin.
Intinya Bong Cun ingin pergi jauh-jauh dari Jimin karena kejadian kemarin cukup membuatnya terkejut.
Ada seorang pria di depan kelas sedang mengotak-ngatik hpnya, merasa ada kebisingan yang mengusik pendengarannya, pria itu mendongakkan kepalanya untuk mencari sumber suara tersebut.
Terlihat Bong Cun melambaikan tangannya tinggi sambil terus berlari mendekati pria yang tengah berdiri didepan kelas. Mulut Bong Cun berbicara tanpa mengeluarkan suara sambil terus berlari, cukup jelas Bing Cun mengatakan apa.
"Tolong aku" Bong Cun meminta tolong.
"Apa yang harus kulakukan?" tanya pria tersebut.
"Ikuti saja aku" Bong Cun sudah berjarak mendekati pria yang tadi ia minta tolong.
"Hei Bong Cun!" panggil Jimin kini tengah terengah-engah karna mengejar Bong Cun.
Kini Bong Cun sudah berada di antara dua pria, satunya tentu adalah Park Jimin dan yang satunya adalah pria yang tadi.
Semuanya diam, hanya ada napas yang tersenggal-senggal dari mulut Bong Cun, gadis ini membungkukkan badannya, tangannya bertumpu pada lututnya. Semua seperti menunggu penjelasan dari Bong Cun.
Sudah di rasa baik, Bong Cub sadar sekitar begitu hening, namun kemudian
"Ehem" pria itu berdehem
Bong Cun mendongakkan kepalanya ke dua pria di samping kanan kirinya sekarang.
Bong Cun kembali menegakkan badannya. Membenarkan ikat rambutnya, menyampirkan sisa rambut yang lepas dari ikatan ke kupingnya, kemudian menyeka keringatnya.
"Perkenalkan ini Park Jihoon, kau bisa memanggilnya Jihoon" jelas Bong Cun.
"Aku Park Jimin, panggil saja Jimin" balas Jimin sambil menyerahkan tangannya, bersalaman.
"Omong-omong kau siapa nya Bong Cun?" tanya Jimin.
"Oh dia adala-" tak sempat Jihoon melanjutkan kalimatnya
"Dia pacarku, ganteng kan?" kata Bong Cun cepat.
Jihoon terkejut, kemudian menyentuh bahu Bong Cun. Menuntut penjelasan dari gadis yang tadi barusan mengaku sebagai pacarnya. Tapi Bong Cun menyikut sedikit keras perut Jihoon.
Jimin terkejut.
Lagi.
"Eh,iya" jawab Jimin sambil sedikit mengangkat bibirnya.
Dia juga bingung harus menjawab apa. Pertanyaan Bong Cun tadi itu tergolong tidak masuk akal. Tapi karna disini Jimin Juga sedang bingung, lengkap lah sudaj kesatuan orang idiot.
"Kenapa kau mengikutiku" tanya Bong Cun.
"Ah itu" Jimin bingung mau menjawab apa pada dasarnya pun Jimin juga tak tau kenapa dia tadi ikut berlari mengejar Bong Cun.
Dan pada akhirnya.
"Aku hanya penasaran, kau kuliah disini?" tanya Jimin hati-hati.
"Iyaa, memang kenapa?" tanya Bong Cun. Ah sebenarnya Bong Cub tak ingin balik bertanya, pertanyaan ini keluar dengan sendirinya.
"Tak apa, santai saja Cun-ah. Aku pergi dulu" Jimin pamit pergi karna sebentar lagi dia akan ada kelas, pergi meninggalkan Bong Cun dan Jihoon berdua.
Saat Jimin sudah hilang dari pandangan Bong Cun, ia mengalihkan pandangannya ke Jihoon. Terlihat pria itu sudah menatap Bong Cun tajam dan Bong Cun hanya bisa nyengir kecil tapi gingsul nya tetap terlihat. Mempercantik tawa Bong Cun
To be continue...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
<3
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity
Fanfictionserendipity : " sebuah kebetulan yang indah dan menyenangkan " #237 on baku