"So far away"
-18.55-----------------
Is kenapa sih aku mau aja diajak
Itu adalah kalimat yang dari tadi diulang-ulang Bong Cun, gadis ini tengah menggerutu dengan bibirnya yang terus saja bergumam-gumam kalimat yang sama dari tadi
"Kan kamu sendiri yang langsung nerima ajakanku.'kan?" kata Jimin sambil mencoba merangkul Bong Cun
Bong Cun yang tadinya marah-marah sekarang jadi diam.
Dengan lugunya Jimin bertanya "kok diam?" dengan cepat Bong Cun langsung merendahkan badannya dan mencubit perut Jimin dengan keras "ih apa sih pegang-pegang!"
Tapi Bong Cun merasa aneh dengan apa yang sekarang ia cubit "kok keras?" tanyanya polos
Yang ditanya hanya bisa tertawa "beneran gak tau itu apaan?" tanya Jimin sambil tersenyum lebar, bagaimana gadis ini tidak tau soal yang biasa orang sebut itu sebagai 'abs' ?
"Kok beda sama perutnya Jihoon?" tanya Bong Cun lagi, karna geli dengan pertanyaan Bong Cun, Jimin akhirnya memutuskan untuk kembali merangkul Bong Cun sambil mengacak kasar rambut gadis itu, gemes katanya Jimin
"Ih jangan pegang-pegang!" Bong Cun menghempas kasar tangan Jimin, sang pemilik tangan lagi-lagi hanya tertawa
Jimin meraih tangan Bong Cun kemudian menggenggam nya dengan erat. Untuk yang kali ini Bong Cun pasrah saja, tidak memberontak seperti tadi
Pemuda itu seperti sedang menarik paksa seorang gadis, karena Bong Cun melangkahkan kakinya nya pelan sekali, sedangkan Jimin selalu mengambil langkah lebar
Sadar akan hal itu, Jimin menoleh kebelakang "ah ternyata sibuk perbaikin rambutnya"
Jimin berhenti melangkah, Bong Cun belum sadar kalau tangannya sudah tidak ditarik lagi kemudian menabrak tubuh Jimin
"Ish halang-halangin jalan aja. Sana minggir!" gerutu Bong Cun. Dan dengan cepat tangan Jimin meraih tubuh kecil milik Bong Cun kedekapannya.
" jangan langsung pergi dong. Kan kita mau makan, kalau rambut nya berantakan nanti gak cantik lagi" kata Jimin sambil memperbaiki helai-helai rambut yang berantakan milik Bong Cun
"Tangan banget aja sok-sok an mata rambut. Ayo ah, udah lapar nih" omel Bong Cun membuat Jimin sedikit tersinggung
Ah, sudah lama tak ada yang mengoloknya dengan kata banget.
Terakhir kali orang yang menyebutnya banget itu..
Tidak
Jimin tak ingin membahasnya lagi dalam pikirannya
Tak ingin lagi menngingat wajahnya , bahkan namanya
Itu membuat nya, merasa terluka lagi
Melihat raut wajah Jimin berubah, gadis ini sedikit merasa bersalah
Tersinggung ya?
"Jimin.." panggil Bong Cun pelan, tapi tak dibalas oleh yang dipanggil
Jimin terus berjalan kedepan, memikirkan apa yang membuatnya merasa sakit sekarang
"Jimin" panggil gadis itu lagi
Tapi tetap saja
Tidak di respon lagi oleh Jimin
Ini tidak bisa dibiarkan
Jimin tengah berjalan sambil menundukan kepalanya, sedangkan dibelakangnya ada seorang gadis yang sedang berusaha keras menemukan sebuah cara agar mengembalikan mood pemuda didepannya ini
"Ah, aku tau. Aku sering melihatnya di drama" ujar Bong Cun. Kemudian ia langsung mengambil posisi seperti ingin berlari, karena pemuda didepannya ini berjalan dengan cepat, padahal badannya kecil. Bagaimana bisa kakinya yang pendek itu melangkah sangat lebar?
Bong Cun berlari dan berhenti tepat di depan Jimin yang masih menunduk. Ia melebarkan tangannya kemudian "Oppa.."
Seketika
Jimin tersadar akan lamunannya
Dan sekarang yang ia lihat, seorang gadis kecil yang tengah menelentangkan tangannya lebar-lebar dengan mata dipejam sangat rapat, wajahnya memerah dan pipinya mengembung
Astaga, apa yang Jimin lewatkan?
Kenapa gadis ini bertingkah se-imut ini?
Tak mau menyia-nyiakan kesempatan, Jimin langsung memeluk tubuh Bong Cun, membenamkan semua wajahnya diantara ceruk leher Bong Cun
Dan Bong Cun, keadaannya
"Bukan ini rencananya..." ucap Bong Cun pelan
To be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity
Fanfictionserendipity : " sebuah kebetulan yang indah dan menyenangkan " #237 on baku