Cuaca didaerah ini sedang tidak menentu. Terkadang kering terkadang sangat basah. Orang-orang pun harus berpikir dua kali untuk membawa payung atau tidak. Mereka hanya tak ingin terlihat memalukan karna membawa payung disaat cuaca yang panas. Panas mungkin.
Lain hal nya dengan gadis yang mengenakan topi rajut berwarna putih yang sedang menunggu giliran bis berikutnya. Tangan kecilnya sudah menggenggam erat payung biru tuanya. Gadis ini sudah siap yang kemungkinan hujan akan menerpa kotanya ini. Dia tidak peduli akan turun hujan atau sebaliknya. Dia hanya tak ingin basah kuyup nantinya.
Sambil menunggu bis berikutnya gadis ini banyak berfikir. Apa yang akan dia lakukan hari ini setelah menyelesaikan kerja paruh waktunya? Dia memiliki banyak waktu sebelum kembali pulang kerumahnya. Gadis ini sibuk menghentak-hentakkan ujung payung kepermukaan semen yang terlihat mulai terkikis akibat ulah gadis ini. Yap, gadis ini bernama Bong Cun. Lee Bong Cun. Nama yang imut menurut banyak orang ketika pertama kali mendengar nya, namanya sangat cocok dengan wajahnya. Imut.
Bong Cun sibuk dengan aktivitas nya sehingga tidak peduli akan sekitar ya saat ini. Dia tidak sadar dari kejauhan ada sebuah keributan dari gadis yang tengah meneriaki seorang pemuda yang tetap saja berjalan membelakangi gadis yang terus meneriaki nya. Ah, pemuda ini tidak peduli, dia tetap saja berjalan. Entah kenapa telinga Bong Cun mulai terusik dengan langkah kaki yang semakin mendekatinya. Spontan Bong Cun menoleh ke-kiri. Disana ada seorang pria yang tengah sedikit berlari kearahnya dengan wajah merah padam seperti menahan sesuatu. Bong Cun memiringkan kepalanya sedikit ke-kanan karena ia sekarang tengah kebingungan. Dan sekarang pemuda itu semakin dekat dengannya
" hei, ada ap-"
Hup..
Pria yang tidak dikenalinya kini tengah memeluknya. Erat, sangat erat.
Bong Cun tak berkutik. Dia hanya diam dan tentu saja Bong Cun terkejut bukan main, tapi entah kenapa tubuh Bong Cun hanya memilih diam dan kini matanya tertuju kepada gadis yang tadi berteriak. Gadis itu terdiam. Bisa Bong Cun lihat bahwa kaki gadis tersebut sedikit bergetar kemudian Bong Cun menundukan kepalanya.
" Jimin.." bisik gadis itu dengan bibir bergetar. Iya berbisik, tapi masih bisa didengar oleh dua orang yang tengah berpelukan. Bukan berpelukkan , karna ini merupakan pelukan sepihak, pihak yang lain tidak membalas pelukkannya.
" jadi namanya Jimin?" batin Bong Cun. Ia telah mengetahui nama pemuda yang tengah memeluknya sekarang.
Dia masih diam. Tidak memberontak maupun membalas pelukan pemuda tersebut. Entah kenapa Bong Cun merasa nyaman dipelukan pemuda yang dia ketahui bernama Jimin ini. Dan tentu saja gadis yang tadi berteriak itu sudah pergi menjauh.
Jimin telah sadar bahwa gadis yang tadi mengejarnya sudah pergi. Dia sedikit menoleh kebelakang untuk memeriksa keadaan.
" yah sudah aman " batin Jimin,
Kemudian perlahan memeriksa keadaan seseorang yang tadi sengaja dipeluknya. Gadis itu menundukan kepalanya, mungkin dia sedang menatap jalanan.
" dia diam saja? " Jimin bertanya-tanya dalam hatinya.
Sementara itu Bong Cun yang sedari tadi berdiri dengan bibir tertutup rapat tidak sadar bahwa dia sedang ditatap oleh pemuda yang tadi dengan tiba-tiba memeluknya.
Jimin tertawa kecil,
" hei, apakah dada bidangku ini sangat nyaman bagimu?"
Bong Cun sadar bahwa pemuda itu sedang berbicara dengannya. Memangnya dengan siapa lagi? Kalo bukan dirinya?
" yah.., maafkan aku" jelas Bong Cun sambil menarik diri jauh-jauh dari pelukan Jimin kemudian membungkukkan badannya berkali-kali dihadapan Jimin.
Jimin hanya tertawa. Kenapa bisa gadis ini yang meminta maaf?, bukannya harus nya Jimin?. Dia telah memeluk orang yang tak dia kenal dengan tiba-tiba.
Jimin kini tertawa renyah karna tingkah gadis yang tadi dipeluknya.
" hei.., Kenapa tertawa" tanya Bong Cun lugu.
Sedikit lama Bong Cun terdiam menatap Jimin yang masih tertawa sehingga matanya menghilang tenggelam oleh pipinya sambil berfikir apa yang telah ia lakukan sehingga ia tertawa begitu lama?.
Dan akhirnya Bong Cun sadar.
To be continue..
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity
Fanficserendipity : " sebuah kebetulan yang indah dan menyenangkan " #237 on baku