Chapter 1

110 8 0
                                    

Andai aku tahu, hari itu adalah hari terakhirku bertemu dengannya ....

Andai aku tahu hari itu hari terakhirku ngobrol bersamanya ....

Andai aku tahu hari itu adalah hari terakhirku bercanda tawa bersamanya ....

Brak!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Brak!

Gea meletakkan bukunya di atas meja kantin lumayan keras sehingga membuyarkan lamunan Clara.

"Hey, nglamunin apaan, sih, siang-siang gini? Sampe nggak tahu ada gue di sini." Gea cewek berkucir kuda itu menepuk bahu Clara.

"Lu, tuh, ya, selalu aja bikin gue kaget." Clara bersungut kesal.

"Ye, gue lagi yang di salahin. Lu, tuh, keseringan nglamun." Gea berseru tak mau kalah.

Dengan nada yang masih kesal, Clara tetap keukeuh nyalahin Gea. "Gue nggak nglamun. Lu aja yang hobinya bikin orang kaget."

"Awas kesambet setan kantin baru tahu rasa lu." Gea menghempaskan tubuhnya di kursi sebelah Clara. "Akhir-akhir ini gue perhatiin lu, tuh, kebanyakan nglamun. Mikirin apaan, sih?"
Gea masih mencoba mencari jawaban.

Sambil menyeruput ice cappuccino favoritnya, Clara menjawab malas pertanyaan Gea. "Gue nggak mikirin apa-apa."

Melihat respons Clara yang terlihat tak acuh, Gea tak melanjutkan lagi kekepoannya. Namun, Gea yakin ada sesuatu yang sedang disembunyikan teman satu asramanya itu. Mungkin Clara butuh waktu untuk menceritakan hal itu kepadanya.

Gea pun tak mau ambil pusing akan hal itu dan dia mulai menyantap makanan yang tadi dipesannya. Sementara Clara juga mulai asyik menghabiskan bulatan-bulatan bakso di mangkuknya yang terlihat begitu menggoda di musim hujan seperti ini.

Clara dan Gea adalah teman satu kelas. Mereka sama-sama mengenal ketika ospek mahasiswa baru satu tahun yang lalu.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, setiap tahunnya kampus Clara selalu memberikan kesempatan kepada siapa pun mahasiswa kampus untuk tinggal di asrama.

Akan tetapi, dengan satu syarat mereka harus mengikuti tes masuk asrama. Setiap mahasiswa memiliki keinginan untuk mendapatkan sebuah kamar di asrama tersebut, tetapi tentu saja yang diterima untuk tinggal di asrama adalah mereka yang ber-IQ tinggi.

Dewi Fortuna berpihak kepada Clara dan Gea tatkala mereka mengikuti tes untuk masuk asrama, yang mana membuat mereka lolos tes sehingga mereka bisa tinggal di asrama kampus.

Sebenarnya, memang pada dasarnya Clara juga Gea adalah salah satu mahasiswa berprestasi. Jadi, sudah sepantasnya mereka mendapatkan reward tersebut, hasil dari kerja kerasnya.

CLARA [ SEBAGIAN PART DIHAPUS KARENA SUDAH TERBIT ]Where stories live. Discover now