Chapter 9

21 4 2
                                    

Pagi ini Clara bisa bernapas lega.  Karena kelas pagi yang harusnya masuk jam 07.30 kosong. Dosen mata kuliah Apresiasi Musik 1, Bu Hera sedang sakit sehingga kelas diganti hari lain. Sehingga, hari ini Clara hanya masuk di kelas yang kedua nanti siang jam 2.

Clara membuka laptop kesayangannya berniat ingin membuat desain panggung untuk acara akhir tahun. Namun, belum ada sedikit pun ide terlintas di benaknya. Yang terbayang malah sosok Yoga Alexi Pratama yang memberikan dia sekantong kresek camilan kemarin sore dan saat ini ada di hadapannya.

"Kak Yoga suka sama gue? Sejak kapan?" Clara bertanya pada dirinya sendiri yang tentu dia tak kan mendapat jawaban seketika itu juga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kak Yoga suka sama gue? Sejak kapan?" Clara bertanya pada dirinya sendiri yang tentu dia tak kan mendapat jawaban seketika itu juga.

Clara terkejut ketika pintu kamarnya langsung terbuka dan tampak sosok manusia tanpa dosa dengan kucir kudanya.

"Gea. Lu bikin kaget gue aja. Ketuk pintu dulu napa?" Clara mengelus dadanya sendiri. Memegang jantungnya mungkin saja sudah lompat karena terkejut.

"Ya, elah Ra. Emangnya lu lagi ngapain, sih, sampai kaget gitu?" Gea cengengesan dan langsung menyambar camilan di kantong kresek Clara. "Gila, banyak banget persediaan lu. Tumben."

"Kemarin dikasih sama Kak Yoga."

"Kak Yoga? Temennya Kak Kevin itu?" Gea membelalakkan matanya dan langsung membenarkan posisi duduknya.

"Kok lu tauu Kak Yoga? Padahal gue baru tahu kemarin." Mata Clara menyipit menaruh curiga pada Gea.

"Ha-ha-ha. Kuper banget, sih, lu Ra. Siapa, sih, yang nggak tahu Kak Yoga? Cowok cool yang paling susah dideketin sama cewek. Lagian, kan, kalau di kampus, ke mana-mana selalu sama Kak Kevin. Sama temennya yang satunya lagi. Lupa gue namanya," jelas Gea dengan mulut tetap mengunyah potato chip favorite-nya.

"Kak Dimas, maksud lu?"

"Nah, itu lu tahu Kak Dimas. Masa iya lu malah nggak tahu Kak Yoga, sih." Gea mendorong dahi Clara pelan. "Tapi, gimana ceritanya kemarin Kak Yoga ngasih cemilan ini sama lu?" Gea melirik Clara.

"Cie, kepo lu, ya? Lu tadi ke sini mau ngapain? Baju lu juga kayak gitu." Clara malah balik bertanya.

"Oh, sekarang main rahasia sama gue. Baiklah." Mulut Gea mengatup rapat. Tapi akhirnya dia ingat tujuan awal dia tiba-tiba mendobrak pintu kamar Clara. "Oya, tadi gue mau ngajakin lu nge-gym. Turun, yuk, Ra. Kayaknya BB gue naik lagi, nih."

"Gimana gak naik. Ngemil mulu gitu."

"Ih, lu malah gitu sama gue. Buruan ayo turun." Gea menggoyang-goyangkan lengan Clara.

"Hadeh, udah sana lu olahraga sendirian. Gue mau desain buat acara akhir tahun. Udah dikasih tugas sama Kak Kevin." Mata Clara menatap lurus laptopnya yang udah masuk ke aplikasi desain.

"Lu sekarang gitu sama gue. Nggak mau cerita-cerita. Sekarang disuruh nemenin juga nggak mau." Gea cemberut.

Clara melirik ekspresi wajah Gea lalu tertawa geli. "Ya, udah ayo gue temenin." Clara menutup laptopnya lalu berganti baju.

CLARA [ SEBAGIAN PART DIHAPUS KARENA SUDAH TERBIT ]Where stories live. Discover now