Clara merasa jarum jam berjalan begitu lambat. Berkali-kali dia melirik jam di pergelangan tangannya, tetapi jarum pendek tetap setia di angka 4 sedangkan jarum panjang bertengger di angka 3.
Suasana ruang BEM membuatnya begitu panas ketika Bunga melempar pertanyaan yang dijawab Kevin dengan nada tinggi. Kini cewek itu tengah menatapnya tajam yang membuat Clara menghela napas berat.
Diam-diam, Bunga yang satu kelas dengan Yoga itu, telah lama mengetahui bahwa Yoga suka pada Clara. Itulah mengapa Bunga begitu tak suka melihat Clara, karena Bunga menaruh hati kepada Yoga.
"Jadi, mohon kerjasamanya, ya, teman-teman semuanya demi kesuksesan acara kampus kita. Kita jalanin sesuai dengan musyawarah kita tadi. Nanti jika ada yang tidak sesuai rencana, kita pindah plan B. Yang terpenting kita semua tetap kompak dan semangat. Ada yang ingin bertanya lagi? Atau mau ngasih masukan lagi?" Kevin menyapukan pandangan ke semua yang ada di ruangan tersebut secara bergantian.
"Gue keberatan kenapa Clara harus ikutan nge-design. Emangnya Yoga sama gue nggak cukup? Lagian nggak banyak juga, kan, yang harus di design?" Bunga mulai buka suara lagi dengan nada sinis.
"Udah gue sampein tadi di awal, tugas design gue serahin sama Yoga dan Clara. Tugas lu bantuin ngerjain yang lain aja. Lagian lu bendahara, cukup urusin semua keuangan aja. Jangan sampai ada penyelewengan ngeluarin duit buat hal-hal yang nggak penting." Kevin berusaha membuat nada suaranya biasa saja meski seluruh ruangan tahu, Kevin menahan amarah menghadapi Bunga.
"Clara, kan, bukan pengurus BEM. Sejak kapan, sih, anak luar ikutan jadi panitia acara akhir tahun?!Dulu-dulu nggak ada yang kayak gitu." Bunga tetap keukeuh mempertahankan pendapatnya diiringi decak sebal semua teman-temannya karena Bunga kebanyakan protes, sampai jam setengah 5 rapatnya belum selesai.
"Lu tadi ke mana aja, sih, gue ngomong panjang lebar nggak lu dengerin?" Nada suara Kevin satu oktaf lebih tinggi. "Gue ingin acara akhir tahun berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. BEM di bawah kepemimpinan gue, nggak mengharuskan panitia acara dari anak BEM semuanya. Kalau ada anak luar yang mempunyai potensi bagus untuk membuat acara kampus kita sukses, kenapa nggak? Lagian mereka juga masih mahasiswa sini bukan mahasiswa kampus lain!"
Semuanya terdiam.
"Kalau emang anak di luar pengurus BEM nggak boleh ada di sini jadi panitia, kalau Clara nggak boleh ikutan, gue juga nggak ikut. Gue keluar. Karena di sini gue juga bukan pengurus BEM."
Tiba-tiba Yoga membuka suara yang mengejutkan semuanya. Clara langsung mengangkat kepalanya setelah dari tadi dia hanya menunduk saja.
"Nggak ada yang boleh keluar dari kepanitiaan acara. Lu mau pun Clara!" Kevin menatap Yoga dengan sorotan mata tajam."Vin, lu belain Yoga karena dia temen lu, kan? Terus lu masukin Clara di sini biar Yoga sama Clara deket, karena Yoga suka, kan, sama Clara?" Mendengar kalimat Bunga, satu ruangan terkejut dan saling pandang satu sama lain.
YOU ARE READING
CLARA [ SEBAGIAN PART DIHAPUS KARENA SUDAH TERBIT ]
Romance"Kenapa lu suka banget sama senja? Nggak singkron banget sama nama lu, Aurora yang artinya fajar-matahari terbit". Clara tersenyum mendengar pertanyaan cowok yang saat ini ada di sampingnya. Menemani dirinya untuk menikmati senja. Tak ada kalimat...