Chapter 8

24 5 0
                                    


🎼 I found a love for me
Darling just dive right in and follow my lead
Well I found a girl beautiful and sweet
I never knew you were the someone waiting for me
'Cause we were just kids when we fell in love 🎼

Lagu berjudul perfect Milik Ed Sheeran mengalun indah di kamar asrama nomor 25. Sementara penghuni kamar tersebut tengah tersenyum-senyum di depan layar laptopnya. Bukan karena tugas kampus yang membuatnya seperti itu. Tapi ingatannya tak pernah lepas dari kejadian sore tadi di perjalanan menuju asrama.

☕🍵☕🍵


"Kak Yoga." Clara memecahkan keheningan di antara mereka berdua. Karena sejak sepeninggal Kevin, belum ada percakapan di antara mereka berdua.

"Makasih, ya. Kemarin udah nemuin handphoneku," Clara mengingat kejadian kemarin dengan langkah kaki mereka terus berjalan menuju asrama.

"Iya Ra. Sama-sama. Kemarin gue kebetulan lewat dan lihat handphone lu jatuh." Yoga berusaha setenang mungkin menjawab kalimat Clara.

Karena jantungnya sudah sejak tadi berdetak tak karuan. Ini pertama kalinya Yoga bisa jalan berdua dengan Clara. Yang mana setahun ini dia hanya bisa melihatnya dari kejauhan saja.

"Santai aja Kak, kalau ngobrol sama aku. Aku nggak akan gigit, kok. He-he." Clara menyadari akan tingkah Yoga. Yoga tersenyum kecut mendengar ucapan Clara.

"Ra, boleh nanya?"

"Iya, Kak boleh. Nanya apaan?"

"Desain lu dulu bagus. Gue tahu lu berbakat, tapi kenapa lu ambil jurusan musik?"

Mendengar pertanyaan Yoga, memori Clara langsung melesat teringat seseorang yang sekarang entah di mana. Namun, Clara segera menepis semua ingatan itu. Dia tak mau kalau Yoga memergokinya sedang dalam lamunan.

"Eh, hmm. Nggak apa-apa, sih, Kak. Aku suka aja dengan dunia musik. Soal desain, aku sebatas bisa. Nggak jago banget, kok. Nggak kayak Kak Yoga."

"Ha-ha-ha. Gue juga biasa aja, kok. Nggak jago-jago banget desainnya." Yoga tertawa renyah yang disaksikan Clara dan dalam hatinya gadis itu memuji ketampanan cowok yang sedang berjalan di sampingnya saat ini.

"Kalau nggak jago, kemarin nggak bakalan jadi juri waktu ospekku. Kalau nggak jago, kemarin nggak bakalan mewakili kampus buat lomba desain nasional dan membawa kampus kita jadi juara pertama."

"Lu tahu semua itu dari mana?" Yoga terkejut Clara mengetahui semua itu.

"Ha-ha-ha. Kak Yoga nggak usah kaget gitu. Kemarin Kak Kevin yang cerita semuanya sama aku." Kali ini Yoga yang menatap tawa renyah Clara dan entah untuk yang ke berapa kalinya cowok jangkung itu memuji kecantikan gadis mungil berambut panjang itu.

"Dasar Kevin. Ember banget jadi cowok. Emangnya semua anak broadcast ember gitu, ya? Terus dia cerita apalagi tentang gue?" Yoga penasaran dan matanya berbinar ingin tahu lebih jauh lagi.

"Kak Yoga mau tahu aja, apa mau tahu banget?" Clara menggoda Yoga yang diakhiri dengan tawa mereka berdua.

Sore itu begitu indah. Semburat sinar matahari yang akan terbenam begitu indah di langit senja. Dedaunan yang berjatuhan karena semilirnya angin sore menambah semarak hati Yoga yang tak mampu diungkapkan dengan kata.

Sederhana memang. Namun, bagi Yoga begitu berarti dan penuh kesan. Perjalanan dari kampus menuju asrama yang biasanya sepi, jenuh, lelah karena beban yang dia dapatkan dari kampus, hari ini begitu berbeda.

CLARA [ SEBAGIAN PART DIHAPUS KARENA SUDAH TERBIT ]Where stories live. Discover now