Jam istirahat kampus, Clara langsung melenggang ke kantin bersama Gea. Sampai di kantin, keduanya berpisah karena tujuan mereka berbeda. Gea ada janji makan siang dengan pujaan hatinya, Rian. Sedangkan Clara masih mencari sosok Kevin.
"Clara!"
Clara menoleh ke sumber suara dan terlihat Kevin melambaikan tangan ke arahnya. Terlihat juga di sampingnya Dimas tengah menyantap nasi padang dan Yoga yang selalu fokus di depan layar laptopnya.
Deg!
Jantung Clara berdegup kencang melihat sosok Yoga. Tentu ingatannya tak kan pernah lupa dengan kejadian yang menghebohkan di ruang BEM tempo hari. Apalagi semalam, Clara memang tak yakin lagu yang di request Yoga itu untuknya. Karena Yoga maupun Kevin tak menyebut namanya.
Akan tetapi, tak salah juga jika Gea menerka lagu semalam untuk Clara. Sebab, Clara adalah partner Yoga dalam hal design di acara The Golden of Art Festival akhir tahun nanti. Sementara Kevin menyebut kata "Partner" Semalam. Clara pun menguatkan hati agar terlihat biasa saja di depan Yoga dan Kevin. Dia berjalan pelan menghampiri arah suara yang tadi memanggil namanya.
"Maaf, Kak. Kak Kevin nunggu lama, ya? Baru kelar soalnya." Clara masih berdiri tegak bingung mau duduk di mana.
"Nggak, kok. Tadi kebetulan kelas gue lagi kosong terus Yoga lagi off nggak ada kelas, jadi kita langsung nongkrong di sini."
"Kalau gue juga baru keluar kelas. Laper banget makanya langsung makan." Dimas tiba-tiba ikut nimbrung sambil menyuap nasi ke mulutnya.
"Nggak ada yang nanya lu." Kevin menoyor kepala Dimas. Clara tersenyum melihat kelakuan seniornya itu.
Kemudian, ekor mata Clara melirik Yoga yang tetap istiqomah menatap layar laptopnya tanpa menyapa kehadirannya.
"Lu duduk, Ra. Kok, berdiri aja. Situ samping Yoga." Kevin melempar Yoga dengan potongan potato chip-nya. Yoga mendongak ke arah Kevin. Kevin menunjuk Clara dengan dagunya.
"Sini Ra, duduk sebelah gue." Yoga mempersilakan Clara duduk di sampingnya sembari memindahkan tasnya di kursi lain. Dimas dan Kevin yang melihat pemandangan di depannya hanya geleng-geleng kepala.
"Iya, Kak. Makasih." Clara meletakkan tasnya lalu membuka laptop.
Dalam pikirannya, Clara membandingkan sikap Yoga kemarin yang dengan santai menyapanya ketika berpapasan dia tempat gym, tetapi sekarang benar-benar kikuk, dingin seperti awal mereka berdua jalan bersama pulang menuju asrama.
"Ra, lu nggak pesen makan dulu? Kan, baru keluar kelas?" Kevin mengernyitkan kening ketika melihat Clara malah duduk manis tak berniat untuk memesan makanan.
"Ntar aja, Kak. Belum lapar, kok." Clara menyengir kuda. Bersikap sesantai mungkin di dekat Yoga dan yang lainnya.
"Kenapa jadi lu yang perhatian, sih, Vin?" Mulut Dimas memang tidak bisa direm.
YOU ARE READING
CLARA [ SEBAGIAN PART DIHAPUS KARENA SUDAH TERBIT ]
Romance"Kenapa lu suka banget sama senja? Nggak singkron banget sama nama lu, Aurora yang artinya fajar-matahari terbit". Clara tersenyum mendengar pertanyaan cowok yang saat ini ada di sampingnya. Menemani dirinya untuk menikmati senja. Tak ada kalimat...