Siang itu, mahasiswa jurusan musik yang terpilih untuk tampil di The Golden of Art Festival dari tingkat 1 sampai tingkat 3 semuanya berkumpul di ruang musik. Ruangan yang cukup luas dan nyaman serta fasilitas lengkap membuat siapa pun betah di dalam sana.
"Selamat siang semuanya. Terima kasih kalian sudah hadir di ruangan ini untuk menindak lanjuti persiapan kita tampil nanti di akhir tahun." Pak Heru memulai pidatonya. Bukan pidato juga, sih. He-he.
Semuanya terdiam, memperhatikan Pak Dosen kece yang populer di kampus ini. Entah apa yang membuat dosen satu itu begitu disukai semua mahasiswanya. Bahkan, ada gosip kalau Pak Dosen kece sedang PDKT dengan dosen cantiknya anak seni tari.
"Karena festival ini konsepnya beda dari biasanya, jadi untuk jurusan kita, saya juga ingin menampilkan yang luar biasa. Untuk mahasiswa tingkat 4 tidak diwajibkan tampil, karena kampus paham, mahasiswa semester akhir fokus pada tugas akhir masing-masing. Hanya beberapa anak saja yang ditunjuk untuk membantu tampil di band jurusan karena belum ada rekrutmen anggota baru untuk band jurusan dari tingkat 1."
"Nanti yang tidak ikut band, beberapa sudah ditunjuk untuk mendampingi anak seni tari dan anak teater. Jadi, kalian harus latihan ekstra untuk menampilkan kolaborasi yang terbaik."
"Wah, asik, nih, latihan sambil lihat yang bening-bening," celoteh mahasiswa semester 5.
"Tahu gitu gue mau dampingin anak tari. Daripada masuk di band. Butek latihan sama sesama jenis mulu," sambung yang lainnya dan diikuti tawa mahasiswa di seluruh ruangan.
"Oke. Tenang semua." Pak Heru kembali menenangkan mahasiswa yang mulai gaduh.
"Oh, ya. Informasi untuk kalian semua. Bahwa band jurusan tetap tampil dan gitaris pengganti sementara, ada mahasiswa pindahan yang nanti akan menyusul ke sini karena dia masih ada kepentingan soal administrasi. Nanti kalian bisa kenalan dengannya."
Pak Heru masih terus memberikan masukan-masukan kepada mahasiswanya perihal penampilan mereka akhir tahun nanti dan banyak juga sesi tanya jawab dengan anak didiknya.
Tiba-tiba terdengar pintu ruang musik diketuk lalu Pak Heru mempersilakannya masuk.
"Nah, ini dia mahasiswa pindahan yang akan menggantikan Rudi sementara karena dia harus bed rest." Pak Heru memperkenalkan mahasiswa tersebut.
Spontan semua mata tertuju kepada sosok berkulit putih, hidung mancung, meski postur tubuhnya tak bisa dibilang jangkung, tetapi untuk wajah, bisa dibilang di atas rata-rata. Cukup keren dan mampu memikat kaum hawa.
YOU ARE READING
CLARA [ SEBAGIAN PART DIHAPUS KARENA SUDAH TERBIT ]
Romance"Kenapa lu suka banget sama senja? Nggak singkron banget sama nama lu, Aurora yang artinya fajar-matahari terbit". Clara tersenyum mendengar pertanyaan cowok yang saat ini ada di sampingnya. Menemani dirinya untuk menikmati senja. Tak ada kalimat...