04. Alpha Smile

12.7K 2.3K 204
                                    

NOTE : Cuma mau mengingatkan.. kalian tau kan cara menghargai suatu karya, hehehe.. satu vote dan comment kalian itu sangat berharga untuk author.

Terima kasih dan Happy reading !! ^^

Alpha - Huang renjun

Matahari kembali terbit..

Untungnya hari ini aku tidak bangun kesiangan. Entah ada angin apa sehingga aku bangun lebih awal. Tapi baguslah.. setidaknya hari ini pak Yrsung tidak perlu berpikir keras tentang hukuman apa yang harus dia berikan padaku karena aku sudah merasakan semua jenis hukuman. Baiklah, teruntuk pak Yesung... aku meringankan bebanmu hari ini. Berterima kasihlah.

Setelah selesai bergelut dengan pakaian dan make up, aku pun keluar dan kamar dan segera berjalan menuju dapur ㅡAh ya, aku tidak menghabiskan waktu yang lama untuk merias wajahku. Hanya memakai make up simple, tidak seperti ingin pergi ke pernikahan dengan make up tebal sehingga aku sendiri tidak mengenali wajahku. Ohh no  !! aku sangat menghindari itu.

"Shuaa cepet jalannya bisa gak sih ? Kalau kamu jalan kayak pengantin gitu sama aja kita bakal telat entar" Sahut kak Doyoung.

Haaahhhhh, aku menghela nafas panjang. Kenapa setiap pagi aku harus mendengarkan celotehnya. Aku kesiangan ataupun tidak, tetap saja dia selalu mengomel. Terkadang aku berpikir apakah dia anak pungut ? dia anak siapa sebenarnya. Mama dan papa tidak secerewet dirinya. Arrgh menjengkelkan.

"Shua kenapa malah bengong. Cepetan sebelum kakak seret kamu ya biar cepet nyampe. Jalan ke meja makan aja leletnya kuadrat" ujarnya lagi.

"Iya kak iya yaampun ini Shua udah di kursi" kataku

"Ya kamu kan baru nyampe. Sudah, sekarang habisin sarapan kamu habis itu kita cabut ke sekolah"

"Kalian kenapa sih tiap pagi ribut mulu. Gak cape ?" Mama melotot kearah kami berdua

Sepertinya mama juga sudah muak melihat kami berdua yang setiap hari ㅡoh tidak, mungkin setiap jam menit detik selalu ribut. Meskipun hanya masalah kecil tapi tetap dipermasalahkan sampai di setiap  sudut rumah ini pun terdengar suara kami berdua. Haha.. tidak heran kalau mama cukup muak dengan kami berdua.

"Ini semua karna Shua ma" Kak Doyoung menoleh kearahku lalu menatapku tajam.

What the...... kenapa si mulut seribu ini selalu menyalahkanku ? Padahal dia yang selalu memancing keributan. Kesalahanku yang sangat kecil bahkan jika itu tidak bisa dikatakan kesalahan pun tetap ia perbesar dan jadilah masalah. Apa aku sekarang sedang dikutuk sampai aku harus mendapat saudara seperti dia ?

"Kok Shua sih yang disalahin. Kan kakak yang tiap pagi ngomel mulu. Shua diem aja" aku membela diri

"Udah udah ini kenapa malah ribut lagi. Sekarang habisin sarapannya trus berangkat ke sekolah" sahut mama

Aku pun tidak memperhatikan kak Doyoung lagi walaupun dia masih mengomel dengan suara kecil. Aku berusaha untuk terus mengunyah agar tidak mendengarkan celotehnya. Ahh telingaku rasanya ingin terbakar setiap hari pagiku ditemani dengan celotehan tidak berguna.

Setelah sarapanku sudah habis, langsung saja aku dari meja makan. Tidak lupa berpaminat dulu. Tapi kali ini aku tidak menunggu kak Doyoung. Aku sangat kesal dengan orang itu. Pagi-pagi mood ku sudah hancur karenanya.

"Oi. Yakin ga mau kakak antar ? Yakin mau jalan kaki ?" Teriak kak Doyoung dari dalam mobil yang sekarang sedang berjalan pelan ㅡsesuai dengan langkah kakiku.

Iya.. dia memang selalu pulang pergi ke kampus dengan mobil. Karena itu dia selalu mengantarku. Aisshh padahal aku sangat benci jalan kaki dipagi hari. Itu hanya akan menguras tenagaku. Tapi aku terlalu gengsi untuk menerima ajakannya. Aku sudah terlanjur marah. Bagaimana bisa aku tiba-tiba baik karena dia mau mengantarku. Aish.

Alpha | Renjun ✓ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang