30. Get along

6.5K 1.1K 22
                                    


ALPHA-HUANG RENJUN


Pagi ini, matahari lumayan bersinar terang. Menyilaukan mataku. Aku melangkahkan kaki selangkah demi selangkah menuju sekolah. Sendirian, lagi. Kak Doyoung sudah pergi ke sekolah sejak pagi-pagi sekali.

"Hei !"

Begitu sahutan yang kudengar dan juga ada tangan lain yang menarik tangan kananku dengan kasarnya. Aku menoleh —itu Renjun. Wajahnya tampak marah. Aku tidak tau kenapa akhir-akhir ini dia jadi lebih sering memperlihatkan ekspresi marah padaku dan juga lebih sedikit kasar dibandingkan sebelum-sebelumnya.

Aku hanya menatapnya bingung,

"Kamu kemarin kenapa ? berani ngobrol sama Mark. Aku sudah peringatin kamu berkali-kali. Kamu tau kan Mark itu gim—"

Aku memotong pembicaraannya.

"Renjun dengarin dulu. Sekarang Mark gak kayak yang kamu bayangkan. Gak sejahat yang kamu kira kayak dulu. Gak Ren. Dia datang buat minta maaf sama aku. Dia juga bilang mau ngebayar semua kesalahan dia di masa lalu" jelasku.

"Dan kamu segampang itu percaya sama omongannya dia ?"

"Ren. Walaupun aku bukan vampir kayak kamu yang bisa baca isi pikiran orang lain. Tapi aku tau mana orang yang tulus buat minta maaf"

Siapa sangka tiba-tiba orang yang sedang kita bicarakan itu datang dan langsung berada ditengah-tengah kami. Aku tidak terkejut dengan kedatangannya tyang tiba-tiba itu. Aku sudah biasa dengan hal seperti itu sekarang.

"Look at my eyes, Louis. Do you see ? kali ini aku gak bohong" Kata Mark.

Aku tidak tau apa yang sedang mereka lakukan tapi sepertinya Mark menyuruh Renjun untuk menatap matanya —melihat apakah dia sedang berbohong atau tidak. Jangan lupakan vampir memiliki kemampuan itu. Menembus aura makhluk lain.

Renjun tertawa keji. Rasa tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Entah apa yang dia dapatkan dari isi pikiran Mark. Si Dracula itu berbohong atau tidak. Tapi aku harap apa yang dikatakan Mark itu bukan sebuah kebohongan. Aku sangat membenci seorang pembohong.

"Kamu baru nyesal sama perbuatan kamu dulu ? Dasar gak tau diri. Gak ada gunanya kamu nyesal. Jean, Victoria dan sekian banyak orang itu sudah mati karna kamu bunuh. Victoria sudah jadi manusia sekarang. Dan Jean? Sampai sekarang kita gak tau dimana dia !" sarkas Renjun.

"Ren. Jangan gitu. Yang penting sekarang dia udah sadar sama perbuatan dia. Dia mau minta maaf. Kita gak boleh abaikan orang yang minta maaf. Ok ? sampai kapan kamu mau musuhan sama Mark. Udah ya Ren, please" ucapku.

"See ? your lil sister is defending you. Dia tetap bela kamu walaupun dia tau bagaimana sikap kamu ke dia dulu ! dari dulu dia selalu begitu. Walaupun dia gak pernah sejalan sama kamu tapi dia gak pernah berniat buat bertindak jahat ke kamu. Kamu memang definisi kakak paling buruk yang pernah ada"

Mark hanya terdiam,

Aku maju selangkah tepat sejajar dengan posisi Mark sekarang —"Sudah Ren, lupakan aja gimana jahatnya dia dulu. Yang penting sekarang dia sudah nyesal karna itu. Dan masalah Jean dimana. I hope we will meet her, soon" ucapku.

Renjun menghela nafas, —kemudian dia terdiam. Sepertinya dia kali ini benar-benar menuruti perkataanku. Dan aku sangat yakin akan hal itu setelah Renjun menjulurkan tangannya kepada Mark. Tapi dia tidak mengatakan apapun. Meskipun begitu, aku tau apa maksudnya. Jelas ia ingin berjabat tangan dengan Mark.

Mark yang sedari tadi hanya terdiam dan tidak merespon apapun. Entahlah —apa dia masih bingung dengan yang dilakukan Renjun atau memang dia tidak mengerti apa itu jabat tangan. Jadi aku yang menggerakkan tangannya untuk berjabat tangan kepada Renjun.

Alpha | Renjun ✓ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang