Malam harinya,
"Aurel, turun nak bantuin mama!" Teriak mama dari lantai bawah, aku pun segera menghampiri mama, tentunya tanpa membawa handphone ku,
di bawah
"bantuin apa, ma?" Tanyaku pada mama,
"bantuin mama bikin kue ya,"
"oke siap boss"
2 jam kemudian....
selesai membantu mama aku memutuskan untuk ke kamar,
entah mengapa badan ku terasa pegal, mungkin efek bantuin mama membuat kue,
saat aku akan memejamkan mata,tiba-tiba saja handphone ku berdering,
ting!
ting!
ting!
ting!
ting!
ting!
ting!
oh astaga, aku sangat kesal pada pengirim pesan tersebut, apa dia tidak tau sopan santun?ini kan sudah larut malam, apa tidak ada waktu esok untuk mengirim pesan pada ku?
karna merasa kesal akupun mengambil handphone dan melihat siapa yang mengirim pesan pada ku,
ternyata sudah ada dua puluh satu pesan di facebook,
karna aku masih merasa takut untuk kembali ke dunia biru itu, aku pun kembali menaruhnya di atas meja lampu,
tanpa berniat untuk membaca isi pesan tersebut,
'biarkan sajalah,sebaiknya aku segera tidur' batinku,
aku mulai memejamkan mata, hingga akupun terlelap,
ting!
Kevino Pratama
Rel,kamu marah ya?ting!
Kevino Pratama
aku minta maaf ya,
udah dong ngambeknyaKevino Pratama
Night Aurelklik!
layar handphone pun meredup dan sang pemilik sudah terlelap dengan tidurnya,
KAMU SEDANG MEMBACA
Stalker mantan!
Fiksi Remaja#Start [29 Desember 2018] Putus itu awal dari akhir, Tapi putus bukan berarti akhir dari segalanya, Saat itu aku putus dengan kekasih ku. Kalau masalah galau, jangan ditanya bagaimana keadaan ku saat itu, tentu saja setiap detik menit bahkan jam sel...