"Engh....."
Suara desah menggema di dalam sebuah ruangan mewah yang didominasi warna merah didalamnya. Suara tersebut berasal dari bibir pria imut yang tubuhnya sedang dijamah oleh wanita cantik yang sedang asik menciumi badan putihnya. Dengan keadaan telanjang, tangan dan kaki terikat, luka-luka disekitar tubuh, pria itu berusaha mencoba tidak mengeluarkan suara desah, meski ia sudah sangat sering melantunkannya.
"Bagaimana tubuhmu bisa sebagus ini eoh? Aku sangat iri padamu manis" wanita itu terus-menerus menciumi perut mulus Minghao yang menjadi favoritnya. Minghao terus berusaha menahan suaranya sampai wanita itu menyentuh bagian terpenting dibawah sana.
"Ahhh... Mphh... hen..tikan" Minghao tak bisa menahan desahannya lagi saat wanita tersebut sudah bermain dengan miliknya.
"Tak sia-sia aku membelimu pada orang-orang itu. Tubuhmu menjadi candu untukku"
Ini sudah hari kelima Minghao berada disini, dirumah mewah nan megah seorang mafia wanita yang lumayan sukses. Sejak hari pertama wanita ini terus-menerus menikmati tubuh Minghao, tanpa berperasaan menggunakan tubuh Minghao seenaknya. Minghao sangat lelah menghadapi wanita yang ia tahu adalah seorang maniak seks. Biasanya tubuh kurus Minghao akan diberi sedikit waktu istirahat untuk mengembalikan energinya. Tapi tidak bersama wanita ini, wanita cantik itu berkali-kali menghabiskan cairan Minghao untuk memenuhi vagina laknatnya. Minghao sudah sangat lemas, rasanya ia ingin menjerit meminta bantuan seseorang untuk menghentikan wanita ini sekarang juga, walau ia tau itu hanya angan.
Memainkan penis Minghao menggunakan dada besar yang menggoda, tak lupa pula menjilati setiap inci penis Minghao membuat pria itu semakin menggila.
"Shh... A-aku mohonh.. hen..tikan akh" Cairan putih berstektur kental sukses keluar, membuat Minghao membusungkan dadanya melepas gairah.
"Kau cepat sekali sayang, aku belum memasukkan milikku kedalam milikmu" wanita itu menatap kecewa kearah Minghao.
"Aku sangat lelah hah hah" nafas Minghao tersengal-senggal seperti orang habis berlari, keringat sudah membasahi seluruh tubuhnya.
"Tapi aku belum selesai manis. Mari kita lanjutkan ini" merangkak semakin mendekati wajah Minghao, menciumi leher putih mulus itu dengan penuh nafsu. Kembali memainkan milik Minghao sebelum ia memasukkan miliknya kesana.
Tiba-tiba wanita itu menghentikan semua aktivitas yang ia lakukan terhadap Minghao, pergi kearah lemari pakaian seperti mencari sesuatu disana. Minghao bernafas sedikit lega, namun disisi lain ia juga sangat takut apa yang dicari wanita itu. Apa yang Minghao takutkan terjadi, wanita itu berjalan kearah Minghao membawa sebuah dildo yang berukuran tidak terlalu besar namun akan sakit jika dimasukkan ke dalam lubang milik Minghao. Wanita dan pria sama saja, sangat senang dengan lubang merah muda milik Minghao.
"A-apa yang k-kau lakukan" Minghao panik seketika, ia sangat takut. Setiap benda asli maupun mainan yang memasuki tubuhnya membuat ingatan-ingatan itu kembali. Saat ayahnya pertama kali menghancurkan hidup Minghao, awal dari kesengsaraan nasib yang ia jalani saat semua orang, baik wanita maupun pria mencicipi tubuh indahnya.
"Akan seru jika kau juga merasakannya" sebuah tawa terdengar seperti iblis. Mulai melakukan penetrasi pada lubang Minghao, perlahan tapi pasti memasukkan benda itu lebih dalam.
"Akh... Sa..kit" air mata keluar perlahan dari pipi Minghao, ia sebenarnya sangat trauma dengan semua perlakuan ini. Tapi ia tidak bisa melakukan apapun, merutuki dirinya sendiri kenapa ia bernasip seperti ini.
Wanita itu terus bermain dengan lubang Minghao, membuat Minghao semakin mendesah tak karuan. Menatap penuh nafsu, berusaha duduk diatas Minghao.
"Baiklah manis, saatnya aku masuk"

KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny [Junhao]
FanfictionIa dijual saat usianya menginjak 17 tahun oleh sang ayah. Karena kecantikannya, semua orang ingin menjamah tubuh mulus itu. Dia adalah pria cantik nan imut bernama Xu Minghao. Junhui adalah seorang mafia yang terkenal akan kesadisan dalam membunuh m...