[4]

762 69 7
                                    


"Dok, gimana keadaan Mondy??" tanya Raya saat sampai dirumah Mondy.

"Kondisi nya sudah stabil, tadi saya sudah memberikan obat demam dan obat alergi nya sekarang Mondy sedang istirahat"

"Terima kasih banyak ya dok, saya gak tau kenapa Mondy bisa makan makanan yang ada bawang putihnya"

"Iyah sama sama Ray, lagi pula saya kan sudah menjadi dokter langganan keluarga kalian tapi saya harap kamu bisa lebih menjaga makan Mondy karena jika dia kembali memakan makanan yang ada bawang putih nya apalagi dalam porsi banyak akibatnya akan sangat fatal"

"Baik dok! Saya akan lebih menjaga makanan Mondy agar kejadian ini tidak terulang lagi" ucap Raya.

"Bagus, kalo begitu saya permisi dulu"

"Silahkan dok!"

Raya menghampiri Mondy yang tengah beristirahat dikamarnya. Matanya berkaca kaca karena dia sedih melihat keadaan Mondy.

"Lo kenapa sih gak hati hati makan nya, gue kan udah bilang lo harus jaga makan lo jangan sampe lo salah makan karena gue gak mau liat lo sakit kaya gini Mon" Raya memegang tangan Mondy yang tertidur efek meminum obat.

Mondy mulai membuka matanya perlahan dan menatap Raya yang ada disampingnya.

"Ngapain lo disini?" ketus Mondy.

"Kenapa lo ngomong kaya gitu Mon?? Gue disini karena gue peduli sama lo gue gak mau lo kenapa napa"

"Gue baik baik aja ko! Lo urus aja urusan lo sama Boy!"

"Maksud lo apa ngomong kaya gitu?? Mon, gue minta maaf kalo tadi gue pergi tanpa bilang apa apa sama lo tapi gue sama Boy itu gak ada hubungan apa apa"

Mondy terdiam, dia sama sekali tak berkomentar apapun saat Raya menjelaskan semuanya.

"Lo makan dulu ya Mon, gue suapin deh" Raya membujuk Mondy makan.

"Enggak mau tenggorokan sama perut gue masih sakit" balasnya dengan nada lemas.

"Gak papa sedikit aja, biar ada yang masuk ke perut lo! Ini bubur ko jadi gak akan sakit makannya, mau ya?? Dikit aja"

"Ya udah deh kalo lo maksa"

Raya mulai menyuapi Mondy makan, meskipun Mondy meringis merasakan sakit saat makanan itu masuk ke dalam mulutnya, tapi Raya dengan telaten terus menyuapinya.

"Makanya lo jangan bandel dong, makan makanan yang sehat bukan malah makan makanan yang bikin lo sakit kaya gini!"

"Gue lagi gak mau debat sama lo ya, pliss jangan sekarang ngajak ributnya"

"Siapa juga yang ngajak lo debat, gue cuma nasehatin lo aja ko karena gue sayang sama lo gue gak mau lo sakit kaya gini"

"Apa? Lo sayang sama gue?" ujar Mondy.

"Ya iyalah, lo kan udah gue anggap sebagai sodara gue sendiri Mon" balas Raya tersenyum.

Mondy langsung merubah raut wajahnya, dia benar benar merasa kecewa dengan jawaban Raya yang mengatakan hanya menganggap dia sebagai sodara.

"Kenapa hati gue nyesek banget sih pas lo bilang cuma nganggap gue sodara?? Gue selama ini jatuh Cinta sama lo Ray, tapi gue gak berani ungkapin semuanya karena gue takut kedekatan kita akan merenggang nantinya" batin Mondy.

"Weyyy, lo kenapa sih?? Ko ngelamun gitu?? Lagi mikirin apaan??" ujar Raya.

"Gak papa ko, gue cuma pengen istirahat aja"

"Ya udah kalo gitu lo istirahat, eh tapi sebelumnya lo harus minum obat dulu nih biar cepet sembuh"

Mondy langsung meminum obat yang diberikan Raya untuknya.

Teman Hidupku💕 [Ramon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang