"Ayy, mas pulang sedikit telat hari ini, kamu tunggu sebentar yah"
"Mas mau mandi dulu deh Ayy, nanti makan bareng kamu"
"Ayy yuk mulai lagi hafalannya, mas temenin"
Ayy..
Terdengar asing pada awalnya mendengar ada lelaki lain selain ayah dan kakak lelakiku yang menyebut namaku dengan sebutan seperti itu.
Genap dua bulan sudah namaku tercetak tepat satu baris di belakang namanya di dalam lembaran kartu keluarga berwarna biru. Menjadi seorang istri dari lelaki yang tak pernah ku duga akan menjadi imamku itu tentunya menghadirkan banyak hal baru dalam hidupku.
Lelaki kelahiran Bandung, 18 september 1991 memantapkan dirinya menjabat tangan ayahku, membuat janji yang bukan hanya di depan manusia namun di saksikan pula oleh malaikat, berjanji untuk membimbingku menuju Jannah-Nya.
Seorang lelaki yang bekerja sebagai teknisi di sebuah perusahaan pembuat pesawat terbang yang memang sesuai dengan sikap dan wajahnya yang bisa membuat kaum hawa terbang melayang.
Oke itu sedikit berlebihan hehe..Baiklah, lelaki dengan kulit yang tidak putih dan tidak pula berwarna hitam, mempunyai tinggi yang teramat tinggi mungkin sekitar 182 cm, aku hanya setinggi sikunya ku rasa, terkadang saat berjalan di sebelahnya aku lebih terlihat seperti adiknya ketimbang seperti istrinya.
Gigi yang berderet rapi sesuai dengan lesung pipit yang menghiasi pipi kanan dan kirinya. Alis tebal turut serta menghiasi wajah yang memang sudah tampan itu, di tambah kacamata yang terkadang menambah manis wajahnya.
Sempat terlintas di benakku, mungkin saat Tuhan menciptakan lelaki ini, Tuhan ada niat ingin pamer.
Sikap bijaksana dengan pembawaan yang dewasa membuatku berlipat lipat kali semakin mengaguminya, dan senantisa meminta untuk tetap dipersatukan hingga sampai SurgaNya.
"Untuk kamu yang mengajakku menjadi baik, bantulah aku menjadi lebih baik, walau aku tidak di jamin Surga, semoga kita bisa menggapainya bersama-sama"
Fiqri Muhammad Kahfi...
Pacar halalku..
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Dan Takdir-Nya ♥
Short Story" Dari sekian banyak rasa yang sudah bersinggah, hanya satu ini yang membuatku sulit menundukkan pandangan" Based on true story