Hari itu minggu pagi, Kahfi sudah janji mengajak istri tercintanya pergi berlibur, mangkanya semalaman ia menyelesaikan program kerjanya agar nanti selama liburannya tidak ada beban soal fisika yang harus ia pecahkan.
Begitupun dengan Ayya, sudah dari dua hari yang lalu ia mengajukan cuti tidak masuk kerja pada atasannya, yang Alhamdulillahnya di setujui.
Dan pagi ini dua insan yang lagi asik-asiknya dalam masa pacaran setelah menikah itu, tengah siap-siap dengan perlengkapan mereka, Ayya dengan koper berukuran sedang, tengah memasukan beberapa pakaian ganti untuknya dan untuk suaminya.
Sementara sang suami tengah sibuk dengan gadget photografinya, yang sesekali iseng memotret istrinya yang mondar-mandir menyiapkan barang bawaan."Sayang?" panggil Kahfi mengarahkan kamera polaroid kearah istrinya.
"Iiihh mas, bukannya bantuin malah gangguin" seperti biasa nada merajuk manja yang selalu keluar dari mulut Ayya saat suami isengnya itu menggoda dia.
"Hahahaha, iyaa sayang iya," sahut Kahfi lantas menggeser tubuhnya membantu Ayya menutup kopernya.
Setelah di rasa semua siap pasangan muda itu beranjak pergi, dengan mobil hitam menuju bandara di kota Bandung.
"Mas, aku belum beli air minum, boleh mampir minimarket dulu yah" pinta Ayya sambil kembali mengecek isi tasnya.
"Boleh sayang, sekalian beli cemilan deh ya, nunggu boarding lama pasti" jawab sang suami kembali merangkul pundak istrinya.
Rencananya mereka akan pergi ke pulau di bagian Indonesia Tengah, tepatnya ke pulau Kalimantan mengeksplor kekayaan alam disana. Sebenarnya Ayya sudah jauh-jauh hari meminta pergi ke puncak tertinggi di Jawa, sudah rindu sunset katanya.
Namun Kahfi menolak tegas, sedang ingin ke bumi Indonesia bagian lain katanya.Kini dua sejoli itu sedang berada di ruang tunggu keberangkatan menunggu "open gate" yang akan membawa mereka menuju pesawat yang mereka tumpangi.
"Mas?" Panggil sang istri di tengah kegiatan mereka menunggu pesawat.
"Kenapa sayang, hmm?" Ditatapnya Ayya yang saat itu menunjukkan muka lelahnya mungkin efek semalam masih berdampak padanya. "Kamu ngantuk ya?" Tanya Kahfi lagi.
Sang istri menggeleng dan malah berbalik merangkul lengan Kahfi yang saat itu mengenakan setelan kemeja kotak-kotak.
Menyenderkan manja kepalanya di bahu sang suami."Hmm?, kenapa?" Diusapnya punggung tangan sang istri yang saat itu bertautan dengan tangannya.
"Hmm" sang istri nampak berpikir, kedua alisnya nyaris bertautan, namun pandangannya lurus ke bangku panjang di seberang mereka.
"Mau ituuuu" Ujarnya pelan dengan telunjuk mengarah ke seorang anak yang tengah memakan pentol bakso yang di tusukan seperti sate.Tergelak sang suami mendengar permintaan sang istri, jika tidak malu mungkin Kahfi akan tertawa kencang sekali.
"MasyaAllah, Ayya, mas kira kamu kenapa, ngiler bakso toh" sekuat tenaga Kahfi menahan tawa, ngeri juga kalau tiba-tiba Ayya ngambek dan batal liburan, bisa gagal rencana Kahfi.
Sang istri memberenggut lucu, menatap Kahfi dengan tatapan yang justru menurut suami itu sangat menggemaskan.
Pertahananku diuji - batin Kahfi
"Mau keluar dulu? Cari bakso?" Pertanyaan yang sebenarnya tidak perlu di tanyakan, pasalnya mereka sudah di ruang tunggu pesawat yang notabenenya sudah tidak memungkinkan untuk keluar bandara lagi.
"Engga deh mas" jawab Ayya tidak singkron dengan pandangannya yang masih tidak bisa lepas dari si bakso tusuk.
"Nanti ileran gak?" Tanya Kahfi pelan
"Hah apa mas, gimana?"
"Hehehe, engga Ayy, ya udah nanti di Borneo kita cari bakso yah"
Menggangguk lucu, Ayya kembali menyenderkan kepalanya di bahu sang suami.
_____________________
Maratua Island, East Borneo, 18 Desember 2018
"SubhanAllah mas, Ayya gak tau kalau Borneo punya pantai seindah ini mas" komentar Ayya setibanya mereka di kamar penginapan yang balkonnya langsung menghadap ke arah pantai.
"Alhamdulillah kamu seneng mas ajak kesini Ayy, nah kan ga kalah keren sama puncak, nanti kita bukan cuma ke satu pulau, ada tiga pulau disini Ayy" balas sang suami mengelus pucuk kepala sang istri yang masih tertutup jilbab.
"Khayran, InsyaAllah, Eh tapi mas, aku tetep ingin muncak mas, ingin denger ikhwan yang baca ayat kursi di gunung" sambil tersenyum Ayya menggoda suaminya, dengan memperlihatkan gigi gingsul yang bertengger apik disana.
"Ngegodain mas ya?" Alis tebal Kahfi naik turun, "awas kamu yah" beralih menggelitiki pinggang sang istri.
"Mas ih geli, ampun" menggeliat Ayya berusaha menghindar dari serangan suaminya.
Dan berakhirlah mereka saling kejar dan tertawa bersama.
alhamdulillah rampung sekian chapter ceritaku ini.
ini sebenarnya pengalaman pribadi hanya bedanya kala itu aku dan suami tidak pergi ke Borneo hanya ke pantai-pantai di Jawa Barat. berat di ongkos hehehehe
btw pantainya indah yah..
MasyaAllah TabarakaAllah..
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Dan Takdir-Nya ♥
Short Story" Dari sekian banyak rasa yang sudah bersinggah, hanya satu ini yang membuatku sulit menundukkan pandangan" Based on true story