Sore hari di pulau Maratua, Borneo.
"Mas, seneng yah udara Kalimantan ga sepanas yang Ayy kira" celoteh Ayya sesampainya mereka di pantai berpasir putih di pulau Maratua.
"Alhamdulillah," komentar sang suami sambil terus merangkul pundak sang istri, "eh, mau beli es degan gak?" Tanyanya lagi
"Boleh" mengangguk cepat sang istri meng-iyakan ajakan sang suami.
---------
"Tadaaa! Ini dia es kelapa komplit buat istri mas yang cantiknya komplit" Kahfi kembali dengan membawa dua gelas berisi minuman untuk mereka.
"Ihhh gombal, syukran ya suamiku" bersemu merah pipi sang istri lantas mencubit pelan pipi Kahfi.
"Sama-sama sayang"
"Enaknya yang bisa pacaran tiap hari" sesosok manusia tampan tiba-tiba datang mengusik dua insan yang tengah suap-suapan es batu-(bohong ini authornya aja yang alay-)
Terkejut Kahfi menoleh ke arah sumber suara, mendapati seorang lelaki dengan penampilan yang sungguh salah kostum untuk di kenakan di pantai, bagaimana tidak lelaki ini datang dengan kemeja putih dan celana bahan sungguh sangat formal untung saja jas tidak turut dia kenakan.
"Ehh pak," kikuk Kahfi bangkit dari duduknya lantas menghampiri lelaki jangkung tersebut.
Usut punya usut lelaki tinggi tersebut adalah atasan alias bos muda di perusahan tempat Kahfi bekerja. Usianya memang lebih muda dari Kahfi namun pencapaiannya sudah diatas Kahfi.
"Santai Bang, diluar kantor ga perlu panggil bapak" balas si atasan.
Tersenyum ramah sang atasan pada perempuan yang sedari tadi berdiri mematung di belakang Kahfi sambil memegangi ujung kaos yang di kenakan suaminya itu.
"Istrinya Bang?" tanyanya.
"Ehh sampai lupa pak, saking terkejutnya saya ketemu bapak disini, ini pak mantan pacar saya, yang bikin saya ga tahan lama-lama diluar rumah" terkekeh geli Kahfi mendengar apa yang baru saja dia jelaskan pada atasannya itu.
"Bisa aja bikin yang jomblo iri" memilih mengacuhkan ucapan anak buah yang lebih seperti sindiran baginya, si atasan memilih beralih atensi pada perempuan mungil yang baru dia temui itu.
"Assalamualaikum mba" sapanya.
"Wa'alaykumussalam mas" jawab Ayya lembut.
"Fabbi'ayi A'la i'rabbikuma tukadziban" reflek terucap dari bibir si atasan.
Sang atasan nyengir ganteng, Ayya memerah bersemu malu, Kahfi manyun melotot murka.________________
"Bapak menginap dimana selama disini?" tanya Kahfi ditengah santap malam mereka.
Ya, saat ini Kahfi dan juga istrinya sedang makan malam di sisi pantai, tadinya mereka ingin makan malam romantis berdua namun apa daya atasan Kahfi yang tiba-tiba datang tanpa undangan turut serta di acara makan malam mereka.
"Yeee Bang masih aja manggil bapak, santai aja kenapa bang,"
"Kebiasaan pak ehh Man" jawab Kahfi kikuk lagi.
Rahman,
Pemuda dengan tinggi yang hampir menyaingi tingginya Kahfi, pemegang jabatan wakil direktur dengan usia yang masih sangat muda. Menurut Kahfi, Rahman ini lahir dari keluarga yang kaya raya, masih satu garis dengan keluarga Sultan begitu katanya."Saya nginep di hotel Kahyang bang, lima belas menit kalau dari sini"
"Ohh begitu dekat berarti ya, memang sengaja kemari atau bagaimana?" Tanya Kahfi lagi.
"Ada proyek Bang, ini nih mba gara gara suami mba ini minta cuti, kerjaan yang harusnya dia handle terpaksa saya yang ambil"
"Maaf ya Mas Rahman jadi merepotkan" jawab Ayya pelan.
"Eh santai mba, sebenarnya saya ada misi kemari tuh"
"Misi?" jawab Ayya dan Kahfi hampir bersamaan,
Mereka lantas saling melempar senyum dengan sesekali Kahfi mencubit gemas pipi sang istri.'Deuh bener bener deh ini manusia dua, minta dibuang ke laut' batin Rahman
"Iya misi bang, abang ingat Aufa, anak rekan kerja kita di perusahan tetangga?"
"Mba Aufa, anak general manager disana?" tanya Kahfi lagi
"Iya bang, saya niatnya mau ikut kaya abang sama istri, mau nikah muda juga, cuma saya masih ragu mau ajak Aufa nikah bang" jelas Rahman sambil sesekali menyeruput minuman yang ia pesan.
Kahfi kembali mengelus tangan sang istri
"Bismillah Man, minta Allah mudahkan" jawab kahfi"Biar kami bantu kalo memang Mas Rahman berniat seperti itu, InsyaAllah" jawab Ayya menimpali
Rahman tersenyum kearah kedua manusia di depannya. Dalam hati ia bersyukur bertemu dengan Kahfi, dan belajar banyak darinya.
Selepas makan malam bersama, Kahfi dan Ayya berpamitan pada Rahman untuk kembali ke penginapan, seolah mengerti Rahman meng-iya-kan permintaan staffnya sekaligus pasangan pengantin baru yang sedang dalam fase romantis romantisnya itu.
Mereka pun berpisah arah.
Kahfi kembali merangkul pundak sang istri sepanjang koridor penginapan.
Sesekali saling pandang dan melempar senyum,
Duhh persis seperti anak abg yang baru jatuh cinta.Setibanya di kamar penginapan lagi-lagi Kahfi kembali menggoda istrinya yang saat itu tengah asyik dengan ponselnya.
"Istri mas ngapain sih?, ko asik sendiri" Dengan menyandarkan dagu di pundak Ayya , Kahfi mengintip isi ponsel istrinya itu.
"Ini loh mas, temenku chat katanya dia sudah lahiran Alhamdulillah" jawab Ayya lengkap dengan senyumnya.
Kahfi lantas merubah posisi duduknya di tepian kasur menjadi sejajar dengan Ayya.
Menggenggam tangan perempuan di hadapannya, menatapnya dalam dan tersenyum."Ayya mau yang gitu juga ga ?" Tanya Kahfi sukses menghadirkan semburat merah di pipi sang istri.
Beberapa saat kemudian, suasana mulai hening hanya terdengar suara nafas keduanya, yang tengah menikmati romansa pasangan halal di tengah bentangan laut pulau Borneo, malam itu benar benar menjadi malam yang indah bagi Kahfi dan Ayya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Dan Takdir-Nya ♥
Short Story" Dari sekian banyak rasa yang sudah bersinggah, hanya satu ini yang membuatku sulit menundukkan pandangan" Based on true story