Gemuruh bergema kuat bersamaan dengan cahaya kilat yang terlihat jelas. Semua orang berlari mencari tempat untuk berteduh.
Kafe itu masih ramai, kini sudah pukul 10 malam. Jalanan terlihat sepi walau kerumunan orang masih meramaikan halte dan depan kafe serta toko.
"Aku pesan satu teh hangat," ucapnya. Sang pramusaji mencatat pesanan sederhana tersebut.
"Hanya itu saja, Tuan? Dari tadi anda memesan minuman hangat, apa anda tidak merasa lapar?"
Pria itu menatap kedua mata pramusaji yang berdiri di sampingnya. Begitu dalam keduanya saling bertatapan mata.
"Namamu Jung Eunha?" tanyanya, membuat sang pemilik nama menjadi canggung.
"I-Iya, dari mana anda tahu?"
Pria itu menunjuk name-tag yang melekat diseragam pramusaji tersebut, "Itu, aku melihat namamu."
"Ah, be-begitu. Hm, memangnya ada apa, Tuan?"
"Tidak, aku hanya ingin memanggil namamu saja. Kau tinggal dimana?" tanya pria itu yang sudah menjadi pelanggan baru kafe beberapa hari ini walau dia hanya memesan minuman saja.
"Ah, sekitar 20 menit dari kafe ini, anda akan menemukan apartement kecil. Aku kembali dulu."
Baru menoleh, pergelangan tangannya berhasil ditahan oleh pria tersebut.
"Eunha?" panggilnya lembut. Membuat bulu dibelakang leher Eunha merinding.
"Ap-apa?"
"Kau cantik," ucapnya langsung, membuat beberapa pelanggan melihat mereka berdua.
"Maaf, Tuan. Aku harus kembali bekerja, permisi."
Eunha langsung berlari menuju dapur, sedangkan pria itu terdiam beberapa saat.
Di dalam mobil, asisten serta sopirnya sudah merasa lelah menunggu Tuan mudanya yang sudah lima jam berada di dalam kafe itu.
"Aku rasa Tuan Jeon tertarik dengan wanita itu," ucap Tuan Sopir.
"Aku setuju dengan ucapanmu, beliau tak biasa seperti itu. Baru pertama kalinya aku melihat Tuan Jeon begitu, dia menjadi bodoh saat melihat wanita tersebut," balas sang asisten.
Hujan pun berhenti setelah cukup lama mengguyur kota.
"Ini pesanan anda, Tuan." Pramusaji Jung langsung bergegas kembali kerja, tak ingin mengobrol dengan pria yang tidak ia kenal.
***
"Siapa dia? Mengapa tiba-tiba dia bersikap seperti itu padaku? Mencurigakan sekali," ucapnya sembari membersihkan rambutnya, busa sampo begitu banyak sampai mengenai keningnya.
"Tapi dia tampan, sepertinya dia anak orang kaya," ucapnya pelan, "Tapi jika dia anak orang kaya, mengapa dia makan di kafe biasa. Seharusnya dia menikmati makan malam di restoran mahal bersama keluarga atau kekasihnya."
Eunha memutar keran shower, tetesan air dari shower membasahi dirinya lagi hingga tak tersisa busa sampo.
Apa dia tertarik denganku?
Dengan pelan ia menepuk kedua pipinya, "Tak mungkin ia tertarik denganku. Pasti dia sudah memiliki kekasih atau tunangan."
***
Masih di kafe, sore ini pelanggan tidak begitu ramai. Eunha sedang membersihkan beberapa meja yang kotor.
"Untukmu," ucap seorang pria sembari menaruh sebuah kotak berwarna putih bersih kemudian pergi begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not an Angel : Jungkook-Eunha
फैनफिक्शनComplete ✔ Dia terlalu tergila-gila dengan wanita berambut sebahu tersebut. Date : 29-12-2018 Finish : 24-02-2019 Project 2018/2019 cr. Jovinka_Agatha