2.3

6.1K 1.3K 227
                                    

seorang pria membenarkan posisi peluru didalam sebuah pistol glock, lalu dengan cepat menguncinya.

ia tidak sendirian, namun bersama beberapa rekannya. dengan tugas yang berbeda-beda, mereka tampak sibuk sendiri-sendiri.

"apa yang kau lakukan dengan kantong mariyuana itu?" tanya seseorang yang tengah sibuk dengan sebuah tabung kecil berisi cairan merah.

"apalagi? dikonsumsi lah." jawabnya sembari terkekeh senang.

"kau bisa overdosis, yang." timpal orang lain dan mengepulkan asap rokoknya.

"apa ku harus peduli, fengxi?" diaㅡ yangyang, balik bertanya.

"terserahmu saja lah." ia kembali sibuk merokok.

"hei, ace, jangan merokok terus bodoh. kemari bantu aku menata pisau!" teriak minghao dari balik pintu.

"baiklah." sahut ace. namun perempuan itu tak kunjung mengikuti minghao, melainkan melanjutkan menghisap rokoknya.

"minghao akan menjambak rambutmu jika kau tidak segera menyusulnya, ace. haha." xiaojun yang sedari tadi sibuk dengan sampel-sampelnya, kini berucap.

"kau benar," ace beranjak dari duduknya, lalu mengapit batang rokoknya dengan dua jarinya, kakinya melangkah meninggalkan ruangan itu.

"ge, bisa kau mengambilkan box hitam disamping kakimu itu?" pinta xiaojun pada junhui yang sudah selesai membersihkan beberapa glock.

"ini?" junhui mengangkat box hitam tersebut, lalu menaruhnya diatas meja yang sedang xiaojun gunakan.

"apa isinya?" tanya junhui.

xiaojun tidak menjawab, ia melepas kedua sarung tangan elastisnya, baru membuka penutup box hitam tersebut.

"ARGH! XIAOJUN!" teriak jun kaget.

yangyang hanya menatapi mereka berdua tanpa bereaksi, kepalanya sudah pening karena mengonsumsi canabis berjumlah satu tablet.

xiaojun tersenyum miring, yang ia angkat dari box hitam tersebut adalah sebuah janin bayi yang sudah mati. mengerikan bukan?

"d-darimana kau bisa mendapatkan itu bodoh?!" tanya jun, masih sembari berteriak karena syok.

"jauhkan dariku!" ia mendorong tangan xiaojun jauh-jauh.

"ah, ge, dia tidak berbahaya kok." xiaojun tersenyum, lalu meletakkannya diatas meja.

"kau tahu? dia anakku."

"APA?!"

"bercanda." xiaojun kembali tertawa.

"aku menemukannya pada salah satu tempat sampah didekat bar." jelas xiaojun, kini tangannya beralih mengambil sebuah pisau bedah berukuran kecil namun tajam.

"xiao de jun, jangan." cegah junhui yang masih menatap ngeri.

"ah? kenapa ge?" xiaojun berhenti, lalu menatapi junhui bingung.

"mengerikan bodoh!" junhui kembali membentak.

xiaojun hanya memutar bola mata malas. kenapa sih junhui begitu penakut?, begitu pikirnya.

"ah yang!" xiaojun memalingkan pandangan pada yangyang.

"ah, bau kokain!" junhui membulatkan mata, dan turut menoleh pada yangyang.

dan benar saja, pria berdarah china itu sudah siap dengan sebuah kantong plastik bening yang berisikan beberapa butir semacam kristal bening, yang diyakini sebagai kokain itu.

"hentikan!" xiaojun bertindak cepat dengan merampas kantong plastik milik yangyang.

"itu bukan untukmu bodoh,

tapi untuk mereka. para pemuda itu."

thief, nct [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang