2.7

4.2K 980 97
                                    

"oh ya, sung. karena aku sudah memberikanmu ponsel seperti yang kau mau. bagaimana jika kau membalas budi?" tanya ace sembari menyetir.

sementara jisung yang sedang tenang memakan eskrim disebelah tempat duduknya itu berpikir.

"boleh." setuju jisung kemudian, "gue harus apa?" lanjutnya.

ace belum menjawab karena fokus pada jalan. diliriknya sebentar pemuda bersurai hitam itu, lalu kursi penumpang belakang yang berisikan kardus-kardus ponsel.

"nanti aku akan berdiskusi lebih banyak bersama tuan zhang. kau tinggal melakukannya saja... bersama teman-temanmu." ace membelokkan mobilnya.

"ya ya ya, oke."

hansol merapatkan kedua sisi jaket hitamnya, ah terasa lebih hangat dari sebelumnya. begitu pikirnya.

ia menyusuri jalanan malam di kota shanghai. beberapa kali sempat tersetop karena keadaan jalan yang sedikit kacau. maklum, jam-jam orang pulang kerja memang jam-jam yang sering memadatkan jalanan.

setelah dirasa cukup berkelilingnya, ia kembali ke kantor kepolisian. ia kini melepas topi beserta jaket hitamnya.

"terlalu larut untuk kembali ke kantor, pak." seorang asisten hansolㅡ lai guanlin, selalu setia melapor kepadanya.

"yah, memang. banyak kejadian menarik saat ku berjalan-jalan tadi." balas hansol, ia menyimpan jaket beserta topinya pada biliknya.

"emm, maaf menganggu pak. tetapi— inspektur hoshi menyuruhku untuk memberitahu padamu bahwasanya, ia memintamu untuk menghadapnya segera pak." jelas guanlin kemudian. rinci, hmm sangat.

hansol sedikit ragu, mengesalkan bahwa ia harus bertemu dengan inspektur cerewet itu. tetapi memang ada hal yang ingin ia sampaikan padanya.

pria bersurai blonde ini mengangguk dan dengan segera bergegas menuju ruangan hoshi.

"inspektur—" salam hansol ketika tangannya membuka pintu ruangan.

"APA?!" hoshi menggebrak meja, tampak sekali kilatan marah dari matanya. sementara hansol— pria itu sedikit terhenyak.

apakah ia harus masuk?, hansol terdiam sejenak. lalu memberanikan diri untuk masuk ke ruangannya.

"apa yang kau dapat hah setelah menghilang bagai anak kucing seharian?! bangsat kau!" inspektur paling galak itu berjalan kesana kemari tanpa tujuan, tidak jelas.

"inspektur... ada beberapa hal yang aku temukan tadi saat berjalan-jalan—"

"OH JADI KAU HANYA JALAN-JALAN?!"

ingin rasanya hansol mencopot kedua telinganya. oh, suara bentakan hoshi memang tidak sedap didengar. menyebalkan!

"hoshi-yya, dengarkan aku dulu." kini hansol turut mempertegas suaranya.

"baiklah, apa?" hoshi mengalah, lalu bersandar pada tembok dinding kesukaannya.

"aku bertemu dengan taeyong—"

BRAK!

"LALU?!" hoshi bersemangat kemudian.

"ia disini, di shanghai. kau ingat pada tahanan baru bernama park jisung?" tanya hansol. hoshi nampak berfikir sebentar, lalu mengangguk ingat.

"taeyong bersamanya." lanjut hansol, membuat hoshi terkejut.

"aku mengikuti mereka saat pulang. dan ya— mereka masuk pada salah satu mansion elite." mereka berdua sama-sama diam. hoshi terlihat syok.

"kau tahu apa yang ku pikirkan, son?" hansol melirik pria yang lebih muda dua tahun darinya itu. dari alisnya yang berkerut, sudah pasti hoshi sedang berpikir keras.

"ku rasa, tidak hanya taeyong dan jisung yang ada disana." ucap hansol kemudian.

"ada dua faktor kemungkinan. pertama, semua tahanan ada di china. kedua, sebagian yang lain di china dan yang sebagian lagi di jepang." hansol beranjak dari tempatnya dan menuju papan tulis putih yang tergantung di ruangan hoshi.

"apakah tugas ini masih kau butuhkan?" hansol melirik hoshi, dipapan tulis putihnya terdapat misi untuk menuntaskan geng balap liar.

"hapus saja. tidak penting." ujar hoshi, hansol menurut lalu menghapusnya.

"jadi begini..."

Next? Comment. Eh, votenya jangan lupa!
MAMPUD ADA PLOT TWISTNYA:'D

thief, nct [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang