Part 1

2K 90 17
                                    

Aku menatap pantulan diriku di cermin. Dress pink sebawah lutut, dengan lengan pendek itu membuatku terlihat sedikit lebih anggun dari biasanya. Yah.... walaupun memang aku anggun tapi banyak pecicilannya.

Tumben sekali bunda memberikan aku baju yang simple seperti ini. Biasanya saja dia selalu memberikan aku baju-baju yang menurutku sangat ribet.

Aku hanya cukup mengoleskan bedak yang tipis pada wajahku dan menggunakan lip glos dibibir tipisku, agar terlihat lebih natural.

Tok tok tok....

"Prill..... Prilly.." hufttt, lagi dan lagi aku menghebuskan nafasku kasar. Dasar yah tuh orang nggak tau sopan santun apa sih!? Pekek teriak-teriak sama gedor-gedor pintu kenceng banget!

Aku melangkahkan kakiku, membuka pintu kamarku. "Apaan sih kak? Nggak usah teriak-teriak! Ini bukan hutan tau!" bodo amat, judes sama kakak sendiri kan pahala.

Pletakk...

"Yeee... elu juga di panggilin dari tadi nggak nyaut-nyaut lo! Temen bunda udah dateng tuh!" buset dah.... Itu tangan kalau nggak kenalan sama jidat aku gatel kali yah!? Mana sakit lagi!

"Iya iya! Nggak usah njitak juga kali! Sakit nih" ucapku seraya mengelus keningku dan berjalan mendahuluinya. Aku lihat, dia mengikutiku dari belakang, sambil ngedumel enggak jelas.

Aku menuruni tangga satu persatu sampai pada tangga terakhir aku mengernyitkan keningku.

"Prilly! Sini sayang, bunda mau kenalin kamu sama temen bunda" suara bunda mengalihkan pandanganku dari keluarga teman bunda. Dengan langkah gontai aku mendekat keruang tamu.

Sesampainya aku disamping bunda, bunda menepukkan tangannya disoffa sebelahnya. Aku yang faham langsung saja duduk disebelah bunda. Sedangkan kak Revan, dia duduk di kursi single dekat bunda.

"Jadi ini anak kamu mbak?" tanya tante yang duduk di sebelahku dengan tersenyum manis padaku.

"Iya tante.." ucapanku menggantung karna aku tidak tau nama teman bunda.

"Tante Marrisa, kamu panggil tante, tante Ica ya" rupanya tante Ica faham dengan maksutku.

"Iya tante Ica"

"Dan itu om Alex , suami tante" sambung tante Ica seraya menunjuk lelaki paruh baya di sebelahnya. Aku hanya menganggukkan kepalaku. "Nama kamu siapa sayang?" om Alex yang sedari tadi diam saja akhirnya membuka suaranya.

"Prilly om, Prilly Admaja" jawabku sambil mengumbar senyum manis semanis mungkin.

"Prilly, nama yang cantik, sama seperti orangnya, iya kan pah!?" ucap tante Ica seraya mengelus rambut halusku lalu menengok om Alex, dan di balas anggukan olehnya. Ah, tante Ica bisa aja. Akukan memang cantik tan.

"Makasih tante"

"Anak kamu mana mbak?" bunda bertanya pada tante Ica dengan mengedarkan pandangannya kearah pintu luar.

"Tadi sih lagi terima telphon, bentar lagi juga balik.... nah itu dia Ali" ucap tante Ica seraya menunjuk lelaki yang sedang berjalan kemari dengan memainkan handphonenya. Dia duduk di samping om Alex , tidak ada ekspresi sama sekali di wajahnya.

"Sayang, kenalin ini Prilly anakñya tante Djuita!" tante Ica mengarahkan matanya seperti sedang mengkode.

Lalaki itu menatapku dengan tajam namun teduh,lalu mengulurkan tangannya ke arahku seraya berkata "Ali!" dingin, tegas, dan datar! Cocok banget buat mengucapkan ciri-ciri lelaki ini. Aku hannya mengangkat sebelah alisku.

Awal & Akhir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang