Prilly menginjakkan kakinya didepan gedung tinggi pencakar langit. Itu adalah gedung perkantoran besar dua puluh tiga lantai, semua terbuat dari baja dan kaca lekung. Reynard's Grup. Ukiran itu ditata dan dipajang dengan rapi di baja, diatas pintu kaca.Dilihatnya arloji yang melingkar dengan indah di pergelangan tangan mulus miliknya, menujukkan pukul dua seperempat. Bagus! Itu belum waktunya manusia yang bekerja di kantor untuk pulang.
Langkah kakinya membawanya berjalan ke lobi. Mata hazel indah milik Prilly berbinar, kala melihat lobi yang begitu besar dengan aksen kaca, pasir putih, dan baja yang terlihat sempurna dimata Prilly. Sungguh! Ini adalah kantor yang terlihat sangat mewah sekali.
Prilly sudah tidak bisa membayangkan. Seberapa besar, budget yang dikeluarkan oleh keluarga Ali untuk membuat lobi seluas ini. Bahkan, untuk lobi saja mungkin besarnya empat kali lipat dari kamar Prilly. Mengingat kamarnya yang besar seperti itu, dan ini lebih besar lagi.
Prilly tak henti-hentinya berdecak kagum melihat lobi sebesar ini. Baru juga lobi, tapi udah segede gini. Gimana ruangannya si cowok mesum ya?. Hatinya berguman mengagumi keindahan design interior kanto milik Ali.
Mata hazelnya beralih menatap sekitar, kemudian pandangannya jatuh pada wanita dibalik meja resepsionis. Wanita dengan rambut panjang dan kemeja pituh yang dibalut dengan jas biru tua. Sangat cocok dan terlihat rapi.
Kaki jenjangnya ia langkahkan kembali mendekati meja resepsionis. Wanita itu tersenyum sangat ramah pada Prilly. Oh, ayolah! Dia memang cantik. Tapi Prilly lebih cantik dari resepsionis itu. Di lihatnya name tag yang bertengger didadanya bertuliskan 'Ayu Adelina' nama yang cukup sepadan dengan wajah cantiknya.
"Ada yang bisa saya bantu mbak?" tanyanya formal dengan menampilkan senyum dibibirnya.
"Emm,, saya mau cari Ali, ada?" ucapnya sedikit ragu.
Resepsionis bernama Ayu itu mengerutkan keningnya. Dia seperti kebingungan saat mendengar nama Ali disebut, kemudian seperti berfikir mencari siapa nama Ali yang ada dikantor ini.
"Maaf mbak, nama karyawan disini tidak ada yang bernama Ali. Yang saya tau hanya nama Alwi, itu pun salah satu OB dikantor ini" Prilly menaikkan sebelah alisnya bingung mendengar ucapan resepsionis. Dilihatnya lagi pesan dari sang bunda. "Kantor Reynard's Grub, bener kok, ini kantornya" gumamnya membaca pesan itu.
"Ini bukannya kantor milik om Alex ya?"
Resepsionis itu kembali kebingungan menatap Prilly. "Maaf ya mbak, kantor ini bukan milik om Alex-Alex itu, tapi kantor ini milik bapak Reynard!"
Sial!
Otaknya berfikir mengingat siapa nama panjang Ali dan om Alex. Tapi nihil, Prilly tidak tau nama panjang mereka. Yang Prilly tau hanyalah nama panggilan mereka, itu'pun mereka sendiri yang mengenalkan diri mereka padanya saat pertemuan kemarin.
"Masa sih mbak nggak tau Ali anaknya om Alex? Itu lho mbak, yang tingginya pas-pasan, terus mukanya jelek, orangnya pemaksa, sama satu lagi sifatnya yang paling nyebelin, ya itu mesum! Masa gak tau sih?" jangan salahkan Prilly jika mulutnya terlalu nyablak seperti itu. Salahkan mulutnya yang tidak ada remnya sama sekali.
Resepsionis itu semakin bingung dan menatap Prilly dengan aneh. "Aduh mbak, saya kan udah bilang nggak ada yang namanya Ali disini!"
"Masa sih gak ada? Coba inget-inget dong!" ucap Prilly yang tetap memaksa Ayu untuk mengingat-ngingat.
"Berapa kali saya harus bilang sama mbaknya sih, kalau disini itu nggak ada yang namanya Ali. Mungkin mbak salah kantor, atau..." Resepsionis itu menjeda ucapanya kemudian memicingkan matanya melihat Prilly "Mbak penjahat yang kabur dari polisi ya!?" ucapnya menuduh Prilly.
KAMU SEDANG MEMBACA
Awal & Akhir
RomanceFollow dulu baru Baca, dan jangan lupa Comment dan Vote-nya.... - Pernikahan! Yah, pernikahan biasanya didasari dengan adanya cinta dan kasih sayang yang tulus dari kedua belah pihak. Tapi, bagai mana dengan pernikahan yang satu ini?, pernikahan yan...