Tandai typo dan lainnya......
****
Ali mengerutkan keningnya atas permintaan Prilly barusan. Pernikahan di atas kertas?, jadi tawarannya di terima?, Ali pikir, Prilly benar-benar memegang teguh komitmennya untuk menikah sekali seumur hidup. Dia sedikit mendesah kecewa atas ucapan Prilly barusan. Ahh, entahlah! Hatinya merasa tak rela bila Prilly dengannya hanya terikat pernikahan di atas kertas. Tapi, dengan cepat dirinya menepis semua perasaan tak relanya.
Memulihkan raut wajahnya menjadi setenang mungkin. Kemudian Ali berucap, "Oke--kita urus yang itu nanti!" mendengar itu, kedua sudut bibir Prilly tertarik membentuk bulan sabit. Dalam hatinya, dia bersorak karena hanya akan ada pernikahan diatas kertas tentang dirinya dan Ali.
Bukan kemungkinan kecil ekspektasi-nya akan berjalan dengan mulus. Menikah dengan adanya syarat, lalu menyusun rencana untuk melakukan perceraian, memberikan bumbu-bumbu pertengkaran seperti ketidak cocokan, kemudian--Buummm! perceraian terjadi begitu saja tanpa dirinya kehilangan harta berharga. Bahkan, dia akan mendapatkan gelar perawan rasa janda jika itu terjadi.
Garis lengkung di bibirnya semakin melebar karna ekspektasi yang dia susun secara matang dan sempurna. Kepala cantiknya bahkan sudah penuh dengan berbagai macam ide-ide untuk meracik bumbu pernikahannya nanti.
"Elo gila yah?"
Prilly menoleh dengan cepat, menatap pria yang ada di sebelahnya. Menautkan kedua alisnya, memastikan apa yang di ucapkan pria dismpingnya tadi. "Maksud lo?" tanyanya memastikan.
"Elo kan senyum-senyum sendiri, siapa tau aja lo rada gila atau apa gitu." jawab Ali dengan santainya.
Sial!. Berani-beraninya pria mesum itu mengatai dirinya gila. Yang benar saja!, ya Tuhan.... bahkan Prilly lebih waras dari pada pria di sebelahnya itu.
"Mulut lo kalo ngomong emang gak pernah di saring dulu ya!?." bukan pertanyaan yang di ucapkan oleh Prilly pada Ali, melainkan pernyataan yang benar-benar nyata adanya. "Lemes bener tuh mulut!, sekalian aja sana jadi admin lambe turah." sambungnya dengan ketus.
"Abisnya lo senyum-senyum sediri kayak orang gila pertigaan jalan!." Ali tersenyum sendiri dengan ucapan-nya yang mengatakan bahwa Prilly gila. Walaupun dia sedikit geli dengan perkataan Prilly yang mengatai dirinya 'Lemes'.
Sejak kapan dirinya menjadi seseorang yang cerewet seperti ini. Menunjukkan sifat tengilnya di depan Prilly, yang harusnya mendapatkan sifat dingin dan angkuh-nya.
Mungkin, menggoda Prilly adalah hal yang paling menyenangkan untuknya saat ini. Melihat aura kesal sekaligus bibir tipis rasa stroberi yang dimajukan oleh pemiliknya, membuat Ali menjadi gemas, membuatnya ingin melumat dan menjelajahi lagi rongga mulut Prilly. Senyum tipis dia suguhkan dengan pandangan mata yang terfokus pada jalanan.
Dia teringat pada saat pertama kali dirinya mencium bibir tipis Prilly di mall waktu itu. Gadis itu memberontak mana kala mendapatkan ciuman darinya. Padahal, banyak wanita yang akan langsung ketagihan atau malah jatuh pingsan saat dia cium seperti itu.
"Kenapa tuh senyum-senyum, gila?," ahh, sekarang malah Prilly yang mengatakan bahwa dirinya gila. "Kayak orang pertigaan jalan aja yang gila itu!." sambungnya memutar balik perkataan Ali.
"Ini beda 'lah, gue senyum karna ngeliat lo kesel! jadi ada alasannya kenapa gue senyum. Nah, kalau lo kan senyum-senyum sendiri, padahal gak ada yang lucu. Makanya gue nanya, lo gila apa enggak." mendengar itu Prilly semakin memajukan bibirnya dengan kesal. Sedangkan Ali?, dia bahkan sudah menampilkan kekehan-nya melihat itu.
"Kenapa tuh bibir lo maju-majuin, minta gue lumat lagi?, kan uda--"
"Kalau ngomong tuh, di saring dulu kek! jangan asal nyablak aja kayak gitu, gue tampol baru tau rasa lo!." ucapan vulgar Ali di potong cepat oleh suara nyaring milik Prilly.
KAMU SEDANG MEMBACA
Awal & Akhir
RomanceFollow dulu baru Baca, dan jangan lupa Comment dan Vote-nya.... - Pernikahan! Yah, pernikahan biasanya didasari dengan adanya cinta dan kasih sayang yang tulus dari kedua belah pihak. Tapi, bagai mana dengan pernikahan yang satu ini?, pernikahan yan...