Prilly menatap tajam pada pria tampan didepannya ini. Maksutnya apa coba? Mengatakan bahwa Prilly adalah kekasihnya di depan kak Revan! Pertemuannya dengan pria ini saja baru kemarin malam, bagaimana bisa dia memiliki hubungan dengan pria itu. Dan bukan itu saja! Frist kiss-nya! Oh tuhan.... frist kissnya yang dia jaga selama sembilan belas tahun, direnggut paksa oleh pria mesum ini.Berbeda dengan Prilly, Ali menatap Prilly dengan santai. Seakan-akan tak memiliki dosa apa-apa. Sungguh, ini benar-benar menyebalkan! Prilly yang sedari tadi pagi sudah kesal malah di buat makin kesal dengan cowok mesum ini. Tidak mau kepalanya makin panas dan terbakar, Prilly memilih untuk pergi meninggalkan Ali.
"Mau kemana?"
Barusaja Prilly melangkah, tapi tangannya seperti, maksutnya sudah di cekal dulu oleh tangan besar milik pria itu. Dia menyentak tangan Ali kemudian berkata, "Cari taksi lah!"
"Ngapain?"
Prilly memutar bola matanya malas. Apa pria ini tidak pernah tau, kalau taksi guananya buat apa? "Menurut lo!?"
"Lo nggak denger, abang lo tadi bilang apa!?" Prilly memicingkan matanya. Pria itu tidak benar-benar akan mengatarnya kan?
"Ekhm"
"Males banget gue dianter sama lo. Bisa-bisa alergi gue liat muka pas-pasan lo terlalu lama!" sambung Prilly, kemudian melangkahkan kakinya untuk mencari taksi, tapi baru saja beberapa langkah dia berjalan, Prilly memutar tubuhnya lagi menghadap pada Ali.
"Oh'ya, soal tawaran lo, gue tetep nggak mau nerima! Bay" ucap Prilly meninggalkan Ali.
Ali yang sedari tadi melihat sikap penolakan dan perkataan Prilly, menjadi terpancing emosi. Rahangnya mengeras, tangannya mengepal erat, tidak terima dengan penolakan yang Prilly berikan padanya.
Berani-beraninya Prilly menolak pria tampan sepertinya. Biasanya saja, para wanita diberikan kedipan mata saja sudah klepek-klepek, atau bahkan memberikan tubuhnya secara cuma-cuma untuk bermalam bersamanya. Tapi, ini!?
Ali mengejar Prilly, dan menyeret Prilly memasukki mobil lamborghininya, kemudian dia berlari menutari mobil dan duduk di jok kemudi. Tidak perduli dengan teriakan Prilly yang seperti orang mau di culik. Lagi pula, mana ada penculik tampan sepertinya?
"Ali, buka pintu mobilnya!"
"Ali! Gue mau naik taksi aja!"
"Ali! Lo kok maksa sih!?"
Begitulah penggalan-penggalan dari ocehan-ocehan yang prilly ucapkan pada Ali.
"Ali! Lo denger_"
"DIAM!" Ali meninggikan suaranya karna sudah frustasi dengan ocehan Prilly yang tidak henti-henti. Prilly yang dibentak pun menunduk diam, sambil meremas ujung kemejanya takut. Pasalnya, dia tidak pernah sama sekali dibentak seperti itu.
Bahu Prilly bergetar, menahan diri supaya tidak mengeluarkan isakannya karna air mata yang sudah lolos begitu saja. Dia menggigit bibir bagian bawahnya dengan kuat. Ali yang melihat itupun merasa sedikit bersalah. Dengan sedikit ragu dia mengatakan,
"Sorry, gue gak bermaksut ngebentak elo kayak tadi!" dan dengan ragu Ali mengulurkan tangannya untuk mengusap kepala Prilly, namun tangannya tidak menyentuh kepala Prilly, tangan Ali hanya mengapung di udara.
Tidak ada jawaban dari Prilly, dan Ali lebih memilih mengurunkan niatnya untuk mengelus kepala Prilly kemudian malajukan mobilnya mengantar Prilly kerumahnya. Dari pada gue ngrasa bersalah, mending gue bawa pulang ni bocah. Begitulah pikirnya.
Tidak ada percakapan samaa sekali saat diperjalanan menuju rumah Prilly. Hanya keheningan yang menemani mereka berdua. Ali hanya fokus menyetir, sedangkan Prilly mengarahkaan pandangannya keluar jendela.
KAMU SEDANG MEMBACA
Awal & Akhir
RomantizmFollow dulu baru Baca, dan jangan lupa Comment dan Vote-nya.... - Pernikahan! Yah, pernikahan biasanya didasari dengan adanya cinta dan kasih sayang yang tulus dari kedua belah pihak. Tapi, bagai mana dengan pernikahan yang satu ini?, pernikahan yan...