Part 5

1.6K 70 15
                                    


Prilly berjalan gontai di koridor kampusnya. Pikirannya melayang pada perkataan bundanya kemarin malam. Menikah? Satu bulan lagi? Apa itu tidak terlalu cepat? Bahkan, Prilly berfikir pernikahan itu akan dilakukan dua atau bahkan tiga bulan lagi. Sungguh menyebalkan sekali.

Dengan raut wajah malas Prilly melangkahkan kakinya kekantin, menunggu jam pelajaran dimulai. Pikirannya kini melayang pada tawaran pria mesum itu, siapa lagi kalau bukan Ali.

Menikah dalam waktu beberapa bulan saja, hitam diatas putih, menikah dengan perjanjian yang tertulis atas persetujuan dirinya dan Ali. Dan tanpa pengetahuan antara orang tuanya dan pria itu!?

Itu sangat membingungkan! Dia tidak mau menikah dengan persyaratan seperti itu, atau istilahnya nikah kontrak. Bukan! Bukannya Prilly ingin menikah selamanya. emm, maksutnya Prilly.... ahh sudahlah. Spesifiknya, Prilly hannya ingin menikah sekali seumur hidup dengan laki-laki yang dicintainya.

Bukan menikah dengan perjodohan konyol seperti saat ini. Apa lagi dengan perjanjian yang menurutnya tidak masuk akal seperti yang ditawarkan oleh Ali padanya. Yang Prilly inginkan adalah, dia mencari pendamping hidupnya sendiri! Tanpa pejodohan dari orang tuanya. Rumit sekali hidupnya.

Prilly mendaratkan bokongnya dibangku kantin yang kosong. Pandangannya dia edarkan kesetiap ruangan. Sampai akhirnya, Prilly melihat seorang gadis seusianya memasukki kantin. Tangannya dia lambaikan, guna memberikan intruksi bahwa Prilly sudah duduk manis disalah satu bangku kantin.

"Gila lo Prill, capek gue nyariin lo!" ucap gadis itu sambil ngos-ngosan.

"Lo nyari gue?" tanya Prilly dengan tampang sok polosnya.

Raina! Gadis dengan pipi cubby itu memutar bolamatanya malas. Apa dia tuli? Seingatnya, dia mengucapkannya cukup keras. "Lo nggak tulikan Prill?" bukan menjawab, Raina malah bertanya kembali pada Prilly.

"Iisssh, bukan gitu. Tapi kan, lo jarang banget nyariin gue kayak gini, kalau gak ada maunya!" benar bukan? Mana pernah Raina mencarinya jika dia tidak sedang kepo atau ada maunya. Pernah dia bilang pada Prilly "Ngapain sih Prill, lo dicari? Orang biasanya juga langsung nongol kayak jelangkung!" pernyataan seperti itu yang Raina lontarkan Padanya.

Bahkan, pernah dia bilang "ntar deh, kalau gue kepo sama hidup lo atau ada yang mau gue curhatin ke elo, baru gue nyariin lo" sepertinya untuk perkataan Raina ini, Prilly harus lebih bersabar. Tapi jangan salah, kalau udah ngomongin persahabatan, Raina jagonya. Dia akan menjadi payung saat hujan mengguyur tubuh Prilly, dan Raina akan menghibur Prilly saat dia sedih ataupun terpuruk. Menikmati kebahagiaan bersamanya.

Raina juga pernah menenangkannya saat cinta pertamanya meninggalkan dirinya dan lebih memilih cewek lain. Bahkan, Raina mengatakan "udah lah Prill, dia emang playboy. Kalaupun dia cinta sama lo, gak mungkin dia ninggalin lo demi jalang yang gak seberapa cantiknya itu. Gue yakin matanya katarak kalau gak gitu rabun, atau malah buta dia" perkataan itu pula yang dapat menghiburnya.

"Iya juga sih ya? Tapi kan, kemarin lo mau ceritain semuanya ke gue Prill!"

Prilly menaikkan sebelah alisnya mendengar ucapan Raina. Kapan dia bilang mau cerita sesuatu pada Raina? Seingatnya, dia tidak bilang ingin bercerita atau mencurahkan isi hatinya pada Raina. Entahlah!

"Cerita apaan?" tanya Prilly yang membuat Raina memutar bola matanya malas.

"Ya yang kemarin lo punya pacar baru itu." ceplos Raina menatap malas pada Prilly. Sahabatnya ini sebenarnya memang lupa atau pura-pura lupa sih?

Terkadang Raina bingung pada sahabatnya ini yang kerap kali gonta-ganti pacar. Padahal, waktu itu dia bilang pada Raina. "Sekali ini Rain! Kalo si Dava jadi pacar gue, gue bakal usahain buat gak putus nyambung cari cowo buat di kecengin" Bukannya Dava sudah berpacaran dengan Prilly? Tapi, Kenapa kemarin sahabatnya itu berciuman di depan umum dan bahkan mengaku bahwa mereka telah menjalin hubungan!? Apa iya, Prilly menduakan Dava? Jahat banget dong sahabatnya ini.

Awal & Akhir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang