d u α

6.9K 766 65
                                    

Aku menahan nafas sebentar, lalu menghembuskannya pelan. Perasaanku benar-benar gugup. Maksudku, aku saat ini sudah berdiri tegak di depan pintu kelas ku. Kelas 1-A, kelas hero.

"Baiklah pagi ini aku akan memberikan arahan pada kalian." Ah aku bisa mendengar suara pak Aizawa Shouta dari sini. Suaranya terdengar sangat malas dan tidak ada niat hidup sama sekali. Aku tertawa kecil wajar saja sih karena pak Aizawa memang begitu orangnya.

Pintu di hadapanku terbuka dan menampilkan figure seseorang yang baru saja ku tertawakan. Aku mendongak dan memasang senyum kecil untuk menyapanya.

"Pagi pak Aizawa~." Pak Aizawa memasang tampang malas padaku. Ia menguap lebar sebelum menyuruhku masuk. Aku menarik nafasku pelan lalu menghembuskannya. Aku sebenarnya tidak merasa gugup, hanya merasa sedikit takut karena akan merasakan suasana yang berbeda nantinya.

Saat aku melangkah masuk mengekori pak Aizawa. Aku bisa merasakan seluruh pasang mata mengarah padaku. Mereka merasa asing dengan keberadaanku, karena mereka baru pertama kali melihatku. Ya jelas sekali terlihat sebab ekspresi mereka mengatakan itu.

Pak Aizawa berhenti di podium depan kelas dan mengetuk papan tulis kecil. Kini seluruh perhatian beralih ke pak Aizawa.

"[Yn] perkenalkan dirimu beserta quirk-mu." Aku berdiri di sebelah pak Aizawa dan maju selangkah. Aku mematri senyum dan mengangguk.

"Halo semuanya perkenalkan namaku [Full name]. Aku memiliki dua quirk, yang pertama adalah Aeolus. Dan yang kedua adalah Leonel. Aku minta maaf mungkin aku agak terlambat dan gak bisa masuk sekolah tepat waktu barengan kalian, karena ada kendala sedikit." Aku memperkenalkan diriku secara singkat dan jelas. Sekaligus menjelaskan sedikit mengapa aku terlambat masuk sekolah.

Hening. Mereka memandangi ku dalam hening, seolah tengah menilik sesuatu. Aku masih setia dengan senyum ku. Meski sebenarnya dalam benak aku sudah takut-takut dan memikirkan hal yang buruk. Ya Tuhan! Tolong aku!

Seorang anak berambut coklat bob mengangkat tangannya. Ia tersenyum manis padaku. Wajah bulatnya benar-benar imut, aku gemas dalam hati.

"Selamat datang [Ln]-san! Semoga kau betah ya." Aku mengangguk dan berucap terimakasih. Selang beberapa detik anak-anak yang lain juga menyusul mengucapkan hal yang sama. Dan senang dengan kedatangan ku.

Pak Aizawa berdehem meminta seluruh perhatian kelas ke padanya. Ia menatap seisi kelas dengan malas. Dan berganti menatapku.

"Kau duduklah di belakang Bakugou, [Yn]." Aku mengangguk dan langsung menuruti perintah pak Aizawa tanpa tunda-tunda. Aku menuju ke satu tempat kosong yang ada di belakang cowok berambut ash blonde itu. Ia menatapku sengit dan garang.

Duh wajahnya benar-benar membuatku takut dan enggan untuk menyapanya. Aku segera duduk dan meletakkan tasku di sisi meja bagian kiri. Aku tersenyum kecil ke arahnya dan berharap ia bisa menghilangkan tatapan mengerikannya itu. Aku bergumam kecil di belakangnya dan memperkenalkan diriku sekali lagi padanya.

"Halo~ namaku [Full name], panggil [Yn] juga gak papa kok." Aku tersenyum di belakang cowok ini. Aku tau kalau senyuman ku tak akan bisa ia lihat, tapi setidaknya aku berbicara ramah padanya.

"Aku gak butuh perkenalan bodohmu itu, dasar pendek." Ia mendecih dan menggertakkan giginya. Ia mengucapkannya tanpa merasa bersalah atau rasa dosa. Cowok itu dengan entengnya mengucapkan hal yang tidak ingin aku dengar.

Pendek...

Rasanya aku bisa mendengar suara retakkan hatiku sendiri setelah dihina secara terang-terangan begini. Aku meringis dalam hati. Aku tidak menyangkal ucapannya juga tidak membenarkannya. Toh kenyataannya memang begitu, kalau aku ini pendek.

"Maaf nih ya, tapi aku sakit hati loh mendengarnya~." Duh mulutku rasanya gatal untuk membalas hinaan darinya tadi. Aku tidak menyunggingkan senyum lagi seperti tadi. Kali ini aku tersenyum miring dengan sudut mata yang balas menatap sinis. Aku tidak marah ataupun kesal hanya saja menurutku untuk menyambut teman baru, setidaknya tidak perlu mengatai dirinya kan. Apalagi mengungkap fakta yang baginya adalah hal yang sensitif.

Pak Aizawa mengetuk papan tulisnya dua kali. Menyadarkanku dan membuat seisi kelas kembali pada atensi sang guru di depan kelas. Ah aku baru sadar kalau satu kelas tengah memperhatikan ku dan cowok brengsek di depan ku ini sedari tadi rupanya.

"Sudahi pertengkaran kecil kalian dulu. Hari ini kalian akan langsung ujian praktik lapangan bersama denganku dan All might."

"Baik pak!" Serentak satu kelas menjawab. Aku hanya diam dan mengikuti saja.

Anak-anak kelas mulai berhambur dan menuju ruang ganti. Termasuk cowok yang duduk di depanku ini. Aku cuman duduk terdiam dan bingung harus berbuat apa. Tapi gadis imut berambut bob itu mendatangi ku dengan temannya yang mirip seperti katak. Tidak bisa dibilang mirip katak juga sih, perangainya masih bisa kubilang cantik bahkan lebih cantik dariku malah.

" [Ln]-san! Kita ketemu lagi nih." Dia menyapa ku sambil tersenyum ceria. Aduh auranya sungguh terang sekali, cukup membuat mataku silau. Aku membalas senyumannya dan balik menyapa.

"Ayo kita ke ruang ganti sama-sama, biar sekalian aku akan menjadi tour guide-mu selama beberapa hari kedepan." Rupanya dia mengajakku ke ruang ganti bersama. Syukurlah setidaknya aku tidak terlihat menyedihkan saat berjalan sendirian menuju ruang ganti. Dan oh ya dia juga menawarkan dirinya menjadi tour guide ku selama di sekolah. Wah dia benar-benar ramah, aku suka tipe yang begini nih.

Aku tertawa kecil cewek itu mengingatkan ku dengan mendiang temanku dulu. Mirip sekali hanya saja yang ini versi cewek darinya. Aku melihat ia kebingungan kenapa aku menertawakan dirinya. Lihatlah raut kebingungan cewek ini, benar-benar membuat gemas.

"Ah maaf aku tertawa, habisnya tingkahmu itu menggemaskan banget." Aku mengatup kedua tanganku sambil tersenyum meminta maaf. Muka cewek itu berubah menjadi merah. Rasaku ia malu mendengar ucapanku tadi.

"Ah iya namaku Uraraka Ochako maaf baru kenalan sekarang." Aku menggeleng pelan berkata gak apa. Lalu gadis katak itu juga ikut memperkenalkan dirinya.

"Aku Asui Tsuyu-kero. Salam kenal ya." Aku tersenyum membalas perkenalannya. Kami bertiga segera bergegas menuju ruang ganti setelah menyelesaikan acara perkenalannya. Selama perjalanan menuju ruang ganti Uraraka dan Asui menanyakan beberapa hal padaku. Mulai dari kenapa dan mengapa aku tidak masuk selama dua minggu, menjelaskan mengenai tentang kedua quirk ku, dan juga wajahku itu mirip dengan seseorang yang terkenal.

Aku dengan kalem dan ramah menjelaskannya satu-persatu. Mereka berdua hanya memasang telinga dan menyimak penjelasanku. Entah karena sifatku yang memang mudah bergaul atau mereka berdua yang membuat ku nyaman hanya dalam hitungan menit saja.

"Ayo kita harus cepat, nanti dimarahin sama pak Aizawa."

"Iya benar ayo-ayo." 


---


Selamat datang kembali~ di cerita terbaru ku.

Semoga kalian menikmatinya ya, meski banyak kesalahan dan tidak jelas. Makanya tolong dong kasih aku saran dan kritik kalian ya~ dan jangan lupa tinggal vote dan comment.


Jumat 20/03/2020

Road to be HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang