d u α p u l u h d u α

1.5K 256 20
                                    

Yao-san menggeram rendah begitupun dengan Jiro-san. Kami bertiga mau tidak mau harus mengikuti perkataan orang di depan atau Kaminari-kun akan di bunuh. Dalam hati aku hanya bisa mendecih berkali-kali. Lidahku rasanya gatal mau berbicara, tapi sepertinya tidak bisa. Situasinya tidak akan mendukung kalau aku yang berbicara.

Orang itu tertawa remeh. Dia berjalan mendekat masih sambil membawa Kaminari-kun di sebelah tangan kirinya.

"Sial kita dijebak, dia berhasil mengecoh dan membuat kita lengah." Jiro-san menatap tajam orang itu. Aku mengangguk setuju dengan Jiro-san. Kami bertiga sudah kehabisan akal dan tenaga gara-gara pertarungan sebelumnya. Kulirik Yao-san dan memintanya untuk membuAt sesuatu yang berguna agar bisa mengecohnya dan melepaskan Kaminari-kun. Tetapi Yao-san menggeleng dan bilang ia tidak bisa melakukannya.

"Aku gak bisa [Ln]-san, nyawa Kaminari-kun sedang di ancam. Kita tidak bisa berbuat seenaknya." Yao-san menoleh dan menatap penjahat itu tajam. "Kita gak akan tahu rencana orang ini sampai kita benar-benar bisa memikirkan caranya menyelamatkan Kaminari-kun."

Orang bertopeng tengkorak itu tertawa keras. Suara tawanya bahkan menggema disekitar kami. ia mengagkat Kaminari-kun dan menunjukkan quirknya yang rupanya juga sama seperti Kaminari-kun. "Aku mana bisa membunuh seseorang yang punya quirk sama denganku. Tapi kalau kalian yang meminta, aku bisa saja melakukannya kapanpun."

Aku menelan liur gugup dan gelisah. Rasanya seperti diberi pilihan aku harus menyerahkan diriku atau membiarkan Kaminari-kun disandera dan dibunuh setelahnya. Tampaknya Jiro-san dan Yao-san juga berpikiran sama denganku. Mereka menatap orang bertopeng tegkorak itu dengan tajam. Aku tidak bisa diam saja dan berharap keajaiban terjadi. Harus ada, ya harus ada cara agar Kaminari-kun bisa selamat.

"Kalau begitu apa maumu?" Tanyaku langsung pada intinya. Orang ini pastilah menginginkan sesuatu. Orang bertopeng tengkorak itu berjalan mendekat sambil mengeluarkan listrik di tangan kanannya.

"Kaminari juga tipe listrik, apa ini sebuah kebetulan dan kemenangan alami?" Aku melirik Jiro-san yang mulai membuka mulutnya selain menatap orang di depan kami dengan tajam. Oh aku tahu Jiro-san sepertinya punya rencana untuk mengalihkan perhatian orang bertopeng tengkorak itu. Bagus Jiro-san! Orang bertopeng tengkorak ini berhenti jalan dan bingung dengan pertanyaan yang diberikan Jiro-san. Sepertinya orang ini mulai masuk perangkap Jiro-san.

"Soalnya kalau kau memang bukan pahlawan, kau pasti sudah mengangkut pekerjaan berton-ton. Kenapa kau masih berprilaku menjadi seorang penjahat? Gak bukan, maksudku melakukan itu bukanlah sebuah dosa besar kan? Karena apa, karena orang seperti dirimu tidak pantas menjadi seorang penjahat!" Earphone jack Jiro-san mulai turun pelan-pelan menuju arah kakinya. Aku tersenyum dan ikut menimpali perkataan Jiro-san dan membuat orang bertopeng itu meggeram kesal.

"Aku gak terlalu yakin sih soal itu, menurutku daripada menjadi seorang penjahat. Kau lebih cocokk jadi gelandangan pinggir jalan!" Seruku. Aku tertawa keras menanti apa yang akan dilakukan oleh orang bertopeng itu.

"Kau...!!" Berhasil aku membuatnya kesal.

"Gembel sepertimu gak cocok buat jadi penjahat. Lebih baik jadi penghuni kolong jembatan." Earphone jack Jiro-san mulai turun dan hampir sampai ke sepatunya. Aku terus melanjutkan ucapanku yang mulai agak sedikit kasar, kurasa.

"Gembel oh gembel, kemarilah aku akan beri kau uang. Sini sini." Orang bertopeng itu hanya terdiam dan mengangkat Kaminari-kun lebih tinggi. Earphone jack milik Jiro-san pun hanya tinggal tertancap, tapi orang bertopeng itu tertawa keras dan mengarahkan kejutan listrik ke Kaminari-kun.

"Hentikan! Kalian pikir aku bodoh?" Jiro-san dan aku mendecih. Rencana yang disusun oleh Jiro-san sepertinya ketahuan dan gagal total. Sekarang orang bertopeng tengkorak itu—yang entah siapa namannya—beralih dan menatapku ganas dan tajam. Ia berjalan mendekat kearahku dan terus mengintimidasiku.

Road to be HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang