3. Bookstore

1.1K 166 18
                                    

Ingin ku dekatinya sambil memberikan sebuket bunga peony. Dalam diam yang mendamba juga menanti, semakin menumpuk rindu dalam hati. Haruskah aku memulai langkah untuk bertanya apakah ia mau berada di sampingku? Tapi, bukankah dengan bunga itu saja aku sudah mengatakan bahwa "aku mencintaimu"?

Klik

Kyuhyun menghela nafas kemudian mengulurkan tangan kanannya untuk meraih secangkir cokelat hangat dengan kabut tipis yang masih mengepul di udara. Hari ini Jaehyun begitu baik hati memberinya sekantong minuman cokelat bubuk, katanya agar Kyuhyun terus bersemangat dalam menulis.

Sangat perhatian.

Tapi, Kyuhyun tersenyum tipis karena ia tahu apa maksud dari pemberian itu. Minggu depan, salah satu dosen mengumumkan bahwa beliau akan memberikan kuis untuk dua bab terakhir yang sudah mereka pelajari dan sialnya itu adalah mata kuliah yang tidak begitu Jaehyun sukai. Alasannya? Dosen itu pernah menegurnya ketika Jaehyun sibuk membalas pesan di aplikasi chat dari salah satu mahasiswi kenalannya, -menurut Jaehyun, gadis itu dari fakultas ekonomi. Sejak itu, sang dosen selalu menargetkan Jaehyun untuk menjawab beberapa pertanyaan yang beliau ajukan.

Tanpa Jaehyun, Kyuhyun mungkin akan merasa sendirian dan kesepian di New York. Melihat bagaimana pribadi Kyuhyun yang sangat tenang, mungkin ia hanya akan menghabiskan hari-harinya di apartemen dan kampus tanpa berinteraksi dengan siapapun. Tapi, Jaehyun selalu berusaha menarik Kyuhyun ke dalam kumpulan-kumpulan tertentu. Membuat keduanya menjadi dikenal dimana-mana. Pesona Jaehyun dan si pintar Kyuhyun.

Drrrt ddrrttt

Ponsel yang ia letakkan di atas meja bergetar. Nama ibunya tertera di sana dan segera mengundang senyuman tipis dari bibir Kyuhyun. Lelaki itu pun meletakkan cangkir, melepaskan kacamata bacanya lalu meraih ponselnya.

"Putraku~ ibu sangat merindukanmu~"

Suara ibunya langsung terdengar, salah satu orang paling berharga dalam hidupnya.

"Aku juga. Bagaimana keadaan ibu dan ayah?"

"Kami semua sehat. Tidak sabar menunggu kelulusanmu."

"Sepertinya sangat merindukan ku?" Ucap Kyuhyun sambil terkekeh pelan. Ia pun beranjak dari kursi kerjanya lalu melangkahkan sepasang kaki panjangnya untuk pergi ke beranda, setelah menggeser pintu kaca bergorden biru langit -warna favoritnya.

"Tentu! Ingat, jangan terlalu sibuk berkencan. Belajarlah dengan benar."

"Kencan? Aku sama sekali tidak. Apa ibu mendengar sesuatu dari Jaehyun?"

Kyuhyun menyukai akhir pekan ketika ia hanya berada di lantai sembilan apartemennya, berdiri di beranda pada jelang hari senja sambil mengamati bangunan kota yang menawan. Sedikit berbeda dengan di Korea. Bangunan di New York kebanyakan berbentuk kotak, dengan beberapa ekor burung-burung kecil yang berkeliaran dan tidak terlalu banyak warna. Elegan.

"Tidak. Mrs. Ahn tidak mengatakan apapun selain Jaehyun yang sudah tiga kali mengirimkan foto wanita berbeda. Tidak masalah untuk kencan, malah bagus. Tapi, jangan sampai mempengaruhi nilaimu."

Kyuhyun tertawa mendengarnya. Membayangkan bagaimana terkejutnya Nyonya Ahn menerima foto-foto yang dikirim oleh Jaehyun. Padahal Kyuhyun tahu, wanita-wanita itu adalah foto sembarang yang Jaehyun ambil asal dari internet. Nyonya Ahn selalu memaksa sahabatnya itu untuk memiliki seorang kekasih bule.

"Aku yakin beliau akan sangat terkejut."

"Tentu saja!"

"Bicara dengan siapa?" Tiba-tiba di seberang sana Kyuhyun bisa mendengar suara ayahnya.

Torn Love (서규)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang