4. Looking For You

960 153 16
                                    

Seohyun menatap layar ponselnya sambil sesekali menghela napas, entah apa yang sebenarnya ia nantikan malam ini dengan hanya memutuskan sendirian berada di kamar apartemennya. Biasanya, seorang wanita seperti Seohyun akan memilih sebuah kelab malam atau mungkin hotel -jika ia bertemu dengan seorang lelaki yang menarik baginya.

Wanita itu masih membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur kemudian mengulurkan tangan ke atas nakas, meraih sebuah cermin rias kecil kemudian membawanya ke depan wajah. Memandangi pantulan dirinya sendiri di sana.

Sudut bibir yang sedikit lebam dan beberapa bekas kemerahan di pipinya, bekas tamparan. Alasan kenapa dua hari ini ia memutuskan absen dari kampus adalah karena sakit yang ia rasa nyaris di sekujur tubuhnya dan beberapa lebam juga goresan. Salah satu teman kencannya ternyata seorang lelaki kurang ajar yang kasar. Butuh waktu bagi Seohyun untuk melarikan diri dari hotel tersebut.

Kadang hubungan satu malam tidak selamanya berjalan dengan baik.

Tiga hari juga telah berlalu sejak hari dimana Kyuhyun mengajaknya ke toko buku lalu membuat dirinya yang seorang nona muda harus sedikit bersusah payah naik turun tangga bus umum. Seperti kebanyakan orang-orang barat, mereka memiliki jiwa individu yang tinggi dengan alasan menjaga privasi orang lain. 

Hamlet.

Sebuah kisah tragis yang Kyuhyun ceritakan padanya di sepanjang perjalanan. Dan untuk pertama kalinya Seohyun mendengarkan cerita seseorang dengan begitu cermat.

"Kisah ini ditulis sekitar tahun 1599 sampai 1601 oleh William Shakespeare, kau tahu kan siapa William?"

Pertanyaan yang hari itu membuat Seohyun sedikit tersinggung. Demi Tuhan, ia hanya tidak peduli atau tidak tertarik, bukannya bodoh. Sementara tokoh brilian seperti William Shakespeare saja orang awam dalam dunia sastra pun akan tahu.

"Isinya dipenuhi cinta juga dendam. Di akhirnya, semua orang yang terlibat juga meregang nyawa tak tersisa."

Saat itu, pertanyaan terbesar Seohyun adalah apa menariknya sebuah kisah fiksi berbentuk tulisan dalam sebuah buku yang ditulis orang lain? Apalagi jika kisahnya sangat rumit dan menyedihkan. Bahkan kehidupan di dunia nyata juga terkadang sama berat dan menyakitkannya, terlebih dialami oleh diri sendiri.

"Perasaan sesak yang mengalir saat kau merasa berperan sebagai tokohnya. Bahasa lugas yang ditulis menjadi serangkaian kalimat indah. Semuanya menarik, tentu, bagi seorang kutu buku seperti diriku."

Hari itu, Kyuhyun tersenyum sambil menatap langit seolah kisah dalam buku-buku itu hanyalah satu dunia yang ia mengerti. Sementara Seohyun tidak pernah bertemu seorang lelaki yang hidupnya sangat mencintai buku seperti Kyuhyun. Kebanyakan adalah mereka yang suka sekali berfoya-foya menghabiskan uang orangtua atau jika beruntung, beberapa pengusaha muda tampan yang sedang mencari kesenangan untuk membuang uangnya secara percuma.

Tidak.

Seohyun tidak menghabiskan satu malam dengan gratis. Beberapa bahkan membayarnya sangat tinggi, sementara beberapa hanya mentraktirnya makan malam. Bukan berarti wanita itu terlalu miskin hingga harus melakukan hal hina tersebut, uang saku bulannya lebih dari kata cukup. Ayah dan ibunya adalah orang-orang terkenal.

"Jika kau ada waktu luang, kau bisa mencari tahu tentang Hamlet atau mungkin Wuthering Heights. Sama-sama menyedihkan. Mungkin kau tertarik untuk mengisi waktu luangmu."

Wanita itu menghela napas lalu menatap langit-langit kamarnya.

Dunia Kyuhyun terasa begitu tenang untuk dijalani sementara dunianya berbeda. Terlalu rumit juga menyedihkan. Namun ada sesuatu dalam diri Kyuhyun yang seolah menarik Seohyun untuk mengenalnya lebih jauh, meski wanita itu terkadang merasa dirinya tidaklah pantas.

Torn Love (서규)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang