5. Exchange Number

1K 146 21
                                    

Kyuhyun membenarkan letak kacamata bacanya sambil menatap layar monitornya dengan seksama. Ia bahkan membaca ulang beberapa kalimat yang dianggap penting, mengabaikan Jaehyun yang sejak tadi mengoceh untuk mengomentari sekumpulan buku koleksi Kyuhyun yang berjejer rapi di rak.

"Hei, Cho! Kau akan membawa semua ini pulang ke Korea?" Tanya Jaehyun sekali lagi, tidak peduli bahwa ia akan mendapatkan jawaban atau tidak.

"Tentu," akhirnya suara Kyuhyun yang berharga itu keluar.

Lagipula buat apa ia meninggalkan buku-buku itu di New York sementara dirinya pindah ke Seoul? Toh dia di negeri Paman Sam ini hanya untuk menuntut ilmu. Ia bahkan mengambil dual degree dengan sengaja.

"Satu rak novel dan satu rak buku-buku bisnis juga ekonomi. Dan kau kuliah dijurusan seni?" Tanya Jaehyun lagi tanpa susah payah untuk menunjukkan rasa kagum pada sahabatnya itu.

Ia tahu bahwa Kyuhyun sangat cerdas namun ia tidak tahu kalau anak itu bisa mempelajari beberapa hal yang bertolak belakang tanpa merasa pusing. Jika itu Jaehyun, maka otomatis lelaki itu akan mengerang dan mengais dinding saking pusingnya.

"Biar kuingatkan bahwa aku juga mempelajari manajemen bisnis," sahut Kyuhyun dengan ada nada tenangnya yang biasa, namun bagi Jaehyun, hal itu seperti sebuah sindiran halus yang membuatnya mengerang tidak nyaman.

"Baiklah Yang Mulia Cho, jadi bagaimana perkembangan novelmu dan apa yang sejak tadi kau pandangi? Naskahmu? Tidak ada ide lagi?" Tanya Jaehyun berturut-turut, mengambil kesempatan ketika ia mendapat tanggapan dari si kutu buku yang menyebalkan sekaligus sahabat terbaiknya itu.

Yang Jaehyun sukai dari Kyuhyun adalah sifat tenang dan tidak sembrono dalam artian buruk. Kebanyakan anak-anak dari keluarga terpandang sering kali bermuka dua, namun tidak dengan sosok Kyuhyun yang sudah ia kenal sejak duduk di bangku sekolah dasar tersebut.

"Kontrak adaptasi webtoon."

"Naver?"

"Iya, bagaimana menurutmu?"

"Kau belum menerimanya? Kupikir sudah karena aku mendengar beberapa rumor diluar sana."

"Bagaimana dengan identitasku?"

Memang, hal yang enggan Kyuhyun ungkapkan di khalayak publik adalah mengenai pekerjaan sampingannya sebagai seorang penulis novel online. Kenapa? Tidak ada alasan khusus sebenarnya, ia hanya tidak ingin ketengannya terganggu terlebih jika nanti malah akan mengganggu karir ayahnya di dunia politik.

Seorang publik figur yang masih muda rentan sekali dengan skandal dan berita-berita yang terkadang tidak jelas asal usulnya. Sudah menjadi sikap bawaan manusia untuk merasa penasaran, mencari tahu lalu terkadang mulai menyimpulkan seenaknya. Dan Kyuhyun sama sekali tidak membutuhkan ketenaran. Ia hanya butuh pekerjaan, penghasilan dari hobi, dan ketenangan ketika menjalaninya.

"Aman. Siapa yang mengira bahwa penulis nomor satu yang sedang digandrungi adalah seorang mahasiswa sekaligus anak anggota Majelis Nasional Korea Selatan," kekeh Jaehyun sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Baguslah."

Kyuhyun kembali menatap layar laptopnya dan kali ini mencermati bagian dari ketentuan royalti serta tentang apapun yang menyangkut haknya. Tentu setelah sebelumnya ia memahami apa kewajibannya dalam surat perjanjian tersebut.

"Terima saja, kau bisa tetap merahasiakan identitasmu. Lagipula bukankah belakangan ini banyak drama yang diadaptasi dari webtoon? Pasti menyenangkan ketika ceritamu diperankan orang lain dalam sebuah drama."

Jaehyun benar, salah satu cita-citanya adalah menjadi penulis naskah dan membuat orang-orang menikmati suratan takdir yang ia tuangkan melalui ujung jarinya yang sepanjang malam bekerja menekan keyboard laptop untuk menciptakan sebuah kisah dalam benaknya memjadi sebuah buku.

Torn Love (서규)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang