Aureen turun dari mobil hitam milik papanya, dan mengucapkan terimakasih kepada Pak Sarman, sopirnya. Seperti biasa, pria itu mengangguk dan membiarkan Aureen berjalan masuk.
Tak biasanya, pintu rumahnya tertutup. Mungkin, Mamanya sedang keluar. Saat dia memegang gagang pintu rumahnya, kakinya menubruk suatu kotak di sana. Kotak yang berwarna biru tua dengan perpaduan biru muda dan motif kotak-kotak kecil, di kotak ada sebuah tulisan.
Untuk Aureen
"Buat aku?" tanyanya pada kotak itu.
Sebelumnya dia tak pernah memesan barang di online shop dan ini juga bukan tanggal kelahirannya. Dia tidak memesan barang, dan tidak ulang tahun. Jadi, kotak ini dalam rangka apa?
Tak butuh berapa lama Aureen membuka kotak itu, tapi dengan mata cokelatnya yang tertutup. Dia takut kalau bisa saja ini bom atau semacamnya. Tapi.. Kalau bom pasti sudah ada suara ledakan.
Tidak terjadi apa-apa. Aureen membuka matanya, menghela nafas. Bukan bom. Dia lega. Matanya bersinar saat dia melihat novel bersampul hitam itu! Itu adalah buku kemarin yang tidak jadi ia beli. Dan sekrang ada di depan rumahnya. Gratis lagi. Wah!
Aureen tersenyum, dalam hati ia mengucapkan terimakasih pada sang pengirim, entah siapapun namanya. Dia telah menyelamatkan uang Aureen yang sebenarnya untuk membeli novel itu. Dia mengambil novel itu dan membawanya masuk.
Ternyata, tidak hanya novel itu. Ada surat juga di dalamnya. Sesampainya di kamar, dia meletakkan tasnya dan membaca surat itu.
Gue takut sama perkataan lo kemarin pas di tokbuk.
"Awas aja kalo bohong, semoga dapet kutukan."
Jadi, gue balikin aja nggak usah dibayar gapapa
Miss u Reen,
FERDYNAND
Aureen sempat tak percaya. Jadi, beneran cowok yang kemarin itu adalah cowok yang nelfon dia selama ini?
Tapi, siapa orang itu? Kenapa dia bisa dapet nomor Aureen? Dan, anehnya lagi dia bisa tau rumahnya Aureen.
***
HP Aureen berbunyi. Dia melihat panggilan masuk dari, entah siapa. Yang tertera hanya nomor-nomor saja.
Panggilan Masuk 📞
0852134567921
18.59"Halo?"
"Siapa?"
"Udah nerima kotak di depan pintu?"
"Udah."
"Iya itu dari gue."
"HAH?"
"Kenapa hah?"
"Kamu siapa, sih?"
"Kan gue udah bilang,
gue yang kemarin di toko buku."
"Gue Ferdynand.""Maksudnya kamu siapa?
Kok bisa tau rumahku?""Gue tadi jemput Tante Erin
buat makan malam di rumah gue.
Dan, sekarang gue bakal jemput lo. Hehe.""Apa yang bisa bikin aku percaya?"
"Lo mau bukti apa?"
"Terserah.
Bisa aja kan kamu penculik atau orang jahat.""Reen. Ferdy bukan penculik haha.
Apa sih kamu!""Mama! Mama nggak diculik kan?
Jujur aja, Ma. Nanti Aureen telfonin polisi. Mama di mana sekarang? Kirimin alamatnya.""Mama makan malam di rumah Tante Sarah,
namanya Ferdynand.""Beneran? Yaudah deh, Ma."
"Kamu ke sini, ya. Biar dijemput."
"Ngapain? Biar mama aja yang dateng.
Aku nggak mau.""Kenapa nggak mau?"
"Aku makan di rumah aja ya, Ma.
Ada tugas banyak.""Nggak sampai malem.
Nanti jam 8 udah gue anter pulang.""Eh? Ngga mau."
"Mama aja ngebolehin. Kamu siapa?
Maksa-maksa aku?""Di rumah lo nggak ada makanan.
Mau makan apa?""Aku bisa masak."
"Emang ada bahan-bahannya?"
"Gue beliin aja.
Ini gue udah bilang sama mama lo.""Aku delivery sendiri aja."
"Reen, lo bandel banget sih."
"Biarin."
"Gue beliin apa, nih?
Nasi goreng atau bakso atau mi ayam atau apa?""Nggak semua.
Udah, nggak usah.""Reen."
"Oh iya. Makasih bukunya."
"Iya sama-sama."
"Buat nebus rasa terimakasih lo.
Lo harus mau gue beliin makanan. Oke?""Jadi nyesel ngomong gitu."
"Mau apa?"
"Nasi goreng seafood aja.
Yang pedes.""Siap bos!"
"Oh, sama jus alpukat ya.
Makasih abang-abang go food.""Anjir."
"Untung sayang."Panggilan dimatikan. Rasanya Aureen tak sabar untuk menunggu nasi gorengnya atau menunggu abang go food nya ya?
---
GILAKKK gue ikutan seneng waktu Aureen bisa dipaksa juga haha!
Dia bandel bgt si huuuuCiee skrg punya abang go food ciee!
KANGEN GA WOIII😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Me?
Short StoryBertanya tentang apa yang terjadi kepada dirinya saat ini. Sia-sia tiada yang mengetahui seluk beluk dari kedatangan seseorang yang entah dari mana itu membuat Aureen nyaman. Tidak berhenti di situ, hari-harinya berbeda dari yang ia jalani dulu. Bi...