"Hahahahaha," Tracy tertawa lepas.
Baru menyadari bahwa ternyata Tracy berbuat usil, Patjo kembali ke meja dengan terdiam. Sesuai dengan tipikal cowok-cowok cool, Patjo memilih untuk diam seribu bahasa ketika emosinya meluap-luap.
"Kocak banget deh reaksi kamu tadi, takut banget ya kalo Ivana kesini," ucap Tracy yang masih tidak bisa berhenti tertawa.
Diam. Patjo hanya terdiam. Dia mengambil sendok dan mulai memakan makanan yang sudah dipesan, sambil menggembungkan pipi. Ternyata masih ada kesamaan diantara dua saudara sepupu itu, ketika marah pipinya menggembung.
Melihat situasi mulai canggung, Tracy berusaha berhenti tertawa dan meledek Patjo. Dia memasang muka memelas yang imut demi meluluhkan hati Patjo. Sebenarnya Patjo masih marah, namun karena rayuan Tracy dan orang-orang di sekitar mulai memperhatikan tingkah laku aneh Tracy, akhirnya Patjo mengalah.
"Astaga!" ucap Patjo sambil menepuk dahinya.
Patjo mengambil ponselnya, lalu mulai membalas chat. "Belom bales chatnya Ivana ya?" tanya Tracy dengan nada berhati-hati, takut jika Patjo marah lagi.
"Gitu deh," jawab Patjo.
"Aku dimaafin kann? Iya kann?" ucap Tracy sambil mendekatkan wajahnya ke arah Patjo.
"Iya deh iya," ucap Patjo pasrah.
---
Keesokan harinya, Pak Devor, walikelas XII IPS 1 memberikan sebuah pengumuman. Dia membawa kertas berisi tabel pilihan mata pelajaran Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Seluruh siswa XII IPS 1 diwajibkan memilih satu dari tiga mata pelajaran pilihan, dan diberi waktu untuk berpikir selama satu minggu.
Sudah menjadi tradisi, setiap sekolah pasti memiliki mata pelajaran primadona, sekaligus juga mata pelajaran paling dihindari ketika dihadapkan dengan Ujian Nasional. Untuk penjurusan IPA, kebanyakan dari mereka memilih Biologi karena mengandalkan hafalan.
Padahal sejak awal anak-anak memilih penjurusan IPA karena tidak suka hafalan yang identik dengan jurusan IPS. Ujung-ujungnya pun mereka memilih untuk mencari aman. Mungkin mereka menerapkan tagline kondom Fiesta, Safety Can be Fun. Sedangkan mata pelajaran yang paling dihindari adalah Fisika, karena memiliki banyak soal hitungan dan susahnya bukan kepalang.
Untuk penjurusan IPS, Sosiologi selalu menjadi ajang pelarian. Mereka menganggap bahwa Sosiologi dekat dengan kehidupan dan lebih mudah jika dibandingkan dengan dua mata pelajaran IPS lainnya. Sedangkan Ekonomi selalu dihindari anak-anak IPS karena memiliki soal hitungan yang susah. Ditambah lagi dalam Ujian Ekonomi juga ada soal-soal akuntansi yang menuntut ketelitian tingkat tinggi. Karena jika salah menghitung dari awal, maka jangan harap hasil akhirnya menemui kebenaran.
Proses menentukan pilihan mata pelajaran UNBK selalu menjadi pemicu galaunya anak-anak kelas XII. Mereka bimbang untuk menentukan, karena jika salah pilih akan berakibat fatal. Memang saat ini nilai UNBK tidak menentukan kelulusan, namun bagi mereka yang ingin masuk ke Perguruan Tinggi Nasional (PTN) sangat ditentukan dari nilai UNBK.
Begitu pula dengan Patjo, sudah lima menit dia terdiam sambil memandangi nasi ayam yang dia pesan. Bahkan Ivana sudah menghabiskan bekal yang dia bawa, Patjo masih saja terdiam. Karena bingung, akhirnya Ivana bertanya.
"Masih bingung?"
Patjo tersadar dari lamunannya, lalu berkata "Iya nih, takut salah pilih."
"Pilih yang kamu suka aja, kan kalo suka belajarnya jadi lebih enak," ucap Ivana.
"Iya sih, tapi aku suka semuanya. Gimana dong?" tanya Patjo.
"Hmm mungkin konsultasi sama papa mama kamu dulu aja, cepetan makan gih," ucap Ivana sambil menyuapkan sesendok nasi ke mulut Patjo.
"Ciee suap-suapan, romantis banget sih kalian. Kapan yak aku bisa kayak gitu.." Tracy tiba-tiba muncul dan duduk di sebelah Ivana.
"Makanya kak, cepetan ditembak si Alvaro. Nanti keduluan sama Agnes loh," ucap Ivana.
"Aduhh.. itu nanti dulu Iv, ada yang lebih penting. Pat..." belum selesai Tracy berbicara, Patjo menyanggah.
"Kamu bingung mau pilih mapel UNBK apa kan? Sama aku juga masih bingung."
"Eh.. kok.. tau?" tanya Tracy dengan mulut menganga lebar.
"Patjo kan emang gitu kak orangnya, emangnya kak Tracy gak ada mapel kesukaan gitu?"
"Hmm aku suka fisika sih, tapi kata walikelasku yang pilih fisika dari tahun ke tahun dikit banget dan nilainya ga pernah diatas 6."
Tiba-tiba bel berbunyi, tanda jam istirahat telah usai. Mereka bertiga kembali ke kelas masing-masing. Begitu sampai di kelas, tampak kebingungan menyelimuti kelas XII IPS 1.
"Aku pilih Ekonomi deh," ucap Mev, salah satu murid paling rajin di kelas.
Sementara itu, anak-anak yang lain masih berdebat satu sama lain. Berbagai alasan dan pertimbangan saling diutarakan, demi menentukan pilihan mata pelajaran yang paling paripurna. Patjo hanya terdiam. Dia menghela napas panjang, lalu maju menuju ke meja panas. Sebuah kertas berisi daftar nama siswa dan kolom untuk menuliskan mata pelajaran pilihan terletak di sana.
"Aku pilih Geografi," ucap Patjo sambil menulis di kertas itu.
"Tunggu Patjo!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Bilang-Bilang
Teen FictionIni rahasia kita aja ya, jangan bilang-bilang.