"A...aku..."
"Apaa?"
"Aku kebelet pipis." Ucap Alvaro sambil berlalu pergi.
"Ihh apaan sih, gak jelas deh."
Tracy terlihat kesal. Dia merasa Alvaro telah merusak momen dan suasana yang hampir membuat jantung Tracy berhenti berdetak. Namun itulah sifat asli Alvaro, suka iseng dan jail. Sudah sangat sering sekali Tracy menjadi korban kejailan Alvaro.
Sekilas Alvaro terlihat seperti cowok kurang ajar. Namun kalian salah jika mempercayai hal itu. Dibalik keisengannya yang kerap kali membuat Tracy kesal, Alvaro adalah cowok yang baik dan sopan. Bahkan dia tetap menggunakan panggilan "Kak" ketika memanggil Patjo, padahal secara postur jelas Alvaro lebih tinggi daripada Patjo. Ketika banyak adik kelas yang tidak menggunakan panggilan "Kak" ketika memanggil Patjo, Alvaro tetap menggunakannya.
---
Tracy berlari menuju ke lantai 3 sekolahnya, tempatnya kelas-kelas XII IPS berada. Tracy berlari ngos-ngosan dan hampir dianggap orang gila oleh orang-orang yang dilaluinya. Tanpa permisi terlebih dahulu, Tracy masuk ke ruang kelas XII IPS1, kelasnya Patjo. Tracy tidak menyadari bahwa disana masih ada Pak Devor, guru matematika.
"Waduh selingkuhan datang nih." Ucap Pak Devor.
"Apaan sih pak, dia ini sepupu saya." Ucap Patjo.
"Sepupu apa sepupuu."
"Serius pak, sepupu ini. Sumpah demi Neptunus."
"Hahaha, yaudah saya pergi dulu."
Ketika Pak Devor sudah meninggalkan ruangan, Patjo kembali berbicara dengan Tracy.
"Ada apa nih?"
"Aku mau curhatt."
"Aduh, jangan sekarang deh. Nanti malam aja gimana? Lewat chat gitu."
"Gak mau Patt, maunya ngomong langsung. Sekarang aja yaah, pleasee.."
"Kamu tega Ivana jadi janda pas jam istirahat? Ini waktunya aku ngapel tau." Ucap Patjo sambil berlalu pergi.
Patjo berjalan menuju ke kantin, diikuti oleh Tracy yang setia mengekor daritadi. Segala bujuk rayu dikeluarkan oleh Tracy demi Patjo supaya mendengarkan curahan isi hatinya. Di tengah-tengah kantin, mereka bertemu Alvaro.
"Eh Alvaro, liat Ivana gak?" tanya Patjo.
"Liat kak, dia ada di depan kelasnya." Jawab Alvaro.
"Oh oke, makasih ya. Kamu dicariin Tracy tuh, aku duluan ya." Ucap Patjo sambil berlalu pergi, meninggalkan Alvaro dan Tracy yang masih kebingungan.
"Baru juga semalem udah nyariin aja. Kangen ya?" tanya Alvaro berusaha menggoda Tracy.
"Apaan sih, siapa juga yang kangen."
Tiba-tiba ada segerombolan cowok kelas XII lewat sambil berteriak. "WAHH ADA YANG DEKETIN BERONDONG NIH." Seketika itu juga seisi kantin menoleh ke arah mereka. Tracy menjadi sangat malu.
"Apaan sih, siapa juga yang deketin cowok nyebelin kayak dia."
"Nyebelin apa ngangenin?"
Alvaro terus berusaha menggoda Tracy. Tak lama kemudian, Agnes, teman sekelas Alvaro, datang menghampiri mereka.
"Aduh aduh, ada yang lagi godain kakak kelas nih."
"Apaan sih, gangguin orang aja kamu ini."
"Eh Alvaro, kamu dicariin walikelas kita tuh di ruang guru."

KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Bilang-Bilang
Roman pour AdolescentsIni rahasia kita aja ya, jangan bilang-bilang.