Bab 3

24 2 0
                                    

NAFEESHA

"Ayoooo Feeee!"

"Ih, yang lain deh."

"Nggak!"

Ck, malesin deh kalau Nesha udah begini. Minta di temenin ke kelas sebelah, kelasnya anak pintar berada. Aku menggelengkan kepala, pasti anak kelas lain masuk aja langsung di liatin gitu, apalagi di sana kan sarangnya anak hitz gitu. Bikin sakit mata kalau liat mereka tuh.

Bukan iri, pakaiannya itu loh, nggak cocok di sebut pelajar.

Yaudah lah, bodoamat, hidup mereka juga.

"Kan lumayan lo bisa ketemu kembaran lo."

Pasti yang dia maksud si Kafeel nih, asal ceplos aja emang nih anak satu.

Ah, iya, btw yang aku tahu Kafeel anak unggulan, pintar atau tidaknya aku belum tahu. Katanya sih kalau dia tidak sibuk sama ekskulnya, dia pasti pintar, katanya gitu.

KATANYA YA.

"Nolak bisulan tujuh nggak ilang."

Mau jawab juga udah terlanjur di tarik tangan aku. Sumpah, ini tuh kelas aku lagi free class di detik-detik terakhir mau bel bunyi pulang sekolah. Lagian sok tahu banget emang si Nesha, belum tentu kelas unggulan ada jam kosongnya.

"Eh, Ris, ada guru gak?" Aku berdiri di belakang Nesha.

Nesha menoleh ke belakang. "Ikut masuk nggak? Gak ada guru nih."

Tumben. Biasanya kelas mereka kan gurunya rajin banget dateng.

"Gak ah. Buruan lo, kelamaan gue tinggal," kataku sembari mendelik ke Nesha, dan dia malah nyengir. Ngeselin kan.

Aku menatap Nesha yang sudah masuk ke kelas itu, sekarang aku sendirian.

Iya, bingung mau ngapain.

Padahal Nesha baru masuk, tapi berasa lama banget, sumpah deh!

"Cari siapa?"

Aduh, aduh, tuh kan, tuh kan. Gimana iniiii, kenapa mendadak jadi gugup gini, kenapa grogi, kenapa deg-degan, kenapa panik Feeeeee.

Aku perlahan menoleh menemukan Kafeel yang datang membawa beberapa makanan di tangan kirinya ada baso goreng dan di tangan kanannya ada dua lontong, sekaligus di mulutnya ada permen batangan.

"Mau?"

Kan, jadi ke gap ngeliatin makanannya.

"Eh, Fee," sapa temannya Nesha, baguslah mereka sudah keluar kelas.

Sepertinya aku merasa Kafeel tetap memperhatikan aku, apa aku yang geer?

"Tadi mau nyari siapa?"

Oke, akhirnya aku menatap wajahnya lagi lalu menunjuk Nesha. Aku nggak tahu apa yang lucu, tapi tiba-tiba Kafeel tertawa. Apa sih yang lucu? Nesha juga jadi ikut-ikutan ketawa.

"Yang jelas mereka nyariin gue, bukan nyariin lo Fee bolot."

Hampir saja tawaku lepas mendengar ucapan temannya Nesha. Tapi begitu di tatap balik sama Kafeel tawaku langsung padam seketika.

"Lo lemot."

"Bacot deh Fee."

Nesha mengamit lenganku. "Yo, Fee. Eh, Nin makasih ya!"

Begitu kami berbalik badan, hampir saja aku jantungan karena tiba-tiba Kafeel berdiri di depanku. Di depanku kawan-kawan! Secara dadakan! Gila.

"Mmm, buat lo."

BiagioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang