Bab 12

13 2 0
                                    

KAFEEL.

Hari Kedua MOS, harinya di mulai di suruh bawa-bawa perlengkapan yang harus mecahin dulu teka-tekinya, dan harus memakai segala atribut aneh.

Nah, kayak sekarang, make pita warna bendera sama warna gugus di lengam kiri dan kanan, pakai nametag yang gedenya bikin geleng-geleng kepala di situ juga ada nama lengkap sama panggilan, gugus berapa, motto hidup dan ada foto orangnya. Bedanya cowok sama cewek itu, kalau yang cowok make topi dari bola yang udah di potong dan di kasih tali rapia, biar kalau jatuh jadinya ngegantung. Buat cewek, yang nggak make kerudung, rambutnya di iket kuncir dua terus make kalung dari tali rapia yang udah ada hiasan bungkus permen nano-nano, dan buat yang make kerudung cuman di suruh pake kalung itu.

Untung aja kaos kakinya nggak di suruh beda warna.

Setelah ada razia dadakan, di lanjut semburan amarah sang kakak kelas, akhirnya kami bisa istirahat juga.

Sebenarnya dari MOS kali ini nggak ada yang seru-seru amat, jujur gamesnya juga garing abis. Yang seru emang pas bagian kakak kelasnya pada ngomel-ngomel.

Dan yang serunya lagi ngeliat wajah cewek itu biasa-biasa aja walau lagi di omelin.

Sekarang gue tahu namanya, Fee, sama kayak gue. Banyak yang nyadar saat lihat nama panggilan gue sama Nafeesha, biasanya pas lihat si Reyn pasti ngomong, "OMG nama kalian lucu bangeeeet, bisa sama gitu, gila gila ini tuh harus di abadikan."

Iya, alay abis.

Tapi, Nafeesha bahkan nggak nengok. Gila ya, cueknya bikin gue istigfar terus.

"Coba cari dulu."

Gue ngeliat ke Fee, maksudnya ke Nafeesha, ah yaudah lah gue panggil Fee aja dia juga nggak tahu ini. Kayaknya teman sebangkunya lagi kehilangan sesuatu.

"Kenapa lu?" tanya Ilham ke Reyn.

Reyn duduk di kursinya. "Uang gue ilang, Ham."

"Nggak ada duit lagi?" Reyn geleng-geleng kepala. Kayaknya emang hilangnya lumayan gede.

Tadinya mau gue pinjemin aja duit jajan gue, lagian gue juga bawa bekal, itung-itung ngirit bentar. Tapi... Fee.

"Pulangnya lo naik ojek online aja nanti bayar di rumah." Reyn ngangguk, dan Fee ngomong lagi. "Nih bekel gue kebanyakan, makan berdua aja, Rey."

Gitu kata Fee. Dia, dia baik banget. Ketika cewek yang lain sibuk nyari dan ikutan panik, bahkan ada juga yang cuman ngusap-ngusap punggungnya bilang sabar.

Tapi kalau si Fee, setelah dia bantu cari dan nggak ketemu, dia justru nawarin bekelnya langsung.

Gue sebagai cowok jadi pengen duitnya ilang juga.

Hah, kaga deh bohong.

Entah kenapa gue jadi ikut senyum pas lihat Fee senyum juga bilang, "nggak pa-pa makan barengan aja, kalau haus ambil aja minuman gue."

Belakangan ini gue emang suka merhatiin dia. Mulai dari pagi-pagi masuk pasti telinganya udah ada earphone terpasang sempurna terus main HP sampai bel masuk terus ngumpulin HP. Kebiasannya yang lain, dia suka nopang dagu, dan kalau istirahat lebih suka bawa bekel dan diem di kelas daripada ke kantin.

BiagioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang