Bab 15

14 3 0
                                    

NAFEESHA

"EDAN! EDAN! INI DIA DUA COUPLE KELAS KITAAAA!"

Hah?

Apaan sih.

Aku baru masuk kelas sama Kafeel tapi malah dapet sambutan yang... heboh banget. Biasanya juga mereka bodoamat.

"FEE YA, MASIH PAGI UDAH BUCIN!"

"Siapa yang bucin?" Tanya Kafeel.

Nesha menunjuk Fathan yang lagi nulis di papan tulis. "Kata Fathan. Kata dia kemarin lo berdua jalan."

"Lo ya Fee, kemarin bilangnya ke gramed, taunya jalan sama Fee," ucap Nesha.

Sekarang yang lain jadi ikut nyorakin. Aku menatap Kafeel, dia juga menatapku.

Apa-apaan kondisi ini?

Pandanganku teralih ke papan tulis dimana ada tulisan,

AA FEE CINTA MATI SAMA FEE

LOPE LOPE FOREVER

"Fathaaaan hapusss ih!"

"GE."

"Ish!" Aku ke meja guru untuk mengambil penghapus papan tulis, namun Fathan si idiot itu udah lebih gesit ngambil penghapusnya.

Satu-satunya cara aku harus ke papan tulis ngapus sendiri pake tangan. Emang ya, gila ini mah anak-anak kelasan bukannya bantuin aku sama Kafeel, malah apa coba? VIDEOIN!

Si Nesha juga! Malah sibuk ketawa nggak jelas. Seneng banget emang sih liat sahabatnya menderita gini.

"Heh, sampe hapus gue coret nih muka lo!"

"Coret aja!"

Aku masih berusaha menghapus tulisan itu walau tiap aku hapus pasti si kutu kupret itu nulis lagi, sesekali dia juga berhasil nyoret tanganku.

"Fee eh, gue coret nih muka lo!"

Gila, beneran dong. Dia mulai ngarahin spidolnya ke wajahku. Saat aku menoleh, bertepatan itu aku di tarik ke belakang punggung seseorang.

"WOOOO!"

"ANJAY! ANJAY!"

"Oh My God, INI SWEET BEGETE!"

Kelas heboh banget.

Sama, jantungku juga heboh.

Pertama kalinya Fee megang tanganku.

"Fee?" Panggilku mengintip dari belakang punggung Kafeel yang tegap itu.

Fathan ketawa, bahkan dia langsung hapus tulisannya. "Iya, Fee, iya, nih di hapus."

Kenapa sama Fee? Kenapa Fathan jadi nurut?

Aku berusaha melepas genggaman Fee lalu berdiri di depannya.

Oh... tidak.

Wajah Fee kecoret, dari pipi sampai hidungnya ada coretan spidol.

"Ada apa ini ribut-ribut? Ayo duduk di meja kalian!"

Ah, sudah ada guru Biologi. Aku segera menaruh tasku dan mengambil alat tulis serta buku Biologi dan pindah ke sebelah Fee.

Kenapa jadi gugup banget, ya? Mencekammm.

Oh, iya, aku kan ada tissue basah. Kalau nggak salah aku taro di saku rok deh.

Nah, beruntung banget ada.

"Fee... bersihin dulu."

Kafeel cuman melirik ke arahku doang.

Masa dia marah?

BiagioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang