"Ailen nanti kamu pulang sama Aksa ya" ucap Sekar saat Ailen hendak turun dari mobil.
"emang mami mau kemana?"Seenaknya saja ibu tirinya itu menyuruh pulang dengan Aksa. Mentang-mentang Sekar dan Shafa berteman baik.
"hari ini mami sama daddy kan mau kondangan keluar kota"
"terus Albino?" tanyanya lagi
"udah pokoknya kamu balik sama Aksa ya" Sekar mendorong bahu Ailen pelan agar anak itu segera keluar dari mobil dan masuk ke sekolah.
"Keluar deh tuh jiwa ibu tirinya" gumam Ailen pelan agar Maminya tidak bisa mendengar apa yang gadis itu katakan
seketika tatapan siswa siswi SMA Dirgantara langsung mengarah pada sosok yang baru saja memasuki gerbang sekolah itu, siapa lagi kalau bukan Ailen. Ailen yang sudah mulai risih karena terus terusan dipandangi pun akhirnya mempercepat langkahnya agar cepat sampai di kelas
"Halo Alien"
"anjir kaget gue" ucap Ailen seraya memegangi dadanya yang berdetak lebih cepat karena terkejut melihat seseorang didepannya
"kenapa sih lari lari? dikejar setan lo?" tanya Aksa sambil melihat kebelakang Ailen
"setannya udah didepan gue sekarang" jawab Ailen sambil memutar bola matanya
"HEY " Ailen dan Aksa menoleh secara bersamaan kearah suara tersebut
"HEY TAYO HEY TAYO" lanjutnya sambil tertawa terbahak bahak sedangkan Ailen sudah menatap Arya dengan tajam
"duh Ailen jangan natap gue kaya gitu dong, jadi grogi nih" Arya menggaruk tengkuknya
"najis sumpah muka lo" Aksa terbahak bahak melihat ekspresi Arya
Ailen kembali melanjutkan langkahnya yang tadi sempat terhenti karena dua cowok tidak jelas itu
"Len ada surat buat lo" teman kelasnya menyodorkan surat dengan amplop berwarna biru muda untuknya
"Aelah masih jaman ya emang surat-suratan gini, primitif tu orang" cibir Ailen sambil menerima ulungan amplop tersebut
"Dari siapa Len?" Vina melongok ikut membaca surat tersebut
"Tau nih ngga ada namanya" Ia memasukan lagi surat tersebut kedalam amplop lalu menyelipkannya di loker meja, baru kali ini ia menerima surat biasanya para pengagum Ailen akan menerornya lewat line ataupun instagram
Pelajaran sejarah pun dimulai bak kelas mendongeng, pak Supri guru yang mengajar hanya berceloteh sendiri dan tidak memperdulikan muridnya. Ada yang mendengarkan walaupun hanya 1 atau 2 siswa, sisanya? Ada yang tidur dikursi, atau menggelar karpet dibelakang kelas dan tidur disana, ada juga yang izin ke toilet namun tidak kembali ke kelas. Dan orang itu adalah Ailen beserta kedua temannya
Mereka bertiga sudah duduk manis dikantin dengan mangkuk berisi bakso didepannya, padahal jam baru menunjukan pukul 8 pagi tetapi mereka sudah mengisi perut untuk yang kedua kali setelah sarapan dirumah
"Habis ini bikin tiktok kuy" ajak Nindi sambil scroll-scroll handphonenya
"Males ah nggak suka yang begituan" elak Ailen, ia memang tidak suka dengan hal yang narsis. Julukannya saja Alien galak sudah tentu jika wajahnya sangat tidak cocok untuk tampil didalam aplikasi tersebut apalagi berjoget-joget manja seperti kebanyakan orang
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Inilah Aksara, yang tetap bisa tertawa bahkan saat dalam kondisi yang buruk. Akting nya sudah terlalu bagus untuk disebut sebuah akting. "Apa dengan gue pergi bisa bikin lo bahagia?" Seorang cowok menatap sendu gadis didepan...