DUA

93 6 2
                                    

Aksa berjalan santai menyusuri koridor lantai 2 dimana kelasnya berada sambil membalas sapaan dari orang orang disekitarnya

"Astaghfirullah" teriaknya saat tiba tiba ia ditubruk oleh 3 orang cowok didepannya

"bisa nyebut lo?" tanya salah satu cowok tadi dengan nada mengejek

"eh sembarangan aja, gue tuh selalu nyebut dalam apapun kondisinya" elaknya

"nyebut nama nama binatang sih gue percaya" lalu mereka semua tertawa dan berjalan beriringan menuju kelas mereka

"bolos yuk" ajak Aksa sebelum memasuki kelas

"baru aja sampe udah ngajak bolos ni anak" Devan menggeplak lengan Aksa

"yaelah nanti kita kita cabut juga lo ngikut" balas Raffa dan Devan hanya cengengesan

"gue udah nyium bau bau nya bu Siti nih ayo buruan cabut" ajak Aksa sambil mengendus endus

"Bu Siti otw beneran anjir" heboh Arya sambil melihat kearah lapangan dan mereka semua langsung berlari dan turun lagi ke lantai 1

"ayo jangan sampe dia liat kita" ucap aksa sambil menunjuk bu Siti yang semakin mendekat, belum sempat mereka semua lari bu Siti sudah berteriak

"KALIAN PASTI MAU BOLOS KAN?" tepat seperti dugaan mereka

"bu Siti suudzon mulu sih" elak Arya sedangkan Aksa sedang menghitung sesuatu

"satu, dua, tiga"

"LARI!!" Teriaknya heboh dan ketiga temannya langsung ikut berlari

"DASAR ANAK KURANG AJAR KALIAN" teriak Bu Siti kesal sedangkan keempat cowok tadi sudah cekikikan sambil terus berlari dan keluar gerbang 5 detik sebelum gerbang itu ditutup

"Buk kayak biasa ya 4 yang bayar Aksa" teriak Arya ketika memasuki sebuah warung di belakang sekolah itu

Aksa mendelik kesal "enak aja lo ngomong"

"Ada gosip baru nih" ucap Devan heboh memperlihatkan ponselnya

"Apaan?"

"Ailen habis ditembak lagi"

"Mati nggak tuh?"

"Bego" Raffa menyentil dahi Aksa

"Siapa emang yang nembak?" Tanya Arya penasaran

"Bima anak ipa"

"Alah ngga kaget sih gue tiap hari denger begituan" Aksa mulai menyuapkan nasi ke mulutnya

🐾🐾🐾🐾

Kini Ailen dan kedua temannya sudah nangkring di perpustakaan dengan setumpuk buku tebal diatas meja, jika tebakan kalian mereka sedang belajar itu salah besar

"Sebel banget, gue kira cuma suruh nulisin beberapa buku eh nggak taunya semua" celoteh Nindi dengan tangan yang sudah memerah karena sedari tadi memegang bolpoin

"Udah diem, lanjutin noh masih banyak" Ailen menunjuk rak buku tinggi yang penuh dengan buku

"Bolos sih bolos tapi nggak gini juga kali" kini Vina mulai merenggangkan ototnya

"Iya tau gitu tadi gue nggak mau ditawarin kek begini" Ailen juga ikut mengeluh

Mereka bertiga tadi berniat  bolos pelajaran namun mereka mendapat tawaran dari penjaga perpustakaan untuk menulis nomor buku diperpustakaan, menurut mereka itu adalah cara yang tepat agar bisa bolos pelajaran tanpa memakan banyak alasan. Tapi sekarang mereka menyesal telah menerima tawaran itu.

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang