Apa Gunanya Balikan?

169 8 0
                                    

Najis

Nggak lagi

Nggak akan pernah.

"Lo nggak berubah," hanya kata itu yang terucap oleh Sara.

Memang Ardit tak pernah berubah, putus dengan Sara bukannya membuat dia sadar akan dosa malah membuatnya semakin menjadi. Sikap posesif dan egois.

"Gue emang nggak berubah, Sar. Kalo gue berubah, lo pasti menjauh,"

    ...

"Yang bersih dong ngepelnya," ucap Altaf.

Menyebalkan, hari yang menyebalkan.

Sudah direndahkan mantan sendiri, dihukum sebulan, dihukum orang tua pula. Sungguh hari yang sangat buruk.

Altaf juga begitu, ia sebal pada dirinya sendiri. Jika saja dia tidak mengajak Sara membolos pada timing yang salah, Sara tidak akan kelelahan mengepel musholla.

"Sini gue aja yang ngepel,"

"Yaudah,"

Selamanya Sara akan nyaman dengan sifatnya. Yang selalu menikmati keadaan. Dalam keadaan sebal pun dia masih bisa memanfaatkan orang lain. Beruntunglah kalian tidak mempunyai teman seperti dirinya.

Acara kerja bakti sukarela membersihkan musholla telah usai.
Kini mereka berdua sedang makan di restoran depan sekolah.

"Sar, pinjen hape dong."

"Tuh," ucapnya dengan menujuk pojokan meja dengan kentang goreng.

*ckrek*

"Sejak kapan lo alay, Taf?"

"Nggak kok, gue cuma bikinin wallpaper buat calon pacar,"

Ucap Altaf sambil menunjukan wallpaper dan lockscreen hape Sara yang telah diubah menjadi fotonya.

"Apa gunanya coba?"

"Karena gue udah pasang foto lu juga dari dulu,"

Sambil menunjukan hapenya pada Sara.

Sara tak tahu harus bagaimana, mau marah tapi dia tersentuh, mau baper tapi dia ragu.

Ini namanya baper yang dipaksakan !

BalikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang